Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Hati Guru dan Tekun Melatih Diri

Melihat suasana pelatihan di sini sangat kuat, saya yakin semua orang telah menyerap Dharma ke   gerakan kalian menggambarkan Dharma. Jadi, semua orang benar-benar bersungguh hati. Saya sangat gembira dan sangat bersyukur meski harus bekerja keras. Selama beberapa waktu, saya pernah merasa, "Ah, segala yang ingin saya lakukan sudah dilakukan."

Lahir ke dunia ini, selama ini saya telah membimbing banyak orang di dunia untuk memasuki arah yang sesuai ajaran Buddha. Saya merasa saya sudah bisa tenang. Segala yang harus dilakukan telah dilakukan. Semua misi saya sudah hampir selesai.

Namun, kali ini, saya melihat setiap Bodhisatwa Tzu Chi sungguh menampilkan energi pelatihan diri yang menambah semangat dan harapan saya. Saya bukan hanya puas dan gembira atas masa lalu. Saya juga memiliki harapan bagi masa depan ajaran Buddha di dunia. Begitu pula terhadap Sutra Bunga Teratai. Ya, Sutra Bunga Teratai berisi tujuan utama Buddha datang ke dunia, yakni mengajarkan praktik Bodhisatwa.

Saya sering mengatakan kepada kalian semua bahwa jalan harus diratakan dan diperluas. Ya, kita harus meratakan jalan ini. Artinya, kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa. Untuk mengajak lebih banyak orang, jalan harus dibuka.

Selain membuka jalan, kita juga harus meratakannya agar lebih banyak orang dapat berjalan di arah yang sama. Jadi, kita harus memperluas jalan ini agar Jalan Bodhisatwa semakin lapang dan semakin banyak orang dapat bergabung. Dengan demikian, barulah kita dapat benar-benar menyucikan dunia ini.


Setiap tahun saya selalu menyampaikan harapan saya untuk menyucikan hati manusia. Ini adalah harapan saya selama puluhan tahun ini.

Buddha datang ke dunia untuk membimbing semua orang ke arah kebajikan. Semua orang menghimpun tetes-tetes sumbangsih. Sutra Makna Tanpa Batas juga mengajarkan bahwa dengan menghimpun tetes-tetes kekuatan, kita bisa mewujudkan kekuatan besar untuk membantu mereka yang membutuhkan. Jadi, kita harus lebih banyak menyerukan hal ini.

Saat setiap orang memiliki cinta kasih dan bersumbangsih, dengan sendirinya ketenteraman akan terjaga. Agar masyarakat kita senantiasa aman dan tenteram, semua harus dimulai dari cinta kasih. Saat semua orang bekerja sama dengan penuh cinta kasih, masyarakat akan harmonis dan tenteram. Inilah yang sering saya katakan tentang menyucikan hati manusia. Kita harus menggalang Bodhisatwa dunia.

Bodhisatwa membuka dan membentangkan jalan agar semua orang dapat menapakinya dan berbuat baik setiap hari. Ini akan menciptakan masyarakat yang penuh berkah. Jadi, kita berharap dapat menggalang hati dan orang untuk bersama-sama berbuat baik dan mengembangkan cinta kasih. Dengan mempraktikkan Jalan Bodhisatwa, semua orang dapat membantu sesama.

Orang yang bisa membantu orang lain adalah orang yang penuh berkah. Berlombalah hanya dalam kebajikan. Tidak perlu bersaing dalam hal lain. Berlombalah untuk berbuat baik. Perbuatan baik harus segera kita lakukan. Inilah berkah yang sesungguhnya dalam kehidupan. Apa yang dapat kita lakukan dalam kehidupan ini, hendaknya segera kita lakukan.


Waktu terus berlalu detik demi detik. Nilai kehidupan terletak pada manfaatnya bagi semua makhluk. Inilah kehidupan yang bernilai. Dengan memiliki kehidupan yang bernilai di dunia ini, barulah kita bisa mewujudkan dunia yang harmonis dan damai. Singkat kata, ini bagaikan sebuah roda.

Buddha memutar roda Dharma. Dengan terlebih dahulu bersumbangsih, kita akan memperoleh ketenteraman. Cinta kasih hendaknya mendasari interaksi antarmanusia. Kita sendiri berbuat baik dan mengajak orang melakukan hal yang sama. Kita hendaknya menghimpun kekuatan bersama untuk membantu negara kita sendiri. Saat memiliki kekuatan lebih, kita dapat membantu lebih banyak negara. Dengan demikian, berkah akan kembali pada kita. Jadi, menciptakan berkah sangatlah penting.

Terima kasih atas sumbangsih kalian di masa lalu. Kita semua juga harus bersyukur atas ketenteraman yang kita lalui di masa lalu. Jadi, kita harus bersyukur, bersyukur atas orang-orang di sekitar kita. Perbuatan baik tak dapat dilakukan hanya oleh satu atau segelintir orang. Kita memerlukan banyak orang. Jadi, kita harus menginspirasi lebih banyak orang.


“Murid Jing Si di Shilin dan Beitou berikrar dengan tulus: selama tiga puluh tahun misi pelestarian lingkungan, sepasang tangan ini, seperti yang Master katakan, adalah tangan yang terindah. Master merasa tenang. Kami pasti akan giat menggarap ladang berkah dalam pekerjaan badan misi dan aktivitas kerelawanan; mendengar Dharma, menyebarkan Dharma, menjaga "stupa permata". Mohon agar Master senantiasa tinggal di dunia. Mohon agar Master selalu membabarkan Dharma. Mohon agar Master selalu membabarkan Dharma,” ikrar semua relawan Tzu Chi pada acara Pemberkahan Akhir Tahun 2020 di Xindian.

Saya sungguh mengagumi kalian dan bersyukur.

Bodhisatwa sekalian, "stupa permata" berasal dari sebongkah batu, segenggam pasir, dan sekantong semen yang tersusun lapis demi lapis hingga terbangun dan menjulang. Tanpa kesungguhan hati dari semua orang yang bertekad dengan penuh semangat, bagaimana mungkin segenggam pasir dan sekantong semen itu kita kumpulkan? Jadi, saya harus bersyukur dan berterima kasih atas kesungguhan dan cinta kasih para Bodhisatwa sekalian.

Di Guandu ini, kita harus membimbing semua makhluk. Sungguh, ada banyak jalinan jodoh yang bermula dari berbagai aktivitas di Guandu. Terima kasih.

Beberapa tahun belakangan ini, saya terus bercerita tentang filosofi ikatan bacang. Ya, seperti pada ikatan bacang, setiap bungkus bacang mengandung beras, isi, dan sebagainya. Semua itu harus dibungkus daun dan diikat tali. Diperlukan juga keterampilan untuk membuatnya dan mengikatnya menjadi satu rangkaian. Semua ini adalah kesungguhan hati dan cinta kasih setiap orang.

Sama seperti guci ini, ia dipenuhi oleh sekeping demi sekeping uang logam. Inilah himpunan tetes-tetes sumbangsih setiap orang. Tetesan air juga dapat memenuhi guci.

Terima kasih kepada kalian semua yang telah membentangkan jalan dengan cinta kasih. Terima kasih.

Ini tak akan terwujud tanpa kalian semua, bukan tidak bisa tanpa saya. Sebaliknya… (Master, kami membutuhkan Master) Baiklah, saya lebih membutuhkan kalian. Saya membutuhkan seluruh insan Tzu Chi. Terima kasih.

Menjalankan Dharma dan menampilkan energi pelatihan diri
Menghimpun kebajikan dan berkah
Mengubah pola pikir setelah melihat penderitaan
Guru dan murid bersama-sama berikrar meneruskan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 Desember 2020       
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 07 Desember 2020
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -