Ceramah Master Cheng Yen: Memahami dan Mempraktikkan Dharma serta Mewujudkan Keharmonisan

Pandemi ini entah akan berlangsung hingga kapan. Kita hendaknya mengimbau orang-orang untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Setiap orang hendaknya mengenakan masker. Patuhilah protokol kesehatan. Dengan tidak melanggar protokol kesehatan, kita dapat melindungi diri sendiri agar tidak terinfeksi. Sesungguhnya, ini juga demi melindungi keselamatan semua orang.

Saat seseorang terinfeksi, dia sendiri mungkin tidak menyadarinya. Dia mungkin tidak mengenakan masker karena tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi. Pada masa inkubasi, dia bisa saja tanpa sengaja menularkan virus penyakit pada orang lain saat berinteraksi dengan orang-orang. Jadi, setiap orang hendaknya mengenakan masker dengan benar. Untuk mengasihi dan melindungi orang lain, kita harus terlebih dahulu melindungi diri sendiri.

Selama beberapa waktu, saya terus berkata bahwa tiada orang yang dapat menghentikan pandemi ini. Setiap pagi, saya mengikuti rapat dengan tim medis kita. Saya mendengar bahwa para staf medis kita sungguh bekerja keras dan membahayakan nyawa mereka. Dengan sepenuh hati dan tekad, mereka mendedikasikan diri di rumah sakit kita. Selain itu, mereka juga harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Di rumah sakit kita, ada seorang nenek yang menggunakan berbagai cara untuk meninggalkan kamar pasien. Keluarganya berkata pada perawat kita, "Beliau akan baik-baik saja asalkan ada orang yang duduk bersamanya dan mendampinginya. Tidak berbicara dengannya tidak masalah. Beliau hanya perlu didampingi."

Betapa bijaksananya perawat kita. Perawat kita menggembungkan pakaian pelindung diri yang biasanya dikenakan oleh dokter dan perawat dengan kantong plastik dan udara sehingga terlihat seperti orang. Berhubung merasa bahwa ada seseorang yang duduk di sana dan mendampinginya, sang nenek pun merasa tenang. Jadi, kita sungguh harus menjaga hati kita agar tetap tenang. Kita harus memiliki kekuatan untuk menenangkan.

Belakangan ini, saya terus mengulas tentang pelajaran besar. Janganlah kita beraktivitas di luar. Saat ini, demi ketenteraman Taiwan, kita hendaknya tidak bepergian ataupun ke sana kemari dengan alat transportasi.

Orang-orang bisa pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan berinteraksi dengan banyak orang. Dalam interaksi seperti ini, bisa saja terjadi penularan virus penyakit yang tidak disadari oleh orang-orang. Itu sangat menakutkan.

Yang lebih menakutkan ialah nafsu makan terhadap daging. Banyak orang yang merasa bahwa mereka tidak bisa makan tanpa daging. Namun, saat jatuh sakit, mereka tidak tahu bahwa penyakit mereka berasal dari apa yang dimakan. Itu karena mereka mengonsumsi daging hewan.

Buddha datang ke dunia ini untuk membimbing semua makhluk dengan harapan semua makhluk dapat hidup berdampingan dan tenteram di dunia ini. Kita harus melenyapkan penderitaan semua makhluk. Jangan biarkan mereka menderita dan tersiksa. Kita hendaknya menyayangi dan mengasihi mereka.

Jadi, Buddha datang ke dunia ini untuk mengajari umat manusia mengasihi dan melindungi semua makhluk. Ini disebut mengajarkan praktik Bodhisatwa.

Manusia menderita karena kekurangan dan penyakit, sedangkan hewan menderita karena disiksa. Kekuatan karma membuat mereka terlahir di alam binatang dan mengalami berbagai penderitaan. Manusia menyembelih hewan dan merenggut kebebasan hewan dengan mengurung mereka di dalam kandang yang sempit. Begitu lahir, hewan-hewan itu dikekang dan hidup menderita.

Pada akhirnya, mereka digantung terbalik, disembelih, dan dikonsumsi oleh manusia. Manusia sungguh sangat kejam. Bagaimana bisa orang-orang tidak sadar?

Banyak orang yang berkata, "Saya tidak melakukan kejahatan." Benar, mereka tidak melakukan kejahatan, tetapi mereka turut mendukung kejahatan itu. Jika orang-orang tidak mengonsumsi daging, hewan tidak akan diternakkan dan disembelih.

Berhubung orang-orang gemar mengonsumsi daging, hewan pun diternakkan dan disembelih untuk dikonsumsi. Bukankah ini turut mendukung pembunuhan hewan? Hewan-hewan disembelih karena orang-orang mengonsumsi daging. Karena itu, kita hendaknya berintrospeksi diri.

Kita juga hendaknya menggunakan sumpit dan sendok saji. Ini merupakan tata krama makan. Kita ingin menjaga lauk di atas meja agar tetap higienis setelah kita selesai makan. Jadi, dalam hal makan, terdapat tata krama yang harus dipatuhi oleh setiap orang.

Intinya, dengan menaati tata krama, kita akan memiliki kehidupan terindah. Dalam hal makan juga terdapat keindahan. Orang-orang mengatakan bahwa tata krama diterapkan dengan mengutamakan keharmonisan. Inilah tata krama. Inilah yang terindah.

Detik demi detik terus berlalu. Saya berharap setiap orang dapat menyerap ajaran saya ke dalam hati. Belakangan ini, saya terus berkata bahwa jangan sekadar mendengar, memahami, dan menyebarkan Dharma. Jika kita mendengar, memahami, dan menyebarkan Dharma tanpa mempraktikkannya, berarti kita tidak sungguh-sungguh memahami Dharma. Intinya, kita harus memahami prinsip kebenaran dan mengembangkan kebijaksanaan. Mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu.    

Mengerahkan segenap kemampuan untuk melawan pandemi
Mengembangkan kebijaksanaan untuk menenangkan hati orang-orang
Memahami dan mempraktikkan Dharma dengan bervegetaris
Hidup berdampingan dengan semua makhluk untuk mewujudkan keharmonisan          

  
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 Juni 2021         
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -