Ceramah Master Cheng Yen: Memandang Pasien sebagai Guru dan Memiliki Tekad yang Teguh


“Saya bersumpah, ketika memasuki profesi medis, saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan; saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya; saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya; kesehatan penderita akan senantiasa saya utamakan; saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien; saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.”

Calon dokter sekalian, saya telah melihat bagaimana kalian bersumpah untuk merawat pasien. Kalian harus menjalankannya dengan semangat misi. Kalian harus menyadari bahwa kehidupan ini penuh penderitaan dan penyakit adalah penderitaan terbesar. Dunia ini membutuhkan dokter dan perawat yang baik. Tenaga medis harus merawat dan memperhatikan pasien dengan penuh cinta kasih.

Saya sangat bersyukur karena lebih dari 50 tahun yang lalu, setelah menjalankan misi amal, kita bertemu dengan mereka yang miskin dan sakit. Terlebih lagi, mereka telah tua dan hidup sendiri. Mereka sungguh menderita. Oleh karena itu, kita mewujudkan Empat Misi Tzu Chi. Di musim dingin, mereka yang hidup kekurangan akan merasa kedinginan dan kelaparan. Lebih dari 50 tahun yang lalu, Tzu Chi selalu melihat dan mendengar penderitaan banyak orang dan berusaha untuk membantu mereka. Pada saat itu, saya juga sering mengunjungi keluarga yang hidup dalam kemiskinan untuk memahami kondisi kehidupan mereka.


Misi amal Tzu Chi menyadarkan kita bahwa kemiskinan menimbulkan penyakit dan penyakit menimbulkan kemiskinan. Jadi, selain mengentaskan kemiskinan, kita juga berencana membangun rumah sakit. Hingga saat ini, RS Tzu Chi Hualien telah berdiri selama 36 tahun. Setelah membangun rumah sakit, kita mulai membina dokter dan perawat. Saat ini, kalian adalah angkatan ke-25. Seiring berjalannya waktu, kita dapat mencapai berbagai hal dan membina insan berbakat di masyarakat.

Dokter muda sekalian, hendaklah kalian memiliki tekad dan ikrar yang tak tergoyahkan. Hendaklah kalian membangun tekad kalian untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat dengan cinta kasih dari lubuk hati yang terdalam. Inilah harapan saya bagi para dokter dan perawat kita. Saya mengucapkan terima kasih kepada kalian semua. Saya menghormati setiap orang dari kalian.

Saya tidak hanya menghormati para dokter. Ketika mengunjungi warga kurang mampu atau kaum difabel, saya akan menghampiri mereka dan membungkuk untuk menghormati mereka. Saya telah melakukannya sepanjang hidup saya. Saat akan menggantungkan stetoskop di leher kalian, saya akan berkata, "Maju lebih dekat dan membungkuklah." Kalian harus belajar untuk lebih dekat dan lebih membungkuk terhadap pasien. Dengan demikian, Anda akan menjadi dokter yang baik.


Melayani dengan kerendahan hati tanpa kesombongan adalah kunci keberhasilan seorang dokter. Kita harus memiliki rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih. Rasa ini juga ingin saya berikan kepada kalian semua. Hendaklah kalian bersyukur kepada orang tua yang telah melahirkan dan merawat kalian. Kalian juga harus berterima kasih kepada guru yang telah mendidik dan membimbing kalian.

Bertata krama kepada orang lain adalah prinsip yang benar dalam kehidupan. Kita harus belajar untuk menghormati dan bersikap sopan kepada semua orang. Kelak, kalian harus seperti ini terhadap pasien. Dengan demikian, Anda akan menjadi dokter terbaik. Hendaklah kita bersyukur setiap saat dan berterima kasih kepada semua orang. Inilah harapan dan doa saya bagi calon dokter muda sekalian.

Ada banyak hal untuk dipelajari. Bagian bawah dari aksara Tionghoa "xue" (belajar) adalah aksara "zi" (anak). Ketika aksara "zi" (anak) ini diganti dengan "jian" (melihat), terbentuklah aksara "jue" (kesadaran). Kita semua harus belajar dan membangkitkan kesadaran. Hendaklah kalian terus belajar dengan baik agar dapat melihat dan memahami prinsip kedokteran yang benar.

Kalian juga harus memahami alasan kalian mempelajari kedokteran. Ketika kalian memiliki kesadaran ini, kalian akan menjadi dokter yang sukses. Kalian akan berada dalam dunia medis seumur hidup dan harus memiliki kesadaran setiap hari.


Untuk mendiagnosis penyakit pasien dan memberikan pengobatan yang tepat, kalian membutuhkan pembelajaran tanpa batas. Ketika seorang pasien pulih dari penyakitnya, ini membuktikan bahwa kalian telah belajar dengan baik dan menggunakan metode yang benar dalam menyelamatkan nyawa manusia. Intinya, jalan ini akan kalian tapaki selamanya.

Hendaklah kalian semua bersungguh hati dalam segala hal dan selalu melayani dengan cinta kasih agung. Hendaklah kalian berterima kasih kepada para guru, orang tua, dan teman-teman sekelas kalian. Hendaklah semuanya saling mengasihi. Untuk mengembangkan cinta kasih, dibutuhkan rasa syukur. Hendaklah kalian saling membantu dalam proses pelatihan dan dalam perjalanan hidup ini. Hendaklah semuanya bersungguh hati. Terakhir, saya berharap kalian dapat merenungkan apa yang saya katakan.

Hendaklah kalian menyerap dan mengingat kata-kata saya sepenuh hati. Dengan demikian, kalian dapat mencapai keberhasilan, berjalan di jalan yang lurus dalam hidup, dan menciptakan kehidupan yang bernilai. 

Membangun rumah sakit untuk menolong yang sakit dan kekurangan
Tersadarkan dari proses belajar dan memandang pasien sebagai guru
Mengingat semangat bersyukur, menghormati, dan mengasihi
Memiliki tekad yang tak tergoyahkan dalam melindungi kehidupan   

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 01 Oktober 2022
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -