Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Kebenaran dan Menghimpun Kebajikan untuk Menyelamatkan Bumi
Kini pandemi COVID-19 menyelimuti seluruh dunia. Setiap hari, saya mendengar perkembangannya lewat siaran berita. Lewat telekonferensi, para insan Tzu Chi juga memberikan laporan yang berkaitan dengan pandemi tersebut. Sebagian besar relawan yang melakukan telekonferensi dengan saya berkata,“Penyebaran wabah di sini sangat serius. Namun, Master tenang saja. Kami semua aman. Kami juga tidak bermalas-malasan.”
Para relawan kita menaati aturan dan tidak berhenti menjalankan praktik Bodhisatwa. Mereka tetap mengantarkan barang bantuan bagi daerah yang sangat membutuhkan. Insan Tzu Chi tetap bersumbangsih seperti biasa. Para Bodhisatwa dunia ini menjangkau semua makhluk yang menderita. Inilah yang disebut menapaki Jalan Bodhisatwa.
Relawan di wilayah yang aman berkata,“Belakangan ini, Master menggalakkan vegetarisme. Kami juga menggalakkannya dengan tekun dan bersemangat. Kami menguras pikiran untuk memilih sayuran yang akan terlihat menarik, harum, dan lezat saat dihidangkan. Kami harus menyiapkan makanan vegetaris yang menarik, baru bisa mengajak orang-orang untuk bervegetaris.”Inilah yang mereka katakan. Mereka juga bersungguh hati dan tekun melakukannya.
Namun, mendengar ucapan mereka, saya merasa bersyukur, tidak tega, sekaligus tidak berdaya. Tiga jenis perasaan ini selalu ada di dalam hati saya belakangan ini. Saya tidak tega melihat para insan Tzu Chi begitu sibuk. Setiap hari, mereka pergi ke pasar dan menguras pikiran untuk memilih sayuran. Meski cuaca sangat panas, mereka tetap masuk ke dapur untuk menyiapkan banyak makanan vegetaris.
Dalam jangka panjang, para relawan Tzu Chi setiap hari menguras pikiran untuk memikirkan menu-menu vegetaris yang terlihat menarik, harum, dan lezat. Setiap hari, saya mendengar para relawan kita berbagi tentang bagaimana mereka menggalakkan vegetarisme. Mereka melakukannya dengan tulus tanpa niat tersembunyi.
Orang yang menerima makanan vegetaris akan memberikan pujian atau bersyukur pada relawan kita dengan berkata, “Makanan yang kalian masak sangat lezat. Kami sangat gembira. Terima kasih.” Mendengar mereka berkata demikian, relawan kita akan sangat gembira dan berkata,“Jika kalian suka makanan vegetaris, ajaklah orang lain untuk bervegetaris. Kalian cukup memberi tahu kami, kami akan menyediakannya lagi.”
Demikianlah, selama beberapa bulan ini, insan Tzu Chi menyediakan makanan vegetaris setiap hari. Namun, apakah orang-orang yang menyantap makanan vegetaris tahu makna di balik bervegetaris? Tujuan relawan kita sangat murni, yakni menggalakkan vegetarisme. Mereka melakukannya dengan tulus.
Namun, apakah orang-orang memahami makna di balik vegetarisme? Saya selalu berpesan pada relawan kita bahwa saat mengantarkan makanan vegetaris, kita juga harus berbagi tentang kebenaran di balik vegetarisme. Selain makanan, kebenaran juga harus disampaikan.
Mengantarkan makanan vegetaris bagai mengantarkan bingkisan. Kita mengantarkan makanan vegetaris dengan tulus. Namun, bagaimana dengan kebenaran di baliknya? Saat mengantarkan makanan vegetaris setiap hari, apakah kita juga mengantarkan kebenaran di balik vegetarisme? Kita harus membuat orang-orang paham bahwa dengan mengonsumsi makanan vegetaris, kita bisa memperoleh nutrisi yang cukup, menyucikan hati, dan membina ketulusan.
Mengapa bervegetaris dapat menyucikan hati? Makanan vegetaris saja sudah bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh kita sehingga kita tidak perlu mengonsumsi daging yang membuat kita berutang nyawa pada hewan. Contohnya nasi kotak nonvegetaris. Untuk menyiapkan 500 porsi nasi kotak nonvegetaris, butuh 38 ekor ayam. Jadi, butuh 380 ekor ayam untuk menyiapkan 5.000 porsi nasi kotak nonvegetaris dan lebih dari 1.000 ekor ayam untuk menyiapkan 15.000 porsi nasi kotak nonvegetaris.
Lebih dari 1.000 ekor ayam disembelih demi makanan lebih dari 10.000 orang. Jika mereka semua bisa bervegetaris, ayam-ayam itu tidak perlu disembelih. Belakangan ini, kita sering melihat gambar sebuah mulut besar yang akan menelan berbagai jenis hewan. Berapa banyak hewan yang dibunuh untuk dimakan? Hewan yang dibunuh mencapai 2.443 ekor per detik, lebih dari 210 juta ekor per hari, dan lebih dari 77 miliar ekor per tahun.
Dalam setahun, manusia menernakkan hewan yang jumlahnya melebihi 77 miliar ekor karena ada permintaan daging setiap hari. Jadi, dalam setahun, lebih dari 77 miliar ekor hewan dibunuh untuk memenuhi permintaan daging setiap hari. Inilah yang sering saya katakan belakangan ini.
Saya khawatir ada orang yang melupakannya atau tidak mendengarnya sehingga saya harus mengatakannya. Setiap orang juga harus bervegetaris. Pada zaman sekarang, kita harus bervegetaris dan berbagi tentang kebenaran di balik vegetarisme. Inilah waktunya setiap orang tersadarkan.
Mengembangkan cinta kasih individual menjadi
cinta kasih universal
Menjangkau makhluk yang menderita seperti
biasa
Teguh, sabar, bekerja keras, dan giat
menggalakkan vegetarisme
Memahami kebenaran dan menghimpun
kebajikan untuk menyelamatkan Bumi
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 25 Juni 2020