Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Kebenaran dan Giat Menciptakan Berkah

Dalam sejarah hari ini, pada tahun 2009, Topan Ketsana mendatangkan kerusakan parah bagi Filipina. Lewat konferensi video, saya menyarankan relawan setempat untuk menjalankan program bantuan karena jumlah korban bencana sangat banyak. Daripada membagikan barang bantuan, lebih baik kita menghimpun kekuatan para warga agar mereka dapat berpartisipasi untuk membersihkan lingkungan.

Setelah itu, kita memberikan upah kepada mereka yang ikut bekerja. Program bantuan ini mendatangkan hasil yang sangat besar. Dalam waktu beberapa hari saja, sendi kehidupan setempat sudah pulih kembali. Inilah yang terjadi pada tahun 2009 lalu pada saat Marikina dilanda bencana.

Hingga kini, setiap kali Filipina dilanda bencana, mereka selalu menggunakan cara ini untuk memulihkan sendi kehidupan. Inilah metode bantuan yang kita gunakan pada saat itu. Kini ia telah menjadi sejarah. Pada hari ini tahun 2009 lalu, pernah terjadi bencana seperti itu. Setiap hari adalah hari yang bersejarah. Lewat penyaluran bantuan itu, kita memperoleh pengalaman. Inilah jalan yang pernah kita lalui.

Kita juga melihat kondisi bencana di Houston, Amerika Serikat. Hingga kini, relawan Tzu Chi sudah berada di lokasi bencana selama lebih dari 25 hari. Relawan kita terus mencari tahu kondisi setempat hingga menemukan sebuah desa yang sebagian besar penghuninya adalah orang Kamboja. Menurut relawan kita, desa itu tidak terlalu jauh dari Houston.

doc tzu chi

Penghuni di desa itu adalah warga yang mengungsikan diri pada saat Perang Indochina. Mereka tinggal di sana dan menjalani kehidupan dengan sulit. Mereka adalah sekelompok pengungsi. Keahlian mereka adalah menanam sayur kangkung.

Namun, mulanya, pemerintah lokal tidak mengizinkan. Berkat usaha keras mereka, baru akhirnya pemerintah setempat memberikan izin kepada mereka untuk menanam sayur kangkung. Namun, sayur kangkung adalah sayur yang sangat murah. Karena itu, pendapatan mereka sangat minim. Badai Harvey kali ini membuat kehidupan mereka semakin sulit.

Badai Harvey telah merusak rumah dan tanaman mereka. Lahan tempat mereka mencari nafkah pun mengalami kerusakan. Hingga setelah relawan Tzu Chi berkunjung dan menyatakan akan memberikan bantuan, warga setempat mulai melihat adanya harapan. Mereka bagai melihat harapan di depan mata.

doc tzu chi

Mereka tidak percaya tiba-tiba ada sekelompok Bodhisatwa yang datang ke hadapan untuk membagikan bantuan dan membawa harapan bagi mereka. Di desa itu terdapat banyak kisah yang penuh suka dan duka. Mereka mengungsikan diri dari Kamboja dan menetap di sana. Mereka menjalani hidup dengan sulit, harus menghadapi berbagai cobaan hidup, dan berpisah dengan orang yang dikasihi setelah menetap di sana.

Setiap orang memiliki kisah hidup masing-masing. Dalam ceramah tadi pagi, saya mengulas tentang kekuatan karma. Setiap orang harus menanggung buah karmanya masing-masing. Selain itu, ada pula buah karma kolektif. Mengapa sekelompok orang Kamboja itu bisa mengungsikan diri ke Amerika Serikat? Himpunan karma individu setiap orang akan membentuk karma kolektif.

Himpunan jalinan jodoh dan buah karma yang pernah diperbuat membuat mereka berkumpul di satu tempat dan waktu yang sama. Dahulu, mereka bersama-sama tinggal di Kamboja. Karena karma kolektif yang sama, mereka datang ke Amerika Serikat dan tinggal di lingkungan yang sama. Ini karena himpunan karma individu setiap orang telah menciptakan karma kolektif.

Inilah yang saya bagikan dalam ceramah tadi pagi. Saya menjadikan para pengungsi itu sebagai contoh untuk menjelaskan prinsip kebenaran ini. Karena itu, kita harus sangat berhati-hati. Kita harus berhati-hati terhadap setiap niat yang timbul dan setiap perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.

doc tzu chi

Buddha mengajarkan kepada kita bahwa pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu. Realisasi para Buddha di tiga masa, semuanya dipelopori pikiran. Tempat dan waktu serta lingkungan di mana kita hidup berbeda-beda. Semuanya bergantung pada karma masing-masing. Orang-orang dengan karma serupa dapat terlahir di lingkungan dan tempat yang sama serta mengalami penderitaan yang serupa.

Kita dapat melihat pascagempa dahsyat di Meksiko. Setelah kembali dari Houston ke Los Angeles, seorang relawan AS kita, Stephen Huang, segera menghubungi orang-orang untuk menghimpun tenaga. Dia juga menghubungi para pengusaha di Indonesia. Dia berharap pengusaha Indonesia memiliki relasi di Meksiko untuk membantu penyaluran bantuan.

Akhirnya, dia berhasil menghubungi seorang pengusaha yang bisa membantu. Selain itu, pihak Tentara Nasional Indonesia juga mengatakan bahwa jika dibutuhkan, mereka dapat membantu dari segi tenaga. Dengan sangat tenang, enam orang relawan Tzu Chi berangkat ke Meksiko dan tiba di sana  pada tengah malam waktu Taiwan. Tadi pagi, mereka melakukan konferensi video dengan saya untuk melaporkan kondisi mereka.

Setelah itu, mereka akan mulai terjun ke lokasi bencana. Sesungguhnya, kita dapat melihat ada beberapa lokasi bencana yang dapat terjangkau oleh kita karena adanya jalinan jodoh. Namun, kita juga tahu bahwa masih ada banyak wilayah yang tak terjangkau oleh kita karena tidak ada jalinan jodoh.

Di atas permukaan Laut Karabia, satu demi satu badai terus menerjang dan mendatangkan banyak kerusakan. Kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Kekuatan manusia sangat kecil jika dibandingkan dengan kekuatan alam. Kita harus menghormati langit dan bumi serta mawas diri dan berhati tulus.

Hanya dengan berjalan ke arah yang benar, berdoa dengan tulus, dan lebih banyak menciptakan berkah, baru kita dapat mengurangi bencana di dunia. Ini dapat dilakukan oleh setiap orang. Kita harus memercayainya.

Menjalankan program bantuan untuk memulihkan sendi kehidupan
Membagikan barang bantuan serta menenangkan jiwa dan raga korban bencana
Menghimpun jalinan jodoh dan menanggung karma kolektif bersama
Menghormati langit dan bumi serta giat menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 September 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 28 September 2017
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -