Ceramah Master Cheng Yen: Memandang ke Seluruh Dunia dan Menolong Semua Makhluk

“Harga sepotong roti 10 dolar AS. Saya bahkan tidak sanggup membeli roti karena penghasilan saya hanya 0,6 dolar AS,” kata salah seorang warga Zimbabwe.

“Sebelumnya, harga barang naik sebulan sekali. Sekarang naik seminggu sekali. Minggu lalu saya membeli detergen dengan harga 52 dolar AS. Kemarin, saya lihat harganya sudah naik menjadi 125 dolar AS,” kata warga Harare.

“Tidak ada apa pun di dalam kulkas. Kosong. Kami juga tidak mampu menambah persediaan makanan. Hanya ada persediaan makanan untuk seminggu, bahkan kurang dari seminggu,” kata dokter di Zimbabwe.

Kini kondisi di Zimbabwe tidak tenteram karena inflasi yang sangat tidak stabil. Ini merupakan salah satu penyebab ketidaktenteraman di dunia ini. Berhubung inflasi meningkat, nilai uang terus merosot sehingga masyarakat menjadi tidak tenteram.

Akibat hidup kekurangan dan tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidup, pikiran manusia bergejolak sehingga terjadilah kekacauan yang tidak terkendali.


Sungguh, melihat negara-negara yang mengalami inflasi, kita hendaknya waspada. Semua bencana yang terjadi di dunia ini berawal dari pikiran manusia yang menyimpang. Akumulasi pikiran yang menyimpang dapat memicu terjadinya pergolakan dan inflasi, seperti yang terjadi di Zimbabwe. 

Kita harus sangat waspada. Kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi. Kita harus senantiasa ingat untuk berpola hidup hemat dan menghargai sumber daya alam. Berpola hidup hemat berarti memupuk berkah. Janganlah kita memboroskan sumber daya. 

Saya mendengar bahwa setiap hari, ada berton-ton makanan yang terbuang sia-sia, sedangkan di negara-negara tertinggal, banyak orang yang kelaparan. Saya sungguh tidak tega melihatnya. 

Kita bisa melihat sekelompok anak yang berjongkok di atas tanah dan mendongak dengan pandangan penuh dambaan. Sesungguhnya, apa yang mereka dambakan? Mereka bukan ingin menonton pertandingan sepak bola atau basket, melainkan mendambakan pembagian makanan. 

Memperoleh makanan merupakan hal yang sangat sulit bagi mereka. Namun, di negara-negara makmur, akibat konsumsi yang berlebihan, berton-ton makanan dibuang setiap hari. Karena itu, kita harus berintrospeksi diri, memperbaiki diri, dan bertobat.

Kita hendaknya mengurangi konsumsi. Dengan demikian, kita bisa menghemat uang untuk menolong orang-orang yang kekurangan. Saya sungguh tidak tega melihat orang-orang yang menderita. Contohnya Filipina.


Belakangan ini, kita terus membagikan bantuan karena guncangan gempa bumi mendatangkan dampak serius. Banyak orang yang tinggal di tenda. Saat turun hujan, tanah menjadi berlumpur. Karena itu, kita segera membagikan tempat tidur lipat.

Insan Tzu Chi Filipina berkata bahwa mereka akan terus membagikan tempat tidur lipat. Berapa lama para korban bencana harus tinggal di dalam tenda di atas tanah berlumpur?

Rumah para korban bencana telah roboh dan mereka membutuhkan bantuan. Bagaimana kita menolong mereka? Kita membutuhkan himpunan cinta kasih banyak orang.

Saya berkata pada relawan kita bahwa kita harus memberikan bantuan yang bermanfaat bagi korban bencana. Kita harus terlebih dahulu menenteramkan kehidupan mereka selama beberapa waktu, lalu mengevaluasi apakah perlu membangun rumah bagi mereka serta bagaimana menolong mereka. Demikianlah penyaluran bantuan kita.

Kita memberikan bantuan yang benar-benar bermanfaat, bukan ala kadarnya. Inilah prinsip penyaluran bantuan Tzu Chi selama ini. Intinya, kita harus saling menginspirasi kekuatan cinta kasih dan bersumbangsih secara nyata. Setelah membangun tekad, kita harus menjalankannya.

Banyak penyaluran bantuan internasional yang sedang kita jalankan kini. Sesungguhnya, relawan yang bisa menjangkau luar negeri untuk memberi bantuan tidaklah banyak. Tentu saja, kita selalu melakukan perencanaan yang matang.

Dalam memberikan bantuan, kita selalu menyerahkan barang bantuan ke tangan penerima bantuan secara langsung dan dalam jumlah yang mencukupi. Dengan demikian, barulah mereka bisa benar-benar terbantu.


Dalam setiap pembagian bantuan Tzu Chi, barang bantuan selalu sangat beragam. Selain beras, kita juga membagikan minyak, garam, dan gula yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu hingga dua bulan sesuai kondisi masing-masing.

Singkat kata, demikianlah kita memberikan bantuan. Untuk bersumbangsih dengan cinta kasih, kita juga membutuhkan tenaga. Saya terus mengimbau orang-orang untuk menonton berita dan program Da Ai TV. Saya menontonnya setiap hari dan selalu sangat tersentuh. Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak.

Bencana yang terjadi sangat banyak dan tidak habis untuk diulas. Gempa bumi, topan, dan banjir terjadi di mana-mana. Sungguh, banyak bencana yang terjadi. Karena itu, kita harus berhati tulus dan menyelaraskan pikiran. Lihatlah bagaimana pikiran manusia yang tidak selaras menimbulkan bencana akibat ulah manusia. Lihatlah bagaimana inflasi membuat orang yang semula berada menjadi hidup dalam kondisi sulit.

Ada banyak contoh yang bisa kita lihat. Lewat siaran berita, kita bisa melihat apa yang terjadi di seluruh dunia untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kebijaksanaan.

Saya terus berkata bahwa Dharma terkandung dalam segala sesuatu di dunia ini. Jika kita tidak tahu apa yang terjadi di seluruh dunia saat ini, bagaimana kita memahami Dharma yang Buddha babarkan dahulu? Jadi, kita juga harus memahami sejarah Tzu Chi dan bagaimana Tzu Chi dijalankan dahulu.

Kini, setelah mengenal Tzu Chi, kita juga harus mempelajari sejarah Tzu Chi. Jadi, janganlah kita melupakan tahun itu. Mari kita lebih bersungguh hati.

Memperhatikan apa yang terjadi di seluruh dunia
Menyelaraskan pikiran untuk meredam pergolakan masyarakat
Bertobat dan berpola hidup hemat demi menolong semua makhluk
Memberikan bantuan yang bermanfaat dan mencurahkan perhatian

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 November 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 08 November 2019

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -