Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan
“Saya sangat mengasihi Master. Ketika bertemu dengan Master, saya pun menjadi bersemangat. Kini, kedua kaki saya sudah lemah. Jadi, saya hanya melakukan kegiatan daur ulang, melayani di meja informasi, dan mengikuti pelayanan doa. Itu saja,” kata Cai Kuan relawan Tzu Chi
Anda sangat luar biasa, bisa melayani di meja informasi.
“Seperti yang dikatakan Master, kita harus keluar dan menunjukkan kepada orang-orang bahwa kita baik-baik saja. Sebagian orang yang melihat saya berkata, ‘Saya ingin memotret Anda dan menunjukkan kepada ibu dan ayah saya bahwa seorang nenek yang berusia 104 tahun pun masih mampu menjadi relawan.’ Jadi, saya hanya duduk di sana dan orang-orang memotret saya,” lanjut Cai Kuan relawan Tzu Chi.
“Beliau seperti titik kunjungan wajib,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
Anda memiliki citra diri yang positif. Anda bagaikan permata. Anda telah menitipkan usia 50 tahun kepada saya. Jadi, kini Anda baru berusia 54 tahun.
“Master sungguh sangat mengasihi saya,” pungkas Cai Kuan relawan Tzu Chi.
“Setelah Tahun Baru Imlek, Anda akan berusia 55 tahun. Usia Anda tidak jauh berbeda dengan usia Tzu Chi,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
Kehidupan juga dipenuhi kebahagiaan. Namun, yang membuat kita bahagia bukanlah berapa usia kita, yang terpenting ialah apakah kita sudah bersumbangsih bagi masyarakat. Inilah yang terpenting.
Belakangan ini, saya sering mengulas tentang nilai kehidupan. Mari kita menginventarisasi kehidupan kita masing-masing. Waktu di dunia ini sungguh sangat berharga. Kehidupan yang bernilai terletak pada apakah kita telah membantu orang lain, menjadi teladan bagi dunia, ataupun membimbing orang-orang ke jalan yang benar.
Saya merasa kalian semua telah memiliki kehidupan yang bernilai. Contohnya, anggota komite kita, apa yang hendak mereka galang? Mereka menggalang hati dan cinta kasih. Buddha datang ke dunia dengan tujuan untuk membimbing semua makhluk. Kata "membimbing" dengan "menggalang" memiliki makna yang sama, yaitu membentangkan cinta kasih dan membawa orang-orang ke arah yang benar.
“Untuk menggalang hati dan cinta kasih demi pengadaan vaksin, tim relawan di Changhua memanfaatkan keterampilan memasak mereka untuk membuat beraneka ragam makanan vegetaris. Kami hendak menghimpun cinta kasih agar lebih banyak orang tahu bahwa donasi dari semua orang digunakan untuk pengadaan vaksin oleh Tzu Chi. Master berkata bahwa 500 orang bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara Berlengan dan Bermata Seribu,” kata Chen Su-xiang relawan Tzu Chi.
“Sumbangsih yang berlandaskan cinta kasih tidak memandang berapa jumlahnya. Kita bisa mendonasikan baik ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, maupun jutaan dolar NT. Itu semua demi menggalang cinta kasih dari semua orang. Kami mengajak keluarga, kerabat, teman, dan teman sekolah untuk turut berdonasi sehingga satu demi satu Bodhisatwa Avalokitesvara terus bermunculan. Jadi, kami telah menggalang 14 Bodhisatwa Avalokitesvara. Berkat kegiatan penggalangan hati dan cinta kasih ini, kami dapat makin akrab. Semangat bekerja sama dengan harmonis ini, murid-murid di Changhua telah mewujudkannya,” pungkasnya.
Kita sedang membahas tentang penggalangan dana demi pengadaan vaksin di tengah pandemi ini. Namun, yang lebih penting ialah kita perlu melindungi tubuh dan pikiran kita dengan baik. Selain itu, kita juga harus melindungi Bumi agar manusia dan alam dapat hidup berdampingan dengan harmonis.
Saat ini, banyak hal yang terjadi di dunia ini, seperti pandemi, perubahan iklim, dan berbagai ulah manusia. Jadi, ada begitu banyak kekuatan karma buruk yang merupakan karma buruk kolektif semua makhluk. Pernahkah kalian mendengar hal ini sebelumnya?
Saya sering mengulas tentang karma buruk kolektif semua makhluk. Semua makhluk mencakup manusia, hewan, dan semua makhluk bernyawa. Inilah yang disebut semua makhluk. Untuk meredam karma buruk kolektif ini, saya sering berpesan tentang pelajaran besar, yaitu menerapkan pola makan vegetaris. Hanya itulah satu-satunya cara, tidak ada cara lain.
Saat ini, varian baru Covid-19 terus muncul. Jadi, pandemi ini masih akan terus ada dalam beberapa waktu. Karena itu, kita perlu melatih diri dalam keseharian agar dapat hidup sehat, aman, dan tenteram. Kita perlu mengingatkan kembali masyarakat tentang pola hidup dan prinsip kebenaran.
Jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia terus meningkat, ditambah pula ketidakselarasan empat unsur alam dan perubahan Iklim. Dapatkah manusia hidup aman dan tenang dengan kondisi empat unsur alam yang tidak selaras dan lingkungan yang dipenuhi virus? Kita harus memahami hal ini dengan jelas. Inilah pelajaran besar yang dapat kita petik saat ini.
Mari kita sama-sama berusaha untuk meredam pandemi ini. Yang terpenting ialah melindungi dan membebaskan kehidupan, barulah kita dapat menjaga tubuh kita tetap sehat. Inilah yang harus kita lakukan saat ini.
Mendengar kalian membahas bagaimana kalian menggalang dana demi pengadaan vaksin, saya hendak berterima kasih kepada kalian. Saya sangat berterima kasih atas kesungguhan hati kalian. Namun, kita tidak boleh lupa untuk menyosialisasikan kebersihan diri dan lingkungan.
Pandemi bagaikan musuh yang menyerang kota benteng. Karena itu, kita harus menjadi bagai prajurit yang berani untuk memerangi pandemi ini. Kita harus memahami bahwa ajaran Buddha dapat membimbing kita untuk menjadi penuh welas asih dan berani. Bagaimana kita mempraktikkan kebijaksanaan dengan penuh welas asih? Kita harus menumbuhkan welas asih dan kebijaksanaan sekaligus.
Sebelum melakukan kunjungan, saya telah berpesan kepada semua insan Tzu Chi untuk beraktivitas seperti sediakala. Namun, kita tetap menjaga ketenteraman masyarakat dengan kebijaksanaan dan menaati protokol kesehatan. Saya sering kali mengingatkan kalian semua untuk berhenti, mendengarkan, dan melihat. Untuk saat ini, mari kita menghindari kerumunan meski harus menjalankan aktivitas seperti sediakala.
Menghindari kerumunan artinya mengurangi rapat ataupun kegiatan bersama. Jika hendak mengadakan pertemuan, batasilah jumlah peserta dan tetap menjaga jarak fisik. Bukan berarti kita tidak melakukan aktivitas sama sekali. Kita tetap dapat beraktivitas asalkan kita menaati protokol kesehatan. Mari kita bersatu untuk menyosialisasikan vegetarisme karena itulah obat mujarab bagi pandemi ini.
Menerapkan pola makan vegetaris berarti tidak membunuh hewan. Kita harus tahu bahwa penyakit masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang kita makan. Makanan yang terbuat dari daging hewan kemungkinan besar menjadi sumber virus. Alam telah menyediakan tanaman pangan bagi kita sehingga kita dapat hidup sehat tanpa kekurangan nutrisi.
Semua orang seharusnya sudah memahami apa yang dilakukan oleh insan Tzu Chi. Karena itu, saya berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang telah menggalang dana demi pengadaan vaksin. Itu semua demi melindungi dan menjaga ketenteraman kita semua agar tidak terinfeksi virus penyakit.
Tidak ada kasus positif yang terkonfirmasi berarti semua orang hidup aman dan tenteram. Aktivitas di sektor perdagangan dan industri di tengah masyarakat pun berkembang. Inilah kebijaksanaan yang sesungguhnya. Jadi, saya sangat bersyukur. Mendengar kalian berbagi tentang penggalangan dana demi pengadaan vaksin, saya sungguh sangat bersyukur.
Menginventarisasi kehidupan dan menjadi teladan bagi dunia
Menggalang hati dan cinta kasih demi mewujudkan kedamaian dunia
Berhenti, mendengar, dan melihat dengan welas asih dan kebijaksanaan
Menjaga ketenteraman dunia dengan bervegetaris
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 11 Januari 2022