Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Semua Makhluk dengan Pikiran Murni Tanpa Kesalahan
Saat ini, penyebaran pandemi COVID-19 sangat serius. Karena itu, saya harus mengulasnya. Pada saat seperti ini, apa yang ingin saya katakan? Saya ingin mengatakan hal yang sulit untuk dilakukan oleh orang-orang. Apakah itu? Orang-orang memiliki pikiran salah yang mengganggu dan sulit untuk dilenyapkan. Meminta mereka untuk membina pikiran yang murni tanpa kesalahan sangatlah sulit.
Contohnya bervegetaris. Bagi kita, bervegetaris sangatlah sederhana dan mudah. Kita bervegetaris setiap kali makan secara alami. Kita tidak pernah memikirkan tentang makanan nonvegetaris ataupun makanan vegetaris. Setiap hari, kita makan seperti biasa dan telah melakukannya selama puluhan tahun.
Di Griya Jing Si, demikianlah kita menjalani hari demi hari. Makanan yang kita makan adalah makanan vegetaris. Kita bervegetaris secara alami. Namun, di luar tempat ini, jika kita meminta orang-orang untuk bervegetaris, itu sangatlah sulit.
Mereka selalu memiliki banyak alasan. Intinya, mereka tidak bisa melakukannya. Mereka tidak memiliki jalinan jodoh untuk menerima ajaran seperti ini. Sesungguhnya, ini bergantung pada niat kita. Kita harus terlebih dahulu bervegetaris, baru bisa mengajak orang lain bervegetaris. Jika pikiran kita tidak murni, kita akan merasa bahwa pola makan vegetaris hanya untuk menjaga kesehatan kita. Kebenaran ini sangat sederhana.
Alam telah menyediakan beragam tanaman pangan bagi kita. Setiap kali makan, semangkuk nasi dengan sayuran yang berwarna hijau, merah, dan kuning sudah sangat harum dan lezat bagi kita. Kita memiliki beragam sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi kita. Kita hendaknya berpuas diri.
Namun, banyak orang yang merasa tidak puas terhadap makanan yang mereka makan. Saat memiliki satu, mereka masih merasa kurang sembilan. Mereka merasa belum puas mengonsumsi daging hewan di dunia ini sehingga terus mengonsumsinya “Baiklah, saya hanya menunggu jalinan jodoh.” “Saat jalinan jodoh matang, saya akan bervegetaris.” Mereka terus merasa kurang karena ada daging hewan yang belum mereka makan.
Namun, itu hanyalah alasan. Mereka sulit mengendalikan nafsu makan mereka. Insan Tzu Chi juga berkata pada saya, “Master, mengajak orang-orang bervegetaris sangat sulit. Saya sudah menggunakan cara ini dan itu.” Mereka telah mencoba banyak cara.
Para relawan berkata, “Kini Master berkata bahwa bervegetaris itu harus. Dahulu mengajak orang-orang berbuat baik tidak sesulit ini. Kini mengajak orang-orang bervegetaris sangat sulit.” Sungguh, mereka telah mencoba berbagai cara.
Para relawan kita menyiapkan dan memasak makanan vegetaris yang lengkap dengan warna, aroma, dan rasa. Mereka menyusun makanan dengan rapi di dalam kotak dan mengantarkannya bagi orang-orang. Apa yang terjadi setelah itu? Orang-orang merasa bahwa itu adalah hal baru. Lalu, apakah mereka bervegetaris sehari, 10 hari, atau sebulan? Apakah mereka dapat terus bervegetaris? Sangat sulit. Ini sungguh menyedihkan dan membuat kita tidak berdaya.
Bagaimana kita menyucikan hati manusia? Bagaimana kita membimbing orang-orang berpikiran murni dan tekun melatih diri agar mereka dapat menyerap Dharma ke dalam hati, menyadari kesesatan mereka sebelumnya, dan kembali ke jalan yang benar? Bagaimana melenyapkan ketamakan dan pikiran mengganggu untuk kembali ke arah yang benar? Kini semua makhluk terbelenggu oleh kekuatan karma. Setiap orang hendaklah melepas belenggu sendiri.
Jika kita membiarkan noda dan kegelapan batin menjadi sesuatu yang biasa dalam perilaku kita, itu merupakan kesalahan besar. Perilaku makhluk awam sudah tidak benar. Pandemi kali ini merupakan peringatan pertama. Namun, kita masih tidak mengerti bahwa kesalahan kita dahulu telah membelenggu kita.
Kita harus membebaskan diri sendiri dan berusaha untuk mengikis karma buruk. Kita harus tulus dan tekun melakukan perbuatan benar. Pikiran kita harus beralih ke arah yang benar, melakukan perbuatan benar, merenung dengan tenang, dan kembali ke jalan yang benar.
Orang yang bisa kembali ke jalan yang benar sangatlah berharga. Setelah lahir, kita tidak tahu arah dan memasuki jalan yang salah. Kini mendengar suara panggilan, kita hendaknya tahu untuk berbalik dan menyesuaikan langkah kaki kita. Kita harus segera kembali ke jalan yang benar dan merenung dengan tenang.
Berlindung atau kembali berarti beralih dari kegelapan ke kecemerlangan serta beralih dari delusi dan kesalahan ke kesadaran. Kita juga harus kembali pada rasa hormat dan disiplin; mengikuti arah yang benar di dunia ini serta membina rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih. Kita harus bersyukur serta menghormati dan mengasihi kehidupan.
Kita harus menghormati kehidupan. Buddha mengajari kita bahwa semua makhluk ialah setara. Kita harus meneladan hati Buddha. Makhluk awam dapat meneladan hati Buddha untuk mengasihi dan melindungi semua makhluk. Kita harus melindungi kehidupan hewan. Jadi, kita harus merenung dengan tenang dan kembali pada rasa hormat dan disiplin.
Kita harus beralih dari kegelapan ke kecemerlangan dan menghormati kehidupan semua makhluk. Mari kita menciptakan berkah bersama dan mengasihi kehidupan semua makhluk. Kita harus memiliki aturan dan arah tujuan. Aturan kita ialah menjadikan hati Buddha sebagai hati kita.
Dengan menghormati semua kehidupan, kita tidak akan mengonsumsi daging. Dengan demikian, kita akan bervegetaris. Jadi, vegetarisme mengandung berbagai prinsip kebenaran. Jika kita adalah seorang vegetarian, pikiran kita akan sangat tenang. Kita tidak berpikir untuk mengonsumsi daging dan tidak melakukan hal yang melampaui batas.
Mengasihi semua makhluk hidup, inilah yang disebut welas asih. Kita tidak berpikir untuk mengonsumsi daging dan tidak melakukan hal yang melampaui batas.
Selalu merasa kurang karena sulit mengendalikan nafsu makan
Mengubah pola pikir, melindungi kehidupan, dan menciptakan berkah
bersama
Bervegetaris
untuk menenangkan pikiran dan membina welas asih
Tulus dan
tekun mempraktikkan Jalan Kebenaran
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 1 September 2020