Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan, Menghargai Air, dan Membersihkan Batin


“Sekarang, di seluruh Malawi, kami sudah menggerakan lebih dari 1.000 relawan. Tahun ini adalah tahun yang sangat kering. Alhasil, terjadilah beberapa kesulitan, seperti kekurangan pangan di sejumlah tempat. Namun, yang sangat saya syukuri ialah relawan Malawi berinisiatif untuk menggerakan proyek pertanian. Jadi, meskipun harus menghadapi tahun yang kurang baik ini, tetapi mereka berhasil memanen total 21 ton jagung pipil yang kemudian memungkinkan mereka menggunakan 21 metrik ton jagung pipil itu untuk terus memupuk kekuatan guna menjalankan misi amal,”
kata Yuan Ya-qi, relawan Tzu Chi.

“Mereka telah mendistribusikan jagung pipil dari Blantyre ke Nsanje, Chikwawa, dan Lilongwe. Ada tempat-tempat yang perlu ditempuh sejauh 60 km, 200 km, bahkan 350 km. Mereka sangat tekun dalam menyebarkan buah cinta kasih semaksimal mungkin ke seluruh negeri,” pungkas Yuan Ya-qi.

Master, kami berikrar untuk menyebarkan ajaran Buddha hingga ke ujung dunia. Ajaran Master tentang cinta kasih yang tidak membeda-bedakan suku dan agama telah menggambarkan cinta kasih yang paling tulus bagi dunia ini. Meskipun letak Malawi sangat jauh dari tempat Master, tetapi semangat Master selalu ada bersama kita,” kata Godfry Madukani, relawan Tzu Chi Malawi.

“Hati saya dan Master terhubung erat dari kehidupan ke kehidupan. Terima kasih, Master.”

Hati kita selalu terhubung erat selamanya. Saya bersedia. (Saya bersedia.)

“Murid-murid Afrika Selatan, Lesotho, Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi percaya pada tekad Master untuk mentransformasi Afrika. Kami mengikuti arah yang ditunjukkan oleh jari Master. Insan Tzu Chi berjalan mengikuti ke mana Master pergi.”

"Insan Tzu Chi berjalan mengikuti ke mana Master pergi." Karena sekarang saya masih hidup, kalian dapat mengikuti ke mana saya pergi. Sesungguhnya, kehidupan ini tidak kekal. Namun, jiwa kebijaksanaan tetap ada selamanya.


Niat saya untuk menjalankan misi amal muncul lebih dari 50 tahun yang lalu. Di waktu-waktu awal memulainya, terasa sangat berat. Namun, karena ini adalah tekad yang saya bangun, saya pun selalu berpikir untuk mendorong diri agar tetap teguh. Ketulusan hati kitalah yang mendukung tekad saya.

Saat saya memanggil dan mengetuk hati orang-orang, semuanya dapat mendengar itu. Ketika melihat sesuatu yang berarti, orang-orang akan tergerak untuk bergabung. Tidak peduli sekecil apa pun kekuatannya, kekuatan itu bagai kunang-kunang. Meskipun kunang-kunang itu kecil, ia tetap bisa bercahaya.

Sedikit cahaya ini dapat memancar dan kemudian menjadi sinyal. Dengan adanya sinyal ini, mereka dapat bersatu dan menjadi sekumpulan kunang-kunang. Di malam yang gelap, kunang-kunang berkelap-kelip di langit yang gelap gulita dan menciptakan pemandangan yang sangat indah. Ini bagaikan perbuatan baik yang kita ciptakan di dunia.

Sebenarnya, ajaran Buddha mengatakan bahwa kehidupan ini penuh penderitaan dan itu terus bertambah seiring waktu. Tidak hanya penderitaan hidup saja, ada pula penderitaan-penderitaan lainnya. Seperti cerita yang kalian bagikan, untuk meminum air bersih saja, orang-orang di beberapa tempat mengalami kesulitan.


Saya juga pernah melihat orang-orang yang meninggal di tengah perjalanan mengambil air. Mereka bahkan belum mengantar air sampai rumah karena meninggal akibat digigit ular. Sebenarnya, bukan hanya manusia yang memiliki habitat, hewan pun juga punya. Namun, karena manusia yang terlebih dahulu mengganggu hewan, kehidupan para hewan pun menjadi terusik.

Oleh sebab itulah, terjadi konflik antara hewan dan manusia. Terlebih lagi, di zaman sekarang, bakteri ada di segala tempat. Virus dan kuman penyakit tidak terlihat oleh mata. Begitu tidak berhati-hati, kita bisa terinfeksi. Mereka tidak dapat disentuh dan dilihat, tetapi ada di mana-mana. Seperti inilah keadaan zaman sekarang.

Kini, manusia hidup dengan nyaman. Alhasil, manusia kadang lengah sehingga terserang kuman penyakit yang tak terlihat yang menyebabkan penyakit. Inilah yang disebut kekuatan karma. Karma bukan tentang siapa menyakiti siapa atau siapa melukai siapa. Hanya saja, kenyataannya pada zaman ini, infeksi terjadi karena virus dan bakteri yang tidak terlihat mata.

Kini, populasi manusia sangat banyak. Kita tidak punya pilihan selain lebih waspada dan menjaga kebersihan diri. Untuk menjaga kebersihan diri, hidup kita tak terpisahkan dengan air. Saya sering berkata pada diri sendiri untuk menghargai air. Bagaimana seharusnya kita hidup di zaman ini? Kita perlu punya kesadaran diri.


Bapak Zhu berkontribusi dalam membangun sumur di Zimbabwe. Total sudah ada ribuan sumur yang dibangun. Dia melakukan ini demi menyediakan air bersih bagi orang-orang di sana. Selain itu, sumur bisa bertahan hampir 100 tahun asalkan dijaga dengan baik.

Sumur harus digali cukup dalam untuk mencapai lapisan air. Ada banyak lapisan tanah di Bumi. Mereka harus mengebor lapisan-lapisan tanah untuk mencapai lapisan penahan air yang mengandung air bersih di dalamnya. Jadi, menggali sumur sangatlah penting.

Air berperan besar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya bagi manusia, air juga penting bagi bumi agar tanaman pangan bisa tumbuh. Jadi, kita hendaknya menghargai air. Untuk itu, dibutuhkan edukasi. Oleh karena itu, saya sangat berharap kita dapat melakukan banyak hal untuk negara-negara Afrika. Kita hendaknya mengajari mereka cara bertani, bagaimana menghargai air dan sumbernya, serta bagaimana menjaga kebersihan.

Ada sangat banyak hal yang perlu kita ajarkan pada mereka. Seperti inilah cara menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi sesama dan menjaga kehidupan mereka agar kehidupan mereka perlahan bisa lebih nyaman dan kesehatan tubuh mereka dapat terjaga. Air sangat penting bagi tubuh. Saya sudah mengatakan ini berulang kali. Air berperan sangat penting bagi kehidupan manusia. Tentu, air juga berperan besar bagi bumi. Jadi, kita harus menghargai air dengan baik. 

Perbuatan indah di dunia bagai cahaya kecil yang terhimpun
Berpegang teguh pada niat awal  
Membalikkan karma dengan menyebarkan ajaran kebajikan
Melindungi kehidupan, menghargai air, dan membersihkan batin

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Januari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 Januari 2025   
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -