Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Kebenaran dan Melatih Diri dengan Tekun
Hidup ini penuh dengan ketidakkekalan. Banyak bencana terjadi di berbagai belahan dunia. Pikirkanlah, apakah kita bisa memberikan sedikit kontribusi bagi orang-orang?
Ketika Buddha meninggalkan keduniawian, Beliau mencari cara untuk sepenuhnya mencerahkan pikiran-Nya. Dengan hati dan pikiran, Buddha membangkitkan kebijaksanaan dan mencari metode untuk menolong semua makhluk di dunia. Beliau telah memahami Empat Kebenaran Mulia dan menyadari bahwa dunia ini mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Semua materi pasti mengalami empat fase ini.
Meja ini terbuat dari kayu yang berasal dari pohon yang ditebang di gunung. Lantai, rumah, dan berbagai barang lainnya juga terbuat dari kayu. Dari mana kayu berasal? Dari hutan. Dengan menebang pohon di hutan, kita telah merusak kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan deras turun, terjadilah tanah longsor yang membawa dampak bencana bagi dataran rendah dan pegunungan. Dalam jangka waktu yang lama, manusia terus merusak gunung, sungai, dan bumi.
Tidak hanya itu, kini manusia mencari harta karun di dasar laut yang begitu dalam. Meski dalam, manusia dapat menyelam ke sana. Seberapa dalamnya laut? Dalamnya berkilo-kilometer. Di dalam terdapat banyak benda berharga. Namun, aktivitas ini juga mengganggu kehidupan makhluk hidup dan merusak alam. Ketika sampai di dasar laut, apa pun yang bernilai akan diambil oleh manusia.
Bagaimana cara kita melindungi Bumi? Semua makhluk memiliki vitalitas masing-masing. Bahkan bunga dan rumput juga memiliki vitalitas. Beberapa hari yang lalu, tanah terlihat gundul karena rumput-rumputnya dicabut hingga habis. Namun, hanya dalam beberapa hari, rumput yang hijau kembali bertumbuh. Hari berikutnya, ia bertumbuh makin tinggi. Vitalitas mereka sungguh luar biasa.
Oleh karena itu, saya sering mengatakan bahwa tumbuhan juga memiliki perasaan. Bagaimana mungkin kita tidak menghormati mereka? Hendaknya kita menghormati, mengasihi, dan melindungi semua kehidupan. Lingkungan dan semua makhluk membutuhkan cinta kasih dan perlindungan dari manusia. Kertas yang kita gunakan ini berasal dari pohon-pohon yang ditebang di hutan dan diolah menjadi bubur kertas. Butuh berbagai proses untuk memproduksi selembar kertas ini. Sumber kertas ini ialah pohon.
Dalam kehidupan kita yang berada di tengah masyarakat perindustrian, pertanian, dan perdagangan, segala lapisan masyarakat memiliki kontribusi bagi kemakmuran dunia. Namun, apakah hanya dengan pengetahuan saja, kita dapat memahami segala hal di dunia? Tidak. Kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan.
Buddha meninggalkan istana bukan karena Beliau kekurangan pengetahuan. Beliau mencari tataran yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Beliau meninggalkan istana. Dengan menenangkan hati dan menjernihkan pikiran, Buddha melepaskan diri dari keinginan duniawi dan kemewahan di masyarakat untuk merenung dengan tenang.
Buddha pernah tinggal di gua untuk berlindung dari angin dan hujan. Di siang hari, Beliau duduk di bawah pohon yang teduh dan terdapat embusan angin. Kehidupan ini jauh berbeda dari kenyamanan istana. Ayah-Nya membangun tiga istana bagi-Nya, tetapi Buddha memilih untuk meninggalkan itu semua dan menyatu dengan alam. Dengan hati yang bebas dari gangguan dan terlepas dari kerisauan, Buddha terus merenung.
Hingga suatu ketika, saat mata-Nya terbuka, di kejauhan Beliau melihat sebuah bintang yang bersinar sangat terang di langit. Cahaya hatinya seolah menyatu dengan cahaya bintang itu. Saat tatapan-Nya dan cahaya bintang saling bertemu, jiwa dan raga-Nya menyatu dengan alam semesta. Seketika itu juga, Buddha memahami semua kebenaran alam semesta, termasuk empat fase perubahan yang dialami oleh tiga fenomena.
Setelah mencapai pencerahan, Buddha menyampaikan Empat Kebenaran Mulia. Kehidupan ini tidak kekal dan penuh dengan penderitaan. Akumulasi berbagai sebab dan kondisi mendatangkan penderitaan. Namun, dengan melangkah di jalan yang benar, jiwa dan raga kita dapat mencapai pembebasan serta menyatu dengan alam semesta. Kita menapaki jalan lapang yang ditunjukkan oleh Empat Kebenaran Mulia. Inilah jalan yang harus ditempuh dalam melatih diri.
Kita harus memahami bahwa penderitaan berasal dari akumulasi karma buruk. Jadi, kita harus segera melatih diri dan memahami semua prinsip kebenaran dengan jelas. Ketika memperoleh sesuatu, jangan ada kebahagiaan yang berlebihan; ketika kehilangan sesuatu, jangan ada kerisauan. Hendaknya hati kita tetap tenang. Baik mendapatkan maupun kehilangan sesuatu, kita hendaknya tetap bersyukur. Tanpa kemelekatan, hati kita akan selalu lapang. Inilah tujuan dari pelatihan diri.
Hidup ini tidak kekal dan penuh dengan penderitaan
Buddha merealisasi kebenaran sejati dan menyebarkannya
Melatih diri dengan tekun dan mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan
Hati yang bebas dari kemelekatan akan mencapai ketenangan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 06 Desember 2024