Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Kebenaran dengan Menjadi Donor Sumsum Tulang
Lebih dari 20 tahun yang lalu, Tzu Chi mendirikan bank data donor sumsum tulang dengan penuh kerja keras. Saat mengenang perjalanan pada saat itu, saya sungguh merasa takjub. Pencapaian kita berkat perpaduan dari berbagai kondisi.
Meski tindakan kita juga mendatangkan banyak kritikan dan angin kegelapan batin, tetapi kita telah berhasil mendirikan bank data donor sumsum tulang. Saat ini, kita memiliki data lebih dari 400.000 calon donor. Dalam 20 tahun lebih ini, kita telah menyelamatkan lebih dari 4.000 orang.
Belasan tahun yang lalu, seorang anak laki-laki di Hubei, Tiongkok yang saat itu baru berusia 14 tahun mendapati bahwa terdapat luka lebam di kakinya. Perlahan-lahan, luka lebam itu muncul di sekujur tubuhnya. Berhubung dia merupakan anak tunggal, maka orang tuanya segera membawanya pergi ke Wuhan untuk berobat.
Menurut diagnosis dokter, dia terkena leukemia yang tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan. Satu-satunya cara untuk menyembuhkannya adalah dengan transplantasi sumsum tulang, tetapi kesempatannya sangat kecil. Namun, sang ayah berkata bahwa meski harus mengorbankan semua hartanya, dia tetap harus menyelamatkan putranya. Dia meminta bantuan kepada masyarakat.
Dengan sumbangan dari masyarakat dan semua tabungannya, dia membawa putranya berobat ke Beijing. Pihak rumah sakit berkata padanya, “Sesungguhnya, kita tidak berdaya terhadap leukemia. Untuk menemukan donor yang sesuai tidaklah mudah, hanya ada satu di antara ratusan ribu orang. Meski menemukan donor yang sesuai, dia belum tentu bersedia mendonorkannya. Mintalah bantuan kepada Tzu Chi Taiwan.” Karena itu, dia meminta bantuan kepada kita.
Anak itu sangat beruntung karena di dalam ratusan ribu data donor, terdapat empat orang yang sesuai untuknya. Tidak disangka, salah satunya berasal dari keluarga relawan kita di Taoyuan yang merupakan anggota tim sosialisasi donor sumsum tulang. Kedua orang tuanya merupakan relawan Tzu Chi.
Saat tahu bahwa sumsum tulang putri mereka sesuai untuk orang lain, mereka sangat gembira karena putri mereka dapat menyelamatkan orang lain. Saat sang putri tahu tentang hal ini, dia juga sangat gembira karena kesempatan seperti ini jarang ada. Dia bersedia untuk mendonorkannya. Jadi, kita mencari data donor yang sesuai, mengambil sumsum tulang dari donor, dan mengantarkan sumsum tulang tersebut dari Taiwan ke Beijing. Semua itu kita lakukan dalam waktu enam bulan.
Anak laki-laki yang saat itu berusia 14 tahun, kini telah lulus dari perguruan tinggi dan memiliki pekerjaan yang sangat baik. Sebelas tahun setelah menjalani transplantasi sumsum tulang, dia datang untuk bertemu dengan donornya.
“Yuanhao, apakah dia seperti yang kamu bayangkan?” tanya MC acara. “Cantik sekali. Benar, dia seperti yang saya bayangkan, seperti seorang malaikat,” ucap Yuanhao, sang penerima. “Semoga kamu hidup tenteram, bahagia, dan sehat setiap hari. Saya berterima kasih kepada orang tua saya yang merupakan relawan Tzu Chi yang begitu mendukung saya untuk mendonorkan sumsum tulang kepada Yuanhao. Saya juga berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang begitu bekerja keras mensosialisasikan pendonoran sumsum tulang sehingga kami berkesempatan untuk menolong orang lain,” tutur Zhang Yi-xiang, donor sumsum tulang.
Yuanhao sangat gembira bisa bertemu dengan donornya yang tidak hanya cantik di luar, tetapi juga cantik di dalam. Pertemuan resipien dan donor sumsum tulang ini sungguh membuat orang tersentuh. Bayangkanlah, untuk menolong satu pasien, kita harus mencari donor yang sesuai untuknya di antara ratusan ribu data donor sumsum tulang. Jika orang tersebut bersedia mendonorkan sumsum tulang, maka nyawa pasien tersebut akan tertolong.
Singkat kata, menyelamatkan orang sungguh menyenangkan. Namun, menemukan donor yang sesuai tidaklah mudah. Adakalanya, setelah kita menemukan data yang sesuai, kita tidak bisa menemukan orangnya. Adakalanya, orangnya bersedia, tetapi keluarganya tidak menyetujuinya. Rintangan seperti ini sangatlah banyak.
Di sisi lain, pasien hanya bisa menanti transplantasi sumsum tulang agar dapat memproduksi sel darah sehingga kesehatan mereka dapat pulih dan terus bertahan hidup. Pikirkanlah, jalinan jodoh sungguh menakjubkan. Inilah Dharma.
Setelah menjalani transplantasi sumsum tulang, pasien mampu memproduksi sel darah sendiri. Bukankah ini sangat menakjubkan? Orang yang mendonorkan sumsum tulangnya juga tidak mengalami kerugian apa pun.
Seiring berjalannya waktu, tubuh donor sumsum tulang akan tetap memproduksi sel darah dan tetap sehat. Tubuh donor sumsum tulang akan tetap memproduksi sel darah. Jadi, kesehatan mereka tidak akan terganggu.
Setelah menyelamatkan nyawa orang lain, hati mereka akan terbebas dari kekhawatiran dan hanya merasakan kedamaian dan ketenangan. Berhubung dapat menyelamatkan orang lain, mereka merasa damai dan penuh sukacita. Kita bisa melihat belasan tahun kemudian, saat resipien bertemu dengan donornya, mereka begitu gembira.
Lewat kondisi tubuh manusia, kita bisa melihat Dharma yang dalam. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha berkata bahwa kepala, mata, sumsum tulang, otak, semuanya bisa didonorkan. Inilah yang Buddha katakan pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Orang yang dapat mendonorkan organ tubuhnya merupakan orang yang mempraktikkan ajaran Mahayana dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Kini, kita bisa melihat orang-orang yang telah melakukannya. Mereka merupakan Bodhisatwa.
Singkat kata, dunia ini kaya akan prinsip kebenaran. Dengan membangkitkan sebersit niat baik, kita dapat mengembangkan potensi yang besar. Meski tidak bisa menjadi donor karena tidak sesuai, tetapi kita bisa mengumpulkan data donor sumsum tulang. Saat ada yang membutuhkan, kita mungkin bisa menemukan satu atau dua orang di antara ratusan ribu orang yang sesuai untuk menyelamatkan nyawa pasien. Ini bisa dilakukan karena di dunia ini terdapat prinsip kebenaran dan Dharma. Jadi, Dharma ada di setiap tempat asalkan kita dapat membangkitkan niat baik.
Hakikat kebajikan ini bagaikan mutiara yang tidak ternilai. Mutiara ini tidak ternilai karena terkandung dalam segala sesuatu di dunia ini. Jadi, dunia ini penuh dengan prinsip kebenaran.
Bersukacita karena bisa menjadi donor sumsum tulang
Memperoleh kedamaian batin dengan menyelamatkan nyawa sesama
Membangkitkan niat baik untuk menolong sesama dengan penuh kesadaran
Memahami kebenaran di dunia ini
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 14 April 2016
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina