Ceramah Master Cheng Yen: Memanfaatkan Setiap Waktu untuk Menjalankan Resolusi
“Tahun ini saya berusia… 30 tahun. Saya tahun ini berusia 27 tahun. Saya 22 tahun. Saya 20 tahun. Menggagas tabungan usia, Master sungguh bijaksana. Di dunia Tzu Chi, semua orang menjadi muda. Mari cepat mendaftar,” kata para relawan di Posko Pendidikan Daur Ulang Xizhi.
“Kami akan bersungguh-sungguh menjalankan daur ulang hingga selama-lamanya,” sambung relawan di Posko Pendidikan Daur Ulang Songshan.
“Seratus tangan, seribu tangan, sepuluh ribu tangan, bersama-sama melindungi bumi, menjaga ketenteraman. Semoga Mastersehat selalu; seluruh insan Tzu Chi di dunia senantiasa aman dan tenteram. Selamat Tahun Baru Imlek,” imbuh relawan di Posko Pendidikan Daur Ulang Nangang.
Staf badan misi amal dan pendidikan menyampaikan ucapan Tahun Baru Imlek, “Semoga trauma akibat gempa segera reda; hati manusia selaras dan damai; seluruh murid Master bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Misi kesehatan berpadu dalam cinta kasih untuk mewujudkan kasih sayang. Tulus berdoa semoga hati manusia tersucikan, masyarakat harmonis, dunia bebas dari bencana.”
Bodhisatwa sekalian, selamat Tahun Baru Imlek. Hari ini kita akan menyambut Tahun Baru. Satu tahun lagi waktu sudah berlalu. Saya merasa bahwa melewati hari dengan baik lebih penting dari melewati pergantian tahun. Yang lebih penting adalah melewati setiap detik dengan penuh makna.
Kita harus memiliki pola pikir untuk menggenggam setiap detik yang ada saat ini. Jangan biarkan pikiran lengah sedikit pun. Kita harus sungguh-sungguh memahami bahwa kita tak boleh lengah sedetik pun. Jika kegelapan batin muncul sedikit saja, maka kita mungkin akan jauh tersesat. Jadi, kita tak boleh lengah dalam setiap waktu.
Jika kita kehilangan pikiran dan perhatian benar, maka pikiran kita akan menyimpang. Dengan demikian, pikiran ini akan membawa penyesalan di kemudian hari. Jadi, janganlah menunggu pergantian tahun untuk bertekad atau membuat resolusi. Harapan baru juga bukan hanya ada di tahun baru.
Kita hendaknya memperbarui dan memperbaiki diri setiap hari dan setiap saat. Jika ada pikiran menyimpang, kita harus segera sadar dan waspada. Setelah itu, segeralah memperbaiki diri. Jangan biarkan pikiran terus menyimpang sehingga kita terus melakukan kesalahan. Kita harus segera memperbaiki kesalahan. Begitu menyadari kesalahan, kita harus berani untuk berubah. Kesalahan kemarin tidak boleh terulang hari ini. Niat menyimpang sedetik yang lalu harus segera diluruskan.
Belakangan ini saya terus membahas tentang waktu. Seiring berlalunya waktu satu hari, usia kehidupan juga berkurang. Manusia tak luput dari hukum alam. Proses perubahan terus berjalan.
Lima Agregat hakikatnya adalah kosong. Agregat pembentuk diri ini terus-menerus mengalami perubahan. Contohnya, kita di sini bangun sekitar pukul 3. Saat itu langit masih gelap. Kapankah langit yang gelap di luar berubah menjadi terang? Ini adalah proses perubahan.
Kehidupan kita berproses dari kita lahir, menginjak masa kanak-kanak, masa remaja, masa paruh baya, hingga masa tua. Kita sendiri tak menyadarinya. Setelah berlalu beberapa waktu, orang lain berkata, “Saya tak mengenali Anda.” Sejak kapan diri kita berubah? Kita tidak menyadarinya. Usia tua juga menghampiri tanpa kita sadari. Perubahan fisik juga tidak kita sadari. Lima Agregat tentu mencakup tubuh ini.
Agregat rupa adalah wujud fisik. Jika kita melihat foto masa kecil kita, lalu melihat kembali foto masa muda kita, manakah diri kita yang sebenarnya? Semuanya tidak sama. Jika demikian, mengapa kita melekat pada diri ini? Jadi, Buddha mengajarkan “tanpa aku”.
Ajaran
Buddha ini ingin mengatakan kepada kita bahwa segala sesuatu pada hakikatnya adalah kosong. Namun, jika dikatakan semuanya kosong, kita melihat semuanya juga jelas-jelas ada. Contohnya, jika saya ingin berbicara lebih lama, maka akan mengambil waktu orang lain. Saat ada lebih banyak yang ingin disampaikan, mungkin ada yang tak kuat duduk lebih lama. Masing-masing orang memiliki perasaan
yang berbeda-beda. Dari sini kita melihat adanya ciri, adanya “aku”, dan adanya perasaan.
Perasaan setiap orang tidak sama. Perasaan ini ada, bukannya tidak ada. Jadi, sesungguhnya ada atau tidak ada? Saya katakan kepada kalian bahwa ini disebut eksistensi ajaib. Ia bukan tidak ada dan bukan pula ada, tetapi hakikatnya adalah kosong.
Eksistensi ajaib yang dimaksud adalah kebenaran yang tak dapat dilihat ataupun diraba. Namun, kita harus mempelajarinya. Jadi, kita harus menggenggam waktu yang ada dan memanfaatkan kehidupan kita untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
“Para murid Jing Si di Wuhan dengan tulus berikrar selamanya memegang tekad awal tanpa lengah; giat menyelami Dharma dan mengubah tabiat; bersama-sama menggarap ladang berkah; menjalankan semangat Bodhisattva di tengah masyarakat,” relawan Tzu Chi Wuhan menyampaikan ucapan Tahun Baru Imlek.
“Para murid Jing Si di Beijing dengan tulus berikrar giat menyelami Dharma untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan; melindungi semua makhluk dengan hati Buddha dan tekad Guru; menjalankan misi amal di masyarakat; melestarikan lingkungan demi melindungi bumi; saling mendampingi dalam meneruskan cinta kasih; menjaga jalinan kasih dengan para pasien; bersama-sama bertekad selamanya berada di Jalan Bodhisatwa,” relawan Tzu Chi Beijing menyampaikan ucapan Tahun Baru Imlek.
Jadi, harapan baru dan resolusi masa depan bukan hanya dibuat setahun sekali. Saya berharap insan Tzu Chi setiap hari, bahkan setiap detik dan setiap saat bahkan setiap detik dan setiap saat dapat memegang teguh resolusi yang dibuat.
Kita
harus memiliki arah tujuan yang baik. Untuk itu, kita harus melenyapkan pikiran menyimpang. Ini harus segera kita lakukan. Jadi, saya berharap kita dapat segera meluruskan pikiran kita begitu pikiran menyimpang muncul. Demikianlah kita melewati setiap saat dan setiap detik dengan pikiran yang baik. Jika kita melewati setiap saat dengan pikiran benar, maka kehidupan kita
tak akan menyimpang. Sebaliknya, batin kita akan senantiasa murni dan jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh.
Menjaga
pikiran benar tanpa menyimpang sedikit pun
Senantiasa
waspada dan memperbaiki kesalahan
Menjalani
hidup sesuai ajaran benar
Bertekad
menumbuhkan jiwa kebijaksanaan di tahun baru
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Februari 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 17 Februari 2018
Editor: Metta Wulandari