Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Penderitaan dan Membimbing Semua Makhluk

Lihatlah, yang saya katakan, yang saya lakukan, dan yang saya hadapi setiap hari hampir sama. Setiap hari, hal-hal di seluruh dunia yang saya dengar dan lihat tak lepas dari penderitaan. Saya sungguh merasa tidak tega. Penderitaan di dunia ini tidak habis untuk diceritakan dan jumlahnya tak terhingga.

Kita hidup di dunia yang penuh penderitaan. Sudahkah manusia tersadarkan? Setelah mencapai pencerahan, Buddha terlebih dahulu membabarkan kebenaran tentang penderitaan. Sebelum mempelajari kebenaran lain, kita harus terlebih dahulu memahami penderitaan. Dengan memahami penderitaan, barulah kita akan waspada dan tersadarkan. Jika tidak, kita selamanya tidak akan tersadarkan. Intinya, kita harus tersadarkan.

Kebakaran hutan di Amerika Serikat dapat dilihat setiap hari dalam siaran Da Ai TV. Saya selalu berharap misi budaya humanis Tzu Chi dapat menjadi saksi sejarah zaman sekarang. Bagaimana kondisi lingkungan pada zaman sekarang? Kita harus melakukan dokumentasi. Bagaimana pula kondisi dunia, masyarakat, serta pola pikir, pola hidup, dan lingkungan hidup orang-orang zaman sekarang? Kita harus bersungguh-sungguh mencari tahu dan melakukan dokumentasi.


Menjadi saksi sejarah zaman sekarang dan menulis sejarah bagi umat manusia adalah tanggung jawab misi budaya humanis. Kita bisa melihat bahwa alam telah jatuh sakit dan terluka parah. Setiap hari, kita bisa melihat kebakaran. Kita semua tinggal di Bumi yang sama. Meski kebakaran sepertinya sangat jauh dari kita, tetapi sesungguhnya, itu tidaklah jauh. Bumi tidaklah besar. Bumi sungguh telah mengalami kerusakan.

Semua orang hidup di Bumi ini dan menghirup udara yang sama. Bagaimana mungkin polusi udara yang ditimbulkan tidak membawa dampak bagi wilayah lain? Semua makhluk hidup di ruang yang sama.

Namun, banyak orang yang tidak menyadarinya. Jadi, mereka tetap tenggelam dalam delusi setiap hari. Ini sangat mengkhawatirkan. Kita juga melihat pembagian bantuan di Amerika Serikat.

“Dengan menjangkau mobil demi mobil, saya dapat memberi tahu warga bagaimana memperoleh barang bantuan ataupun dukungan ekonomi pascabencana. Membantu mereka membuat beban pikiran saya menjadi ringan. Ini sekaligus merupakan tantangan bagi saya karena suasana hati mereka tidak baik,” terang

“Ada beberapa teman saya yang merupakan korban Camp Fire tahun 2018. Mereka memberi tahu saya untuk menghubungi Tzu Chi. Bisa menyelamatkan diri dari kebakaran dan bertahan hidup, saya ingin mencari tahu tentang sumber daya yang dibutuhkan untuk pemulihan pascabencana. Saya berharap dengan pemulihan pascabencana, kami dapat bangkit dan kembali hidup seperti sediakala,” ujar


Dua tahun lalu, California juga dilanda kebakaran hutan yang berlangsung sangat lama. Saat itu, kita juga membagikan bantuan. Saat itu, insan Tzu Chi memberi penghiburan dengan penuh kehangatan serta mengantarkan bingkisan, barang bantuan, surat penghiburan, dan kartu debit bagi para korban bencana. Mereka selalu mengingatnya di dalam hati.

Ada pula seorang personel polisi yang berkata bahwa dia pernah menerima bantuan dan penghiburan dari insan Tzu Chi. Saat itu, ketika mengadakan pembagian bantuan, kita juga membagikan celengan bambu. Mereka pun mulai menyisihkan uang ke dalam celengan bambu untuk membalas kebaikan Tzu Chi. Kali ini, saat kita ingin menjangkau lokasi kebakaran di wilayah pegunungan, polisi setempat tidak mengizinkan. Kemudian, polisi ini mengenali relawan kita dan berbagi tentang pengalamannya.

Berhubung percaya bahwa insan Tzu Chi dapat memberikan bantuan yang berkualitas serta penghiburan penuh kehangatan yang membawa manfaat bagi fisik dan batin orang-orang, dia pun membantu kita memperkenalkan Tzu Chi. Jadi, ini merupakan interaksi yang penuh kehangatan dan kasih sayang.

Asalkan kita bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih, orang lain juga akan membalas dengan cinta kasih. Ini merupakan dukungan besar bagi kita. Ini membuat kita tahu bahwa sumbangsih yang dilandasi cinta kasih sumbangsih yang dilandasi cinta kasih akan berbuah cinta kasih pula.


Belakangan ini, saya terus berkata bahwa kita harus membuka jalan. Setelah membuka jalan, kita harus membentangkan jalan seinci demi seinci. Ini merupakan bagian dari sejarah Tzu Chi. Sejarah Tzu Chi berisikan perjalanan kita selama ini dalam membentangkan jalan di tengah masyarakat.

Kita menggalang Bodhisatwa dunia dan membentangkan Jalan Bodhisatwa yang lapang. Bukankah orang-orang ini merupakan Bodhisatwa? Kita membagikan celengan bambu yang kosong dan kini, mereka mengembalikan celengan bambu yang terisi penuh dan berat. Meski berulang kali dilanda bencana, mereka memiliki keteguhan tekad untuk berbuat baik. Lihatlah celengan mereka yang terisi penuh.

Jadi, setiap makhluk memiliki kebijaksanaan yang setara dengan Buddha. Insan Tzu Chi bersumbangsih diam-diam. Hingga jalinan jodoh matang, kita pun mengajak orang-orang untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Selangkah demi selangkah, kita membimbing orang-orang untuk menjadi Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya. Demikianlah kita mempraktikkan Dharma di dunia. Kita semua dapat mempraktikkan Dharma di dunia ini.

Bencana yang terjadi di dunia ini tidak habis untuk diceritakan
Menjadi saksi sejarah zaman sekarang dan meningkatkan kewaspadaan
Mengemban misi setelah memahami penderitaan dan tersadarkan
Membentangkan jalan seinci demi seinci demi membimbing semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Oktober 2020   
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 8 Oktober 2020
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -