Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Hukum Sebab Akibat dan Mengendalikan Nafsu Makan


Kita semua hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Saat ini, pandemi COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia. Semua orang hendaklah saling melindungi. Selain sesama manusia, kita juga harus melindungi hewan.

Untuk itu, yang terpenting ialah mengendalikan nafsu makan kita. Demi cita rasa daging yang dirasakan sesaat, manusia mengkonsumsi berbagai jenis daging hewan.­  Setiap potong daging menandakan direnggutnya satu nyawa hewan. Proses penyembelihan hewan sungguh menunjukkan kekejaman manusia. 

Lihatlah, hewan-hewan ini seharusnya hidup di alam bebas. Namun, orang-orang mengurung mereka di dalam kandang yang sempit dan terus memberikan pakan pada mereka. Hewan-hewan itu tidak bisa membebaskan diri. Mereka tidak berdaya dan tidak memiliki kebebasan. 


Pada akhirnya, mereka pun disembelih. Karena kekuatan karma, mereka terlahir di alam binatang dan didominasi oleh manusia. Pada akhirnya, mereka digantung terbalik, dipotong-potong, lalu dimasukkan ke dalam wajan untuk dikonsumsi manusia. Orang-orang sering kali mengonsumsi daging sambil mengobrol dengan ceria. Makanan masuk melalui mulut.
 
Kini kita hendaknya memetik hikmah dari pelajaran besar yang didatangkan pandemi dan mengendalikan nafsu makan. Lihatlah, saat menjalani tes COVID 19 dari manakah sampel diambil? Dari mulut dan hidung.

Untuk menikmati udara segar, kita harus terlebih dahulu menjaga kelestarian lingkungan. Manusia dan hewan hendaklah hidup berdampingan dan saling menghormati. Setiap jenis makhluk hidup memiliki bakteri di dalam tubuhnya, baik bakteri jahat maupun bakteri baik. Manusia yang sehat juga memiliki bakteri baik dalam tubuhnya. Hidup di dunia ini, jika kita hidup berdampingan dengan semua makhluk, hidup kita akan aman dan tenteram. Pandemi ini telah mendatangkan pelajaran besar.




Pada saat seperti ini, kita harus tenang, berhenti, dan mendengarkan. Kita harus menenangkan pikiran dan mengendalikan nafsu keinginan kita. Jangan biarkan nafsu keinginan kita merajalela. Mari kita mengendalikan nafsu keinginan, menenangkan dan meneguhkan pikiran. Beberapa hari ini, saya terus berkata bahwa aksara Mandarin "si" (merenung) terdiri atas "tian" (ladang) di atas dan "xin" (hati) di bawah.

Kita harus merenung dengan sungguh-sungguh. Semakin kita bersungguh hati, semakin banyak manfaat yang diperoleh. Dengan pikiran yang tenang dan teguh, mari kita bersungguh-sungguh merenungkan apakah hari ini kita melakukan hal yang baik atau hal yang mendatangkan penyesalan.  

Demikianlah, kita menjauhkan diri dari perbuatan buruk.­ Kita harus menenangkan pikiran,­ berusaha untuk melindungi bumi, dan bersyukur kepada bumi­ yang menopang kehidupan manusia dengan sumber daya alam yang berlimpah. Saat unsur alam selaras dan sumber daya alam tersedia secara merata, hidup manusia akan aman dan tenteram.­ 

Dunia ini sungguh indah. Pergantian empat musim dalam setahun sungguh menunjukkan keindahan, kebajikan, dan kebenaran.­  Di manakah letak kebenaran ini? Dalam hakikat yang sejati segala sesuatu di dunia ini, termasuk manusia dan hewan, pada hakikatnya adalah kosong.

Perpaduan sebab dan kondisilah yang membuat semua ini eksis. Inilah yang disebut kekosongan sejati dan eksistensi. Jika kita menganalisisnya dengan kebijaksanaan, kita akan mendapati bahwa dunia ini sangat menarik.




Bodhisatwa sekalian, ingatlah untuk menjaga pikiran dengan baik. Dengan tidak menyakiti hewan, kita dapat secara jelas menjauhkan diri dari alam binatang. Jika tidak menanam benih karma buruk ini, kita tidak akan menuai buah terlahir di alam binatang.

Singkat kata, kita harus memandang penting Dharma. Saat ini, banyak kegiatan­ yang dibatalkan akibat pandemi. Kita harus menenangkan dan meneguhkan pikiran serta merenungkan dan mendengar Dharma. Kalian juga bisa mendengar kembali ajaran saya dari dahulu hingga kini lewat rekaman audio dan video.

Selain itu, dengan kemajuan teknologi sekarang, dengan mengetuk layar ponsel saja, orang-orang bisa membaca, mendengar, atau menonton ceramah saya. Ini membantu mengingatkan kita untuk maju selangkah demi selangkah dengan mantap menuju arah yang baik. 

Saat memiliki jalinan jodoh untuk berbuat baik, kita harus menggenggamnya.­ Jika kita tidak menggenggamnya, kita mungkin bukan hanya tidak berbuat baik, tetapi juga mengakumulasi,  banyak noda batin dan karma buruk  seiring berlalunya hari demi hari. Singkat kata, kita harus menjaga pikiran kita.

 
Memahami hukum sebab akibat dan mengendalikan nafsu makan
Membangkitkan cinta kasih untuk menyelamatkan hewan
Memperoleh ketenangan dengan bervegetaris
Hidup berdampingan dengan semua makhluk agar bisa hidup tenteram, sehat, dan harmonis
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 Juni 2021         
 
 
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -