Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Sumber Air dan Menghangatkan Hati
Memandang ke seluruh dunia,kini ingin meminum seteguk air bersih saja semakin sulit karena air terus mengering. Berhubung hujan tak kunjung turun,air tanah pun mengering. Para ilmuwan menyatakan bahwa kini ada ratusan juta orang di seluruh dunia yang terjangkit penyakit kolera. Selain itu, juga ada yang terkena tifus. Berhubung tidak ada air bersih, maka sumber penyakit semakin banyak. Tanpa air bersih, lingkungan semakin kotor dan tercemar sehingga muncul banyak penyakit, seperti kolera dan tifus. Ini sungguh membuat orang khawatir melihatnya.
Wilayah yang terkena dampak terbesar dari penyebaran penyakit menular akibat pencemaran air adalah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Dengan berkurangnya air bersih, penyakit menular terus muncul. Di beberapa benua itu, kita bisa melihat dengan jelas bahwa semuanya karena pencemaran air. Curah hujan yang tidak merata juga bisa mendatangkan bencana.
Kita bisa melihat terjangan satu demi satu topan di seluruh dunia. Baik Asia maupun Amerika, semuanya terus diterjang topan. Beberapa hari belakangan ini, pengaruh Topan Malou dan Topan Lionrock juga mengakibatkan banjir di Tainan dan tanah longsor di Baihe. Tanah longsor kali ini cukup parah sehingga beberapa keluarga harus dievakuasi. Setelah menerima kabar ini, insan Tzu Chi segera menyurvei lokasi bencana dan mencurahkan perhatian.
Hari ini tanggal 8 September. Kalian pasti masih ingat dua bulan yang lalu, tepatnya tanggal 8 Juli, Topan Nepartak menerjang Taitung dan mendatangkan bencana besar. Namun, setelah meninggalkan Taitung, topan ini mendarat di Provinsi Fujian, Tiongkok dan juga mendatangkan bencana besar di berbagai kabupaten.
Pada tanggal 12 Juli, insan Tzu Chi sudah mulai melakukan survey dan membagikan barang bantuan. Para relawan kita terus-menerus mencurahkan perhatian. Beberapa hari ini, relawan kita kembali melakukan survei. Pembagian bantuan musim dingin tahun ini akan dipercepat. Relawan kita akan mulai membagikan bantuan pada musim gugur karena terjangan Topan Nepartak kali ini telah mendatangkan bencana yang sangat besar.
Banyak rumah yang runtuh dan semua perabot rumah tangga terendam air. Warga kehilangan segalanya. Relawan kita juga meminta persetujuan dari pemerintah setempat. Pemerintah setempat juga berharap pembagian bantuan musim dingin dapat dipercepat. Jadi, mereka bermusyawarah. Sesungguhnya, kita bukan mempercepat, melainkan mengadakan pembagian bantuan ekstra sebelum musim dingin. Kita sudah mulai mempersiapkan pembagian bantuan pada musim gugur karena musim gugur sudah mulai dingin.
Berhubung warga telah kehilangan segalanya, seperti pakaian dan selimut yang dapat menghangatkan tubuh, maka kita mulai bersiap-siap untuk membagikan barang bantuan pada musim gugur ini. Saat kembali menyurvei lokasi bencana, relawan kita melihat bahwa ada orang yang belum bisa melapangkan hati. Contohnya Liu Jianjiao, salah satu warga yang terkena bencana. Dia berniat untuk bunuh diri. Dia terkena dampak bencana yang parah dan enggan berbicara.
“Anda harus percaya bahwa di dunia ini, masih ada banyak orang penuh cinta kasih yang akan memperhatikan kalian. Jika kita masih diberi kehidupan, kita tidak boleh berpikir untuk mengakhirinya. Kita bisa mencari jalan keluar bersama. Kondisi Anda pasti akan perlahan-lahan membaik. Kita tidak membawa apa-apa hari ini. Hanya sebuah bingkisan yang berisi doa dari orang-orang di seluruh dunia. Semoga Anda sehat selalu dan panjang umur. Anda harus menjaga kesehatan Anda dengan baik.” Ungkap Gan Yuning, Relawan Tzu Chi.
“Istrinya jatuh sakit dan kondisi kesehatan putranya juga tidak baik. Kesehatannya juga tidak begitu baik. Selain itu, rumah mereka juga runtuh. Karena itu, dia kehilangan harapan. Kedatangan kalian hari ini telah memberinya harapan dan kekuatan untuk bertahan hidup.” Ungkap Chen Hairong.
Insan Tzu Chi menggunakan kasih sayang penuh kehangatan untuk menghangatkan hatinya. Tiba-tiba, Liu Jianjiao berkata, “Apakah kalian organisasi dari Taiwan?” Relawan kita berkata, “Ya, dari Taiwan.” Setelah itu, dia baru mulai berbicara. Insan Tzu Chi terus menghiburnya. Dia berkata bahwa dia akan berusaha untuk bertahan hidup. Singkat kata, semoga dia dapat bangkit kembali dan memulai hidup baru. Relawan kita melakukan survei dari rumah ke rumah untuk mendata kebutuhan setiap keluarga. Sungguh, hidup di dunia ini, semua orang harus saling membantu dan mengasihi.
“Kalian bisa datang hari ini, saya gembira sekali. Malam ini, saya bisa tidur lebih nyenyak. Biasanya, saya terbangun pukul 1 dini hari dan tidak bisa tidur.” Ungkap Nenek Kang Zhuang.
“Nenek masih ingat pada kami? Kami organisasi Tzu Chi dari Taiwan.” Sebelumnya, seorang relawan berkata bahwa “Anda harus menganggap kami bagai anak sendiri. Ingat?” Tanya Gan Yuning, Relawan Tzu Chi.
“Ingat, ingat. Saya bisa mengenali kalian.” Tambah Nenek Kang Zhuang.
Kehangatan para Bodhisatwa telah menghangatkan hati warga. Jadi, dengan adanya Bodhisatwa, barulah dunia ini akan dipenuhi kasih sayang penuh kehangatan. Untuk menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik, kita harus memulainya dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Kasih sayang penuh kehangatan ini membawa harapan bagi banyak orang yang tadinya kehilangan harapan.
Pada zaman sekarang, kita sangat membutuhkan praktik seperti ini. Kita harus membangkitkan niat dari lubuk hati dan bertindak secara nyata untuk mengasihi orang yang tidak dikenal. Inilah Dharma yang terdalam. Lihatlah, semua orang saling membantu. Ini sungguh tidak mudah. Setiap hari, kita berlatih untuk membantu satu sama lain. Kita harus lebih bersungguh hati.
Pencemaran air menimbulkan penyakit menular
Pengembangan yang berlebihan menambah bencana
Menghibur warga yang kehilangan segalanya dengan penuh ketulusan
Menghangatkan hati dan membawa harapan bagi warga
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 September 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 September 2016