Ceramah Master Cheng Yen: Memasuki Jalan Pencerahan dengan Cinta Kasih
Kita telah melihat, mendengar, dan merasakan ada berbagai bencana yang terjadi di berbagai negara di seluruh dunia. Entah harus mulai memberi bantuan dari mana. Karena itu, kita memikirkan berbagai cara untuk menyalurkan bantuan lewat rapat secara daring bersama para relawan di Chicago, Amerika Serikat. Ketua Tzu Chi di sana mengatakan kepada saya bahwa untuk menyalurkan bantuan, dibutuhkan lima hingga enam jam perjalanan dari Chicago ke lokasi bencana.
Relawan kita tidak tega melihat tempat-tempat yang jauh hancur akibat bencana. Sebuah tornado telah menyapu empat negara bagian dengan jarak yang begitu jauh. Anginnya sangat kencang bagaikan raksasa yang meniup pelan-pelan rumah mainan hingga hancur berantakan. Kenyataannya, kekuatan alam seperti sebuah raksasa, sedangkan manusia bagaikan semut yang sangat kecil di atas permukaan Bumi ini.
Namun, semut sekecil itu memiliki hati yang penuh ketamakan dan juga bagaikan rayap dan juga bagaikan rayap yang telah menggerogoti semua bangunan dan menggerek tanah sedalam-dalamnya. Jadi, serangga yang begitu kecil pun mampu menghancurkan dan merobohkan sebuah bangunan besar. Inilah perumpamaan tentang manusia yang mampu menghancurkan alam.
Akibat perubahan iklim, kini kita tidak lagi merasakan musim semi, panas, gugur, dan dingin seperti sediakala. Karena itu, kita perlu menyelaraskan kembali alam ini. Sebagai manusia, kita juga harus melihat dunia dengan lebih luas. Ada begitu banyak bencana dan orang-orang yang menderita di seluruh dunia. Jadi, kita perlu mengerahkan kekuatan kita untuk menolong mereka.
Tidak peduli jauh ataupun dekat, kita tetap memberi bantuan. Selama ada relawan Tzu Chi yang bergerak, bantuan pasti dapat segera disalurkan. Buddha berkata bahwa Bodhisatwa muncul karena ada makhluk yang menderita. Dunia ini membutuhkan Bodhisatwa, tanpa memandang perbedaan ras. Kita semua harus melakukan hal yang sama, yaitu bersumbangsih untuk bantuan bencana dan melenyapkan penderitaan orang-orang. Selain itu, kita juga perlu membuat penerima bantuan dapat merasakan bahwa mereka sungguh telah tertolong dan mendapatkan ketenangan.
“Ketika para relawan Tzu Chi memberi tahu saya bahwa mereka akan berada di sini untuk membagikan uang tunai sebanyak seribu dolar AS kepada setiap keluarga korban yang kehilangan rumah mereka, saya tak dapat menahan tangis, sungguh tak dapat menahannya. Ada begitu banyak orang yang mengulurkan tangan untuk memberi bantuan. Kemurahan hati kalian sungguh menyentuh hati saya. Pusat kota kami hampir hancur total. Semua warga sangat terpukul. Sebagian korban telah kehilangan rumah dan alat transportasi mereka, bahkan ada yang tidak mampu bekerja lagi,” ujar Kathy O'Nan, Wali Kota Mayfield.
Saya juga melihat seorang wali kota yang terharu dan menangis setelah mendengar bagaimana relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan bagi korban tornado. Saya sering berpesan agar kalian lakukan saja semampu kalian dan buatlah penerima bantuan merasa tertolong. Saya terus menyemangati relawan di Amerika Serikat untuk melakukannya dengan tenang karena saya yakin bahwa setiap orang memiliki cinta kasih.
Semua orang di seluruh dunia,ketika mengetahui bencana ini, juga akan turut mengerahkan kekuatan. Pada hari itu, para ketua dari berbagai wilayah mengadakan konferensi video bersama saya. Saya sangat bersyukur. Berkat konferensi video, kita dapat segera berkomunikasi satu sama lain meski di AS sendiri juga terdapat perbedaan waktu. Kita saling mendiskusikan bagaimana menyediakan sumber daya manusia dan materi untuk bantuan bencana ini. Kita hanya mengandalkan jaringan internet untuk berbagi informasi.
Kita bisa mengerahkan kekuatan batin asalkan memiliki semangat yang sama. Kalian memiliki semangat cinta kasih dan mereka juga memiliki semangat cinta kasih. Jadi, marilah kita menyatukan kekuatan cinta kasih kita. Korban bencana yang berbeda di tempat yang berbeda juga dapat tertolong oleh kekuatan cinta kasih dari berbagai negara dan tempat yang berbeda. Janganlah kita meremehkan kekuatan kecil yang kita miliki. Saya sangat bersyukur.
Ada banyak hal yang patut kita syukuri di tengah pandemi ini. Konser syukuran diadakan di Taipei kemarin. Saya berterima kasih kepada para tokoh masyarakat dan para pengusaha yang telah banyak bersumbangsih selama pandemi ini. Mereka memahami bahwa untuk penggalangan dana vaksin, diperlukan miliaran dolar. Jika pandemi belum mereda, entah berapa banyak lagi dana yang diperlukan.
Banyak orang yang telah bersumbangsih. Saya sangat tersentuh. Jadi, rumah kita adalah sebuah rumah besar. Bukankah dunia yang luas ini merupakan rumah bagi insan Tzu Chi? Di mana pun dibutuhkan, insan Tzu Chi siap hadir di sana. Orang-orang yang berada di luar sebuah rumah tidak mengenal orang-orang yang berada di dalam rumah. Namun, ketika banjir melanda, orang-orang di luar rumah itu mengarungi banjir demi menyelamatkan orang-orang yang berada di dalam rumah.
Lihatlah, meski dalam keadaan banjir dan dipisahkan oleh dinding, asalkan ada cinta kasih berkesadaran, mereka tetap rela melakukan perjalanan jauh mengarungi banjir demi mengantarkan makanan hangat untuk keluarga yang terjebak banjir di dalam rumah. Bukankah mereka merupakan Bodhisatwa dunia?
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih sungguh tak terbayangkan. Seperti yang dideskripsikan dalam Sutra, Bodhisatwa dapat menjangkau miliaran tanah Buddha. Dengan cinta kasih, kita dapat bersumbangsih di banyak tempat. Demikianlah yang dideskripsikan dalam Sutra. Karena itu, hendaklah kita senantiasa bersungguh hati. Terima kasih.
Menghimpun kekuatan kebajikan untuk mengatasi penderitaan
Bersumbangsih dengan welas asih dan cinta kasih agung
Memasuki jalan pencerahan dengan kebajikan dan cinta kasih
Menanam berkah yang menyelimuti semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 22 Desember 2021