Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Sesama dengan Cinta Kasih dan Menanam Benih Kebajikan
Kondisi iklim terus mengalami perubahan. Kita bisa melihat gletser yang tadinya begitu besar terus mencair. Sesungguhnya, gletser dan gunung es berfungsi untuk menjaga kestabilan temperatur Bumi. Namun, kini gletser terus mencair akibat cuaca yang tidak bersahabat. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Berkat kecanggihan teknologi masa kini, kita bisa melihat perubahan iklim lewat perubahan yang nyata di Bumi, seperti mencairnya es (di kutub utara) ke laut. Bagaimana cara kita meringankan masalah ini? Jika pikiran manusia penuh cinta kasih dan kedamaian maka secara alami, iklim dapat kembali selaras. Karena itulah, saya sering mengingatkan setiap orang bahwa dengan mengerahkan kekuatan cinta kasih, barulah kita bisa menciptakan berkah bagi dunia.
Melihat dunia yang penuh penderitaan ini, saya sungguh merasa tidak tega. Kekuatan karma mengkondisikan seseorang terlahir di negara tertentu dengan kondisi hidup tertentu. Di negara yang dilanda perang, masyarakat tidak bisa hidup damai. Kita juga bisa melihat para pengungsi. Berhubung rute Balkan sudah ditutup, banyak pengungsi yang tertahan di luar. Namun, ada banyak pengungsi yang anggota keluarganya sudah berada di Jerman. Contohnya pengungsi yang berada di Serbia. Di antara mereka, ada beberapa orang yang anggota keluarganya sudah berada di Jerman. Mereka berharap dapat pergi ke Jerman untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka. Namun, kini pengungsi tidak bisa meninggalkan ataupun memasuki Serbia.
Insan Tzu Chi yang masih berada di Serbia tetap menyediakan nasi Jing Si bagi pengungsi. Relawan kita juga meluangkan waktu untuk bermain bersama anak-anak. Kita mengajak anak-anak bermain bola dan lain-lain sehingga mereka dapat membuka pintu hati mereka. Sesulit apa pun kondisi para pengungsi, selama mereka berada di Serbia, kita berharap mereka dapat hidup aman dan tenteram. Dapat mencapai tempat tujuan untuk bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarga, inilah harapan terbesar para pengungsi. Namun, untuk saat ini, kita berusaha membuka pintu hati mereka agar mereka dapat merasakan kegembiraan.
Para pengungsi yang tengah dilanda bencana telah menjalin hubungan yang erat satu sama lain. Selain itu, setelah berinteraksi dengan insan Tzu Chi, mereka juga dapat menghapus rasa benci dan dendam di dalam hati mereka dan membina kekuatan cinta kasih. Inilah interaksi antarmanusia. Kita juga bisa melihat pengungsi di Malaysia. UNHCR (organisasi di bawah naungan PPB yang mengurusi masalah pengungsi) bekerja sama dengan Tzu Chi untuk menjaga kesehatan anak-anak pengungsi dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan, baksos mata, dan pelayanan kesehatan lainnya. Di Thailand, anggota TIMA juga diminta untuk mengadakan baksos kesehatan bagi para pengungsi setiap bulan. Berhubung para pengungsi berasal dari daerah yang berbeda-beda, maka dalam baksos kesehatan, kita membutuhkan orang yang menguasai bahasa yang berbeda-beda untuk melakukan penerjemahan. Jika tidak, sulit untuk berkomunikasi dengan para pengungsi. Kita bisa melihat bahwa orang yang tidak dapat hidup damai di negara sendiri dan terpaksa mengungsi tidaklah sedikit.
Kekuatan Cinta Kasih
Di Vietnam, juga ada sekelompok besar Bodhisatwa yang berbuat baik. Sebagian warga di sana sangat menderita. Di Vietnam, terdapat kesenjangan antara kaya dan miskin. Sebagian warga yang mengalami keterbatasan tidak mampu untuk berobat, bahkan kursi roda pun tidak punya. Karena itu, Yayasan Amal Minh Duc memberikan kursi roda dan membagikan barang bantuan kepada orang yang membutuhkan. Insan Tzu Chi juga diundang untuk turut berpartisipasi. Dengan kekuatan cinta kasih, kita saling belajar dan saling menginspirasi. Staf Da Ai TV juga meliput kegiatan tersebut. Inilah kekuatan cinta kasih para relawan. Para relawan dari organisasi yang berbeda saling mengasihi dan saling membantu. Inilah cinta kasih.
Kita juga bisa melihat bahwa hanya cinta kasihlah yang bisa memperbaiki kehidupan seseorang. Dahulu, seorang relawan sangat gemar minum arak. Meski sudah pernah jatuh sakit dan terkena stroke, dia tetap gemar minum arak. Dia baru berhenti minum arak setelah batinnya memperoleh basuhan Dharma. Selain itu, tubuhnya juga menjadi lebih sehat setelah turut memilah dan mengumpulkan barang daur ulang.
Wu Yong-hua, Relawan Tzu Chi “Setelah membantu saya naik ke mobil, Kakak A-jin memanjat ke bak mobil. Jika tidak, saya tidak bisa naik ke mobil. Berjalan saja saya sudah terhuyung-huyung. Semua kakak di sini sangat baik pada saya. Saya merasa lebih rileks dan tidak berpikir untuk bunuh diri seperti sebelumnya. Kesehatan saya semakin hari semakin baik. Dahulu jari tangan saya tidak bisa diluruskan. Saya terus menjalani fisioterapi. Saya menggunakan tangan kanan saya untuk menarik jari tangan kiri satu per satu. Berat sekali. Sangat berat, saya agak sulit mengangkatnya.”
Dia bisa memperbaiki kehidupannya. Dalam keluarganya, juga ada beberapa orang yang menderita keterbatasan. Mereka semua dapat memperbaiki kehidupan mereka dengan menyerap Dharma ke dalam hati. Putri Relawan Wu juga terinspirasi untuk bergabung dengan Tzu Chi setelah melihat perubahan sang ayah. Jadi, saat kehidupan satu orang berubah, kehidupan seluruh keluarganya akan berubah. Jika banyak keluarga yang berubah, maka dapat membawa manfaat bagi masyarakat dan dunia ini.
Banyak pengungsi yang terpisah dengan keluarga karena ditutupnya rute pengungsian
Membuka pintu hati para pengungsi demi menanam benih kebajikan
Melindungi sesama dengan penuh cinta kasih demi menenangkan fisik dan batin mereka
Air Dharma membasuh noda batin dan menciptakan kebaikan bagi dunia
Ceramah
Master Cheng Yen tanggal 31 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena,
Marlina
Ditayangkan tanggal 2 April 2016