Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dengan Keyakinan, Ikrar, dan Praktik Nyata


“Pada tanggal 1 Januari, saya berkesempatan untuk hadir dalam peringatan ulang tahun Da Ai TV yang ke-25 sekaligus peresmian Aula Jing Si Guandu. Saat memperkenalkan rancangan air mancur kepada Master, Kakak Zhu-qi menyebut 20 kesulitan dalam kehidupan. Saat mendengar tentang 20 kesulitan dalam kehidupan, saya secara alami memikirkan kesulitan apa saja yang saya hadapi dalam 60 tahun kehidupan saya dan dua hingga tiga tahun berlangsungnya pandemi,”
kata Wu Qiu-feng Kepala departemen keperawatan.

“Jadi, setelah pulang ke rumah, saya mencari tahu tentang 20 kesulitan ini dari ceramah Master dan memahami bahwa asalkan bersungguh hati, kita bisa mengatasi segala kesulitan. Apa artinya? Menurut saya, itu berarti memikul tanggung jawab dengan berani. Selain kesungguhan hati, yang tak kalah penting ialah praktik nyata dan tekad pelatihan yang teguh,” kata Wu Qiu-feng melanjutkan.

“Tahun lalu, menghadapi begitu banyak kasus positif Covid-19, kami bersungguh hati memikul tanggung jawab dan bekerja sama dengan harmonis. Pada pukul 19.55 tanggal 25 Desember tahun lalu, Kepala RS mengirimkan pesan kepada saya dan bertanya apakah kami bisa menambahkan empat ranjang di bangsal khusus keesokan harinya,” cerita Wu Qiu-feng.

“Beberapa waktu lalu, pandemi agak mereda. Kami selalu menyesuaikan jumlah ranjang sesuai kebutuhan pasien di bangsal khusus. Saat itu, di antara pasien yang menunggu di UGD, ada tiga yang berusia di atas 80 tahun dan salah satunya berusia 90-an tahun. Selain itu, juga ada dua pasien lain yang masing-masing berusia 70 dan 62 tahun,” lanjut Wu Qiu-feng.

“Kami masih ingat bahwa beberapa hari itu, cuaca sangat dingin. Melihat para pasien lansia menunggu di UGD di tengah cuaca yang begitu dingin, saya merasa tidak tega. Saya juga tidak tega melihat rekan kami begitu bekerja keras sehingga melakukan penyesuaian dengan menambahkan satu orang di Bangsal 10A,” jelasnya.

“Pada sif malam waktu itu, saya berkata kepada kepala perawat yang bertugas, ‘Diskusikanlah dengan rekan-rekan lain. Saya tidak memaksa. Berhubung telah ditambahkan satu orang, bisakah kita menerima pasien yang masih menunggu? Hanya satu atau dua pasien pun tidak masalah.’ Kemudian, mereka menerima empat pasien. Saat itu, saya sangat tersentuh dan terhibur. Rekan-rekan saya memiliki rasa empati dan tidak tega membiarkan para pasien lansia menunggu di tengah cuaca yang begitu dingin. Karena itu, saya sangat berterima kasih pada mereka,” pungkas Wu Qiu-feng.


Terima kasih. Kalian telah melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.

Para dokter kita menyelamatkan pasien bagai Tabib Agung dan para perawat kita merawat pasien bagai Bodhisatwa. Para dokter harus memberikan pertolongan darurat, sedangkan para perawat harus merawat pasien sepanjang hari. Jadi, di balik para dokter yang menyelamatkan pasien, ada sekelompok perawat yang senantiasa merawat pasien.

Selain dokter dan perawat, juga ada apoteker. Intinya, semua departemen rumah sakit harus bekerja sama dengan harmonis, termasuk para petugas kebersihan. Tanpa mereka, bagaimana kebersihan rumah sakit bisa terjaga? Mereka mengelap anak tangga demi anak tangga. Adakalanya, saat naik atau turun tangga dan melihat mereka, saya sangat bersyukur pada mereka.

Kita hendaknya bersyukur kepada setiap bagian dalam rumah sakit kita. Dalam setiap langkah kita di tangga, kita juga harus bersyukur. Inilah keindahan dari ketulusan. Dengan mempraktikkan kebenaran dan kebajikan, barulah kita bisa menciptakan kehidupan yang indah dan bernilai.

Dalam perjalanan saya kali ini, saya terus mengulang beberapa kalimat ini. Jika bisa mempraktikkannya, kita bisa mengembangkan nilai kehidupan. Demikianlah kehidupan yang paling bernilai. Mempraktikkan kebenaran, menggenggam waktu untuk bersumbangsih, selamanya membawa manfaat bagi sesama, bukankah ini kehidupan yang paling indah? Terlebih, kita juga harus menjaga tekad dan menjalankan ajaran agar jalan kita menjadi sangat lapang.

Setiap hari, saya berkata pada diri sendiri bahwa dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran, jalan saya akan menjadi sangat lapang. Mengenai menjaga tekad, sebagai seorang monastik, tekad saya ialah berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Inilah tekad saya. Setiap hari, saya berkata pada diri sendiri bahwa dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran, jalan saya akan menjadi sangat lapang.


Selama puluhan tahun menapaki jalan ini, saya dipenuhi sukacita dalam Dharma karena saya telah mempraktikkan Dharma tanpa menyimpang sedikit pun. Jadi, kini, saat menginventarisasi diri sendiri, saya merasa sangat tenang dan memuji diri sendiri karena tidak pernah menyimpang. Saya berharap semua orang dapat melakukan hal yang sama. Karena itulah, saya memberi tahu kalian bahwa dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran, jalan kita akan menjadi sangat lapang.

Saya berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk, sedangkan para dokter dan perawat berjuang demi melindungi kehidupan dan kesehatan. Ini juga merupakan tekad. Para dokter menjaga dan menjalankan tekad mereka. Tenaga medis sangatlah berharga karena manusia pasti bisa jatuh sakit dan orang yang sudah lansia atau jatuh sakit harus mengandalkan mereka. Jadi, para tenaga medis mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan kehidupan.

Orang yang jatuh sakit membutuhkan obat dan orang yang diliputi noda batin membutuhkan Dharma. Kita harus berbagi Dharma dengan orang-orang sesuai kapasitas masing-masing. Kita juga harus lebih bersungguh hati untuk memahami dan membimbing mereka. Jadi, Dharma adalah obat batin. Para dokter dan perawat mengobati penyakit fisik. Namun, kini saya makin merasa bahwa para tenaga medis harus memperoleh keyakinan dari pasien.


Saat kalian menjangkau dan memperhatikan pasien dengan penuh cinta kasih, pasien pasti akan yakin pada kalian. Dalam keyakinan itu juga terdapat cinta kasih. Saat pasien yakin pada kalian dan merasa bahwa kalian memiliki jalinan jodoh dengan mereka, mereka juga akan mengasihi kalian. Karena yakin pada saya, kalian bersedia melakukan apa yang saya katakan. Ini disebut keyakinan, ikrar, dan praktik nyata. Berusaha untuk memperoleh keyakinan orang lain hingga mereka bersedia untuk menuju arah yang sama dengan kita, ini sangatlah penting.

Saya berharap para dokter dan perawat dapat memahami isi hati saya. Kita dapat mengembangkan nilai kehidupan lewat pekerjaan, terlebih para dokter dan perawat yang bertugas melindungi kehidupan dan kesehatan pasien. Agar saya bisa merasa tenang, saya sungguh berharap para tenaga medis dapat melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Untuk melindungi orang lain, kita harus melindungi diri sendiri terlebih dahulu.

Pandemi Covid-19 belum berlalu. Kepala RS dan para kepala departemen kita harus melindungi para staf kita. Kita harus melindungi diri sendiri dan orang lain. Dengan melindungi orang lain, diri sendiri juga akan aman dan selamat. Saat ini, pandemi Covid-19 masih membuat masyarakat sangat cemas dan gelisah. Untuk menenangkan hati orang-orang, para dokter kita harus terus melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Terima kasih.   

Melihat ketulusan, keindahan, dan kebajikan tenaga medis
Bersatu hati membawa manfaat bagi orang banyak dan mengembangkan nilai kehidupan
Memperoleh sukacita dalam Dharma dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran
Melindungi kehidupan dengan keyakinan, ikrar, dan praktik nyata      
                         
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Januari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 08 Januari 2023
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -