Ceramah Master Cheng Yen: Memandang ke Seluruh Dunia dan Melenyapkan Penderitaan

Bodhisatwa sekalian, selamat Tahun Baru. Tahun Baru Imlek juga hampir tiba. Pada awal tahun Masehi dan akhir tahun Imlek ini, kita hendaknya bersyukur atas hari-hari yang telah kita lewati dengan aman dan tenteram. Kita harus bersyukur setiap hari dan setiap waktu.

Dalam interaksi antarsesama manusia, “bersyukur” merupakan kata yang penuh berkah. Melihat satu demi satu relawan lewat di hadapan saya, saya sangat bersyukur. Sebagian relawan kembali dari tempat yang jauh. Mereka menempuh jarak yang jauh demi menjalani pelantikan. Saya sangat bersyukur dan gembira melihat mereka. Saya senantiasa bersyukur atas setiap orang, hal, dan waktu. Banyak hal yang saya syukuri.

Kita harus menyambut tahun yang baru dengan hati yang tulus. Semoga di tahun yang baru ini, hidup kita tetap aman dan tenteram serta unsur tanah, air, api, dan angin dapat selaras. Saat kondisi iklim bersahabat, dunia akan aman dan tenteram. Setiap orang hendaknya berdoa dengan tulus. Sungguh, setiap detik, menit, dan hari, saya selalu berdoa dengan tulus semoga empat unsur alam selaras, dunia aman dan tenteram, serta masyarakat harmonis.

Yang terpenting bagi kita ialah menyambut masa depan dengan tulus. Saya sangat bersyukur kepada insan Tzu Chi yang menciptakan berkah setiap waktu. Semoga setiap orang dapat hidup tenteram dan dunia ini senantiasa damai.


Dalam perjalanan sejak November tahun lalu ini, saya merasakan kebahagiaan dan kesedihan. Saya merasa bahagia melihat para Bodhisatwa kembali dari tempat yang jauh serta dengan sepenuh hati dan tekad mendalami ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi demi membawa semangat dan filosofi Tzu Chi ke negara tempat tinggal masing-masing.

Mendengar mereka berbagi pengalaman, saya sangat tersentuh. Meski berasal dari negara yang berbeda-beda, semua relawan sangat tekun, bersemangat, kompak, dan disiplin. Demikianlah keluarga besar Tzu Chi. Inilah yang membawa kebahagiaan bagi saya. Saya sangat bahagia, tersentuh, dan bersyukur. Para relawan dari negara yang berbeda-beda kembali ke sini dengan satu tujuan yang sama, yaitu mewarisi semangat ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Jadi, saya sangat bersyukur.

Namun, saya merasa sedih saat melihat dan mendengar penderitaan. Saya sungguh merasa tidak tega. Contohnya para pengungsi yang tinggal di negara lain. Negara mana yang bisa mereka jangkau, di sanalah mereka tinggal. Hidup manusia tidaklah kekal dan bumi pun rentan. Di negara mana pun, saat ada orang yang menderita, jatuh sakit, ataupun kekurangan, insan Tzu Chi setempat dapat memberikan bantuan.


Saya sangat bersyukur kepada orang-orang yang menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Bantuan kita bisa menjangkau berbagai negara berkat himpunan kekuatan cinta kasih banyak orang. Saya sangat berharap kita dapat memperbaiki kehidupan warga Afrika. Setelah memberikan bantuan kepada warga kurang mampu, kita juga harus menenteramkan fisik dan batin mereka dan berusaha untuk membantu mereka hidup mandiri agar mereka dapat terbebas dari kemiskinan. Inilah yang tengah kita usahakan sekarang.

Kita harus menolong orang yang membutuhkan di seluruh dunia. Donasi setiap orang, baik besar maupun kecil, sangatlah berarti untuk mendukung penyaluran bantuan di 100 negara dan wilayah. Berkat himpunan tetes demi tetes cinta kasih banyak orang, kita bisa menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma di berbagai negara.

Hal-hal yang terjadi di seluruh dunia sangat banyak dan tidak habis saya bagikan. Perubahan iklim sungguh sangat ekstrem dan mengkhawatirkan. Semoga setiap orang bisa lebih bersungguh hati mengunjungi situs Tzu Chi untuk mempelajari hal-hal yang ingin saya bagikan. Kita harus memandang ke seluruh dunia agar tahu apa yang terjadi di seluruh dunia.

Buddha datang ke dunia ini demi satu tujuan mulia, yakni mengajarkan praktik Bodhisatwa. Bodhisatwa sekalian, seiring kita menyambut tahun 2020, Tzu Chi akan segera memasuki usia ke-55 tahun. Tzu Chi akan segera memasuki usia ke-55 tahun. Kita harus senantiasa tekun melatih diri dan mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi.


Semoga setiap orang dapat terus bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih, mewariskan semangat Tzu Chi, dan mendampingi relawan junior. Semua insan Tzu Chi yang bersama-sama membangun Tzu Chi merupakan insan Tzu Chi generasi pertama. Semoga kalian dapat terus mewariskan semangat Tzu Chi dan mendampingi relawan junior. Saya bersyukur atas sumbangsih tanpa pamrih para relawan kita. Selain bersyukur, kita juga harus senantiasa bersungguh hati.

Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur kalian bisa membangun Empat Misi Tzu Chi menjadi satu kesatuan. Ajaran Jing Si ialah giat mempraktikkan Jalan Kebenaran. Mazhab Tzu Chi ialah Jalan Bodhisatwa di dunia. Semoga semua orang dapat berpegang teguh pada semangat untaian bacang dan bersungguh-sungguh mewariskannya.

Saya mendoakan kalian. Semoga kalian dapat selamanya memiliki tekad yang tak tergoyahkan dalam miliaran kalpa. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua. Semoga kalian bisa tekun dan bersemangat untuk berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan. Terima kasih.

Bahagia melihat benih kebajikan menyebar ke negara lain
Sedih melihat orang yang menderita, jatuh sakit, dan kekurangan
Memandang ke seluruh dunia dan mempraktikkan Jalan Kebenaran
Tekun dan bersemangat melatih diri serta mewariskan ajaran Jing Si

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Januari 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 25 Januari 2020

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -