Ceramah Master Cheng Yen: Memanfaatkan Kehidupan Ini untuk Meneruskan Jiwa Kebijaksanaan

Semua orang harus lebih bersungguh hati karena waktu berlalu dengan sangat cepat. Beberapa waktu ini, relawan dari berbagai negara datang ke sini. Mereka memiliki harapandan tujuan yang sama, yaitu dilantik menjadi insan Tzu Chi yang resmi. Mereka sudah resmi dilantik menjadi bagian dari mazhab Tzu Chi. Semangat mazhab Tzu Chi adalah silsilah Dharma Jing Si.

Dari mana silsilah Dharma Jing Si berasal? Dari semangat dan filosofi ajaran Buddha yang disesuaikan dengan zaman modern. Namun, prinsip kebenarannya tetap sama. Prinsip kebenaran ajaran Buddha selalu sama, hanya saja disesuaikan dengan orang-orang, masalah, dan segala sesuatu.

Dengan silsilah Dharma, semangat, dan filosofi Tzu Chi, ajaran Buddha dapat diterapkan di dunia saat ini. Ini merupakan sebuah sistem yang diterapkan di dunia agar orang-orang mengetahui caranya. Buddha datang ke dunia untuk mengajarkan kepada kita Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa ada banyak pendekatan. Dengan pendekatan ini, bagaimana kita menerapkannya dalam tindakan nyata?


Bodhisatwa muncul karena ada makhluk hidup yang menderita; Dharma harus dipraktikkan dalam keseharian. Jadi, Bodhisatwa  memiliki jalinan jodoh dengan  semua makhluk yang menderita. Orang yang menolong orang lain disebut Bodhisatwa. Semua makhluk yang menderita yang berjodoh dapat bertemu dengan Bodhisatwa penolong.

Untuk memiliki jalinan jodoh dengan orang, kita harus melakukan tindakan nyata, bukan hanya membicarakannya saja karena orang-orang yang menderita benar-benar sedang menanggung buah karma mereka di dunia. Sebagai Bodhisatwa, kita harus meneruskan filosofi dan ajaran Buddha. Kita berikrar dan bersedia mendedikasikan diri untuk membebaskan orang-orang dari penderitaan.

Seperti inilah kita menjangkau dan membantu orang-orang yang menderita. Ini membutuhkan kesungguhan hati dan tekad. Tekad ini berasal dari pandangan dan pikiran kita. Jadi, dengan semangat ajaran Jing Si, kita mendirikan mazhab Tzu Chi yang menjadi misi kita. Misi kita adalah menyatukan insan Tzu Chi sesuai semangat dan filosofi Tzu Chi. Inilah yang disebut dengan panduan.


Dengan panduan aturan ini, para relawan harus mengikuti pelatihan dalam waktu tertentu. Relawan Tzu Chi di berbagai negara melakukan hal yang harus mereka lakukan. Mereka menganggapnya sebagai kewajiban dalam melakukannya. Tak peduli berapa usia mereka, yang penting adalah berapa lama mereka bisa bersumbangsih pada kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang yang tak terbatas.

Buddha berkata bahwa kita tak perlu melekat pada usia kehidupan. Semua orang berkata pada saya, "Master, saya sudah tua, saya harus mewariskan misi kepada kaum muda." Mewariskan sangatlah baik karena dapat membina orang-orang berbakat. Namun, kalian jangan mengatakan, "Saya sudah tua, kalian saja yang melakukannya." Menyerah pada usia tidaklah benar. Jika seperti itu, berarti kita berhenti di tempat. Itu sangat disayangkan.

Kita seharusnya semakin menggenggam waktu untuk melakukannya. Jika tak menjalin jodoh dengan orang, bagaimana kita bisa mencapai kebuddhaan? Sebelum mencapai kebuddhaan, kita harus menjalin jodoh baik dengan orang dan membimbing semua makhluk. Dengan membimbing semua makhluk, barulah Bodhisatwa bisa menyempurnakan Enam Paramita dan mencapai pencerahan. Jika kita berhenti bersumbangsih karena tua, kita malah akan menua lebih cepat.


Jadi, kita harus menjaga tubuh dan pikiran kita agar tetap sehat seperti masih muda dan mempertahankan tekad awal kita untuk bersumbangsih di tengah masyarakat. Kita harus membangkitkan kembali niat kita, yaitu berikrar untuk membimbing semua makhluk dan melenyapkan semua noda batin. Kita harus memanfaatkan waktu untuk terjun ke tengah masyarakat guna memahami banyak hal.

Kita harus melenyapkan noda batin agar kita tak membawa noda batin saat meninggal dan kembali dengan membawa kegelapan batin. Kita harus memahami bahwa pikiranlah yang menentukan bagaimana kita mengisi waktu kehidupan kita. Pikiran kitalah yang menentukan panjang pendeknya nilai kehidupan kita. Pekerjaan 4 hari kita selesaikan dalam 1 hari, itu bukan tak mungkin. Kita harus menggenggam setiap menit ataupun detik dan memanfaatkannya.

Ketika Buddha berbicara tentang usia, yang Beliau maksud ialah tubuh Dharma dan jiwa kebijaksanaan yang bisa kita tumbuhkan dengan mengembangkan potensi kehidupan kita. Membantu orang adalah apa yang kita lakukan di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kita harus menyelesaikannya pada kehidupan ini. Kita harus memanfaatkannya dengan baik.


Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih bisa berkembang dengan sangat panjang dan tanpa batas. Kita harus bersungguh hati. Sulit terlahir sebagai manusia. Dalam ruang yang tak terbatas ini, kita bisa bertemu dan bersama-sama mendengarkan Dharma serta memiliki jalinan jodoh untuk  bersatu di dalam silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi guna menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita untuk selamanya.

Yang harus kita genggam adalah waktu. Kita harus menggenggam saat ini dan memanfaatkan kehidupan ini untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Bagi relawan lansia, hendaklah bersungguh hati dalam bersumbangsih. Bagi relawan muda, hendaklah menggenggam jalinan jodoh untuk melenyapkan delusi masa lalu dan berjalan di jalan yang benar. Jadi, kita harus segera menggenggam saat ini untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan lebih bersungguh hati setiap saat.

Sulit untuk terlahir sebagai manusia dan dapat mendengarkan Dharma

Relawan berkumpul bersama untuk belajar ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi

Berikrar untuk melenyapkan noda batin dan membimbing semua makhluk

Meneruskan jiwa kebijaksanaan dan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 13 November 2018

 

Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -