Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Kebenaran secara Tuntas dan Membawa Manfaat bagi Dunia

Sesungguhnya, kehidupan penuh dengan penderitaan yang tak terkira. Lihatlah kondisi dunia saat ini, terdapat penderitaan di mana-mana. Wabah COVID-19 menyapu seluruh dunia bagaikan badai. Kapan badai ini akan berlalu? Saya sering berkata bahwa jawabannya belum diketahui.

Setelah gelombang pertama COVID-19 berlalu, gelombang kedua kembali menyerang. Kita harus terus memperketat upaya pencegahan wabah COVID-19.

Belakangan ini, virus tersebut terdeteksi pada talenan ikan di sebuah pasar di Beijing. Jadi, semua orang sebaiknya bervegetaris. Jika kita tidak mengonsumsi daging, talenan kita tidak akan terkena virus. Jika orang-orang tidak mengonsumsi daging, hewan tidak perlu dijagal. Jika tidak mengonsumsi daging, orang-orang bisa terhindar dari penularan lewat daging. Cara terbaik untuk melindungi diri ialah bervegetaris.

Kita harus bersyukur kepada bumi yang telah menyediakan tanaman pangan yang paling bagus bagi kesehatan kita. Demi menjaga kesehatan, kita harus menerapkan pola hidup yang aman. Tubuh bisa mendatangkan penderitaan. Kita harus melindungi tubuh dan menjaga kesehatan kita. Setelah tahu tentang perebakan wabah di Beijing, orang-orang hendaknya berusaha untuk mengurangi konsumsi daging demi menjaga keselamatan diri.


Setiap orang juga hendaknya lebih memperhatikan kebersihan diri. Bagaimana menjaga kebersihan diri? Salah satunya ialah dengan menjaga jarak fisik. Jika harus berinteraksi dalam jarak dekat, kenakanlah masker. Ini demi melindungi diri sendiri dan orang lain. Kita selalu menaati aturan saat perlu berinteraksi dengan orang lain dalam jarak dekat. Jadi, kita harus melakukan langkah pencegahan untuk melindungi diri sendiri.

Selain melindungi diri sendiri, kita juga dapat melindungi orang lain. Kita harus melakukan langkah pencegahan agar diri sendiri tidak terinfeksi, juga tidak menyebarkan virus.

Tubuh mendatangkan penderitaan, siapa yang bisa menghindarinya? Meski saat ini kita hidup tenteram, tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita akan tetap hidup tenteram pada detik berikutnya?

Tubuh kita terus mengalami metabolisme. Upaya sel tubuh melawan pathogen sering diumpamakan dengan perang. Bisakah sel tubuh kita senantiasa mengalahkan pathogen dan melindungi kesehatan tubuh kita? Kita tidak tahu. Siapa yang bisa menghindari penderitaan akibat penyakit? Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan berusaha menjaga kesehatan tubuh.


Selain itu, kita juga harus tahu bahwa waktu terus berlalu tanpa bisa dihentikan. Satu hari terdiri atas 86.400 detik. Saat saya mengucapkan satu kata, beberapa detik berlalu. Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan waktu.

Belakangan ini, saya sering berkata bahwa wabah COVID-19 tidak bisa dihentikan. Begitu pula dengan waktu. Waktu juga tidak bisa dilihat dan tidak bisa dihentikan.

Saat hidup tenteram, kita harus menggenggam waktu untuk bersumbangsih. Dengan demikian, kita tidak berutang pada tubuh kita. Kita bisa merasa tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan diri sendiri.

Setelah memahami kebenaran, kita harus mempraktikkannya untuk mengembangkan nilai kehidupan. Jika bisa memahami dan mempraktikkan kebenaran, kita bisa mengendalikan nafsu keinginan dan tidak memiliki pamrih. Saat tidak melakukan hal yang salah, kita akan terbebas dari kerisauan.

Beberapa hari lalu, anggota TIMA kembali dan berbagi dengan saya bahwa mereka kembali menjangkau pegunungan dan pedesaan untuk memberikan pelayanan medis secara gratis bagi orang-orang yang kekurangan dan menderita, lansia sebatang kara, dan orang yang mengalami keterbatasan fisik. Tubuh mereka tidak terawatt dan rumah mereka sangat kotor. Para dokter kita mengenakan sepatu bot dan masker untuk membantu membersihkan rumah mereka. Pemandangan itu penuh kehangatan. Para dokter kita sungguh patut dihormati.


Saya berharap setiap orang dapat lebih bersungguh hati menjalani hari demi hari. Sudahkah kita memanfaatkan tubuh yang sehat untuk melakukan hal yang bermakna?

Belakangan ini, saya sering berkata bahwa kita harus mengembangkan  nilai kehidupan kita. Di manakah letak nilai kehidupan kita? Pada hal yang kita lakukan. Apa yang harus kita lakukan? Hal yang bermanfaat bagi sesama.

Buddha datang ke dunia ini dengan satu tujuan mulia, yakni membimbing orang-orang memahami kebenaran.

Kini kita sudah mendengar Dharma dan hendaknya sudah memahami kebenaran secara tuntas. Setelah memahami kebenaran secara tuntas, kita harus menjaga kesehatan tubuh dan mengembangkan nilai kehidupan kita dengan bersumbangsih dan berbuat baik bagi orang banyak.

Sungguh, jangan biarkan waktu berlalu sia-sia.

Tidak ada yang bisa menghindari penderitaan yang didatangkan oleh tubuh
Setiap orang hendaknya menyadari bahwa detik demi detik terus berlalu
Memperoleh kedamaian dengan mengendalikan nafsu keinginan dan tidak memiliki pamrih
Memahami kebenaran secara tuntas dan membawa manfaat bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 19 Juni 2020
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -