Ceramah Master Cheng Yen: Memasuki Jalan Sutra Teratai dengan Welas Asih dan Kelembutan

Di seluruh dunia, kini penderitaan sungguh semakin banyak. Inilah kondisi dunia. Ketidakselarasan empat unsur menyebabkan bencana semakin banyak dan tak dapat disebutkan satu per satu. Kita harus memahami betapa banyak orang yang tengah menderita. Jadi, kita harus memiliki welas asih dan kelembutan. Demikianlah seharusnya hati Bodhisatwa.

Bagaimana kita membantu dan menolong mereka? Organisasi amal kita mulai bergerak.

“Membantu masyarakat yang terdampak daripada erupsi. Lagipula masa-masa sekarang kan masa covid ya, tapi kan orang berdampak kepada banyak sektor ya. Dengan adanya bantuan ini minimal bisa terbantu lah masyarakat tanah karo ini,” kata Timmy Jawira relawan Tzu Chi Indonesia.

“Kegiatan pertanian masyarakat ya, karena terdampak pada perkebunan baik itu sayur-sayuran maupun tanaman lain yang ditanam oleh masyarakat, Sehingga dengan bantuan ini paling tidak bisa meringankan beban masyarakat,” kata Kolonel Inf. Febriel B. Sikumbang Perwira TNI.

Begitulah institusi amal harus bergerak. Di mana ada bencana, ke sanalah para relawan bersiap untuk berangkat dan memberi perhatian. Mereka sangat sibuk. Jadi, kita harus terjun ke tengah masyarakat dan melihat tempat mana yang berjodoh. Di sana kita dapat bersumbangsih dan segera memberi bantuan.

Untuk menolong orang, banyak hal yang harus dilakukan dan semua itu memerlukan kerja keras. Setelah menolong orang dari penderitaan, kita juga membabarkan Dharma. Kita harus membabarkan Dharma kepada mereka. Kita harus menggunakan metode terampil untuk segera membimbing mereka agar dapat berjalan di jalan yang aman. Kita memberi tahu mereka bahwa jalan menuju kebuddhaan masih panjang. Semua orang hendaknya membangkitkan keberanian untuk maju melangkah di arah yang benar. Demikianlah Bodhisatwa membimbing semua makhluk. Dengan belas kasih, Bodhisatwa senantiasa membimbing semua makhluk perlahan-lahan.

 

Demikian pula, dalam pandemi kali ini, penyaluran bantuan masih terus berlangsung. Dalam masa-masa ini, para relawan juga berusaha sebisa mungkin agar orang-orang dapat mengenal vegetarisme dan belajar untuk bervegetaris.

“Di masa pandemi, putri saya bekerja dari rumah. Jam kerjanya berkurang; pendapatannya menurun. Teman saya memberi tahu bahwa Tzu Chi membagikan makanan di sini. Jadi, saya datang kemari. Ini pertama kalinya saya datang kemari,” kata Maria Martinez warga.

“Jangan makan terlalu banyak daging. Paling baik jangan makan daging. Usahakan untuk bervegetaris sepenuhnya. Bisa? Tolonglah,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Saya suka makan sayuran karena baik bagi kesehatan dan lingkungan. Saya akan bervegetaris minimal dua kali sehari,” kata Laura Valencia warga.

“Terima kasih sekali Tzu Chi telah datang kemari, mengulurkan tangan bagi warga Diamond Bar, membagikan makanan dan barang kebutuhan lain, serta berbagi cinta kasih tanpa pamrih dan perhatian kepada warga komunitas,” kata Jennifer Fred Mahlke Anggota Dewan Kota Diamond Bar.

“Saat makan pagi, Anda tidak makan daging, bisa? Bagus sekali. Terima kasih. Boleh tuliskan nama Anda di sini?” kata Li Jing Yi relawan Tzu Chi.

“Bervegetaris lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi karbon serta limbah dari berbagai hewan ternak. Jadi, kita bisa berusaha untuk lebih ramah lingkungan. Saya rasa ini adalah kegiatan yang sangat baik. Saya bersedia mendukung,” kata Zhou Bo-hua Anggota Dewan Kota Diamond Bar.

“Lihatlah, hasilnya bagus sekali. Kertas tanda tangan ini penuh. Banyak orang yang setuju dan mendukung. Saat ini, orang-orang bersedia untuk bergabung ke dalam barisan kampanye vegetarisme bersama kita,” kata Li Jing Yi relawan Tzu Chi.

Mereka melindungi kehidupan dan bervegetaris. Para relawan berusaha untuk berinteraksi dengan warga di dalam jangkauan mereka. Selain memberi bantuan bencana, mereka juga menolong hati manusia dengan menyosialisasikan vegetarisme dan mengimbau orang-orang untuk bervegetaris.

 

Alasan bervegetaris bukanlah tuntutan agama, melainkan bertujuan untuk menjaga kesehatan dan mencegah kuman penyakit atau virus dari hewan menular kepada manusia lewat rantai makanan. Dengan demikian, manusia tak akan tertular penyakit hanya karena mengonsumsi daging hewan. Penularan seperti ini sangat menakutkan. Jadi, manusia harus memiliki keberanian untuk memutus nafsu makan.

Padi-padian dapat menyehatkan tubuh. Jika manusia tidak memakan daging hewan dan tidak tergoda untuk menjadikan hewan sebagai bagian dari rantai makanan manusia, manusia akan memiliki dunia yang sehat, hewan juga memiliki hak hidup yang terjaga dan tidak akan dilukai atau dibunuh.

Manusia hendaknya tidak menyerang dunia hewan sehingga manusia dapat hidup sehat dan tenteram tanpa ancaman wabah penyakit. Jadi, jika bisa sadar dan tekun berlatih di jalan yang benar, manusia akan dapat berjalan di jalan yang lapang dan rata. Ini jugalah ajaran dari Sutra Bunga Teratai. Ajaran dari masa lampau ini memiliki makna kata-kata yang membimbing kita. Ini juga berlaku bagi masa kini.

Pikiran manusia hendaknya mengarah ke arah yang benar sesuai Dharma. Setiap hari kita harus melangkah maju pada arah ini. Jadi, kita harus menjunjung, melantunkan, dan merenungkan Sutra ini serta membabarkannya bagi orang lain.

Kita harus sungguh-sungguh membaca dan melantunkan Sutra ini agar kita dapat selalu berada di arah yang benar tanpa menyimpang. Semua jalan yang kita tapaki berpulang pada Sutra Teratai.

Dalam era seperti ini, semua orang harus kembali pada Sutra Bunga Teratai yang merupakan jalan yang lapang dan lurus. Di sinilah Jalan Bodhi yang lapang dan lurus. Jadi, kita harus menjunjung dan melantunkannya agar kita memahami cara menapaki jalan ini bagai melihat peta untuk memahami kondisi geografis. Dengan memahami arah dan medannya, barulah kita bisa menapaki jalan ini dengan benar. Kita pun harus membabarkannya kepada orang lain.

 

Selain menapaki jalan yang benar ini, kita juga harus menoleh untuk memberi tahu semua orang arah yang benar. Jadi, dengan membabarkan Sutra ini bagi orang lain, kita memperoleh pahala kebajikan yang tak terhingga. Di satu sisi, kita berlatih untuk diri sendiri; di sisi lain, kita menjaga orang lain agar tidak salah arah. Ini sungguh merupakan pahala kebajikan.

Pahala diperoleh dengan mengerahkan keterampilan untuk berjalan di jalan yang benar dan setelah memastikan arah kita sudah benar, kita juga menjaga orang di belakang. Inilah kebajikan. Inilah keluhuran kita.

Selain menjaga arah diri sendiri dengan benar, kita juga menjaga dan membimbing orang lain. Setelah memperoleh jalan benar, kita membimbing orang lain. Inilah keluhuran. Jadi, pahala kebajikan adalah kualitas luhur yang menciptakan berkah. Dapat menjaga orang lain adalah berkah. Jika kita dapat melangkah maju tanpa menyimpang dan sangat mengenal jalan ini, itulah pahala yang kita peroleh.

Pahala ini diperoleh dari keluhuran. Kita memperoleh arah yang benar di jalan ini. Inilah yang kita peroleh. Kebenaran dan ajaran yang telah kita pahami, itulah yang kita peroleh.

Jalan ini sudah sangat kita kenal sehingga kita dapat membimbing orang lain. Prinsipnya sama. Inilah pahala kebajikan yang tak terhingga. Kita dapat membimbing banyak orang dan menjalin banyak jodoh baik sehingga memperoleh pahala kebajikan yang tak terhingga.

Hati Bodhisatwa penuh welas asih dan kelembutan
Terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih dan menjalin jodoh baik
Melenyapkan penderitaan, membabarkan Dharma, dan menyosialisasikan vegetarisme
Membangkitkan kesadaran dan bersemangat memasuki jalan Sutra Teratai

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Agustus 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Agustus 2020
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -