Ceramah Master Cheng Yen: Membalas Budi dengan Hati yang Tulus
Kita semua masih ingat bahwa Badai Harvey pada tahun lalu telah menyebabkan bencana besar di Texas, Amerika Serikat. Kemudian, badai yang lain menerjang pulau kecil di Amerika Tengah dan menyebabkan banyak kerusakan yang belum membaik hingga saat ini. Insan Tzu Chi di Sint Maarten setiap hari menyediakan roti untuk warga korban bencana.
Jumlah beras yang tersedia sedikit, sedangkan warga korban sangat banyak sehingga setiap keluarga hanya mendapat 3 gelas beras. Namun, setiap warga yang datang mengambil 3 gelas beras diminta membangun 3 ikrar, yaitu bertutur kata baik, berniat yang baik, dan melakukan kebajikan.
Bencana di sana sangat besar, barang bantuan yang disediakan terbatas, mereka semua sangat menghargainya dan berikrar untuk melakukan kebajikan. Di tengah penderitaan, orang-orang akan lebih mudah merasa puas walaupun barang yang diterima hanya sedikit. Bagaimana dengan kita di Taiwan? Apakah 3 gelas beras dapat mengenyangkan satu keluarga? Saat orang mengalami kesulitan, walaupun hanya mendapat sedikit bantuan, itu jauh lebih baik daripada tak mendapat bantuan sama sekali.
Saudara sekalian, bukankah kita harus menghargai apa yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari? Tidak hanya kekurangan makanan, atap rumah mereka juga diterjang badai dan belum diperbaiki. Jadi, kita harus terus membantu mereka. Kita berusaha sebaik mungkin untuk membantu mereka membangun atap agar mereka dapat berlindung dari hujan.
Penduduk lokal Sint Maarten telah mengalami banyak penderitaan. Ada sebagian kecil orang Haiti yang tinggal di Sint Maarten. Mereka pernah mendapat bantuan dan beras dari Tzu Chi. Karena itu, mereka terus menyisihkan uang di celengan bambu.
Pada tanggal 6 Februari terjadi gempa bumi di Hualien. Setelah mengetahuinya, mereka menghubungi insan Tzu Chi agar pergi mengambil celengan bambu mereka. Dua hari yang lalu, saat mendengar kabar ini, saya sangat tersentuh. Uang yang mereka kumpulkan sedikit demi sedikit, meskipun jumlahnya tidak banyak, bagi saya sudah sangat banyak. Saya sangat berterima kasih. Inilah kesungguhan hati mereka. Meski kurang mampu, mereka berusaha untuk membantu. Selain itu, mereka mengerti untuk bersyukur. Rasa syukur mereka sungguh membuat saya tersentuh.
Di dunia ini, kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Kita bisa melihat bahwa kebakaran hutan di Portugal yang dimulai tahun lalu terus merambat. Pada awal tahun, insan Tzu Chi di Eropa membentuk tim dan pergi ke Portugal. Kita juga bisa melihat bahwa peternakan juga terbakar. Insan Tzu Chi tidak tega melihatnya dan membagikan barang bantuan di sana. Kali ini insan Tzu Chi pergi ke sana untuk mengadakan pelatihan relawan.
“Lihatlah, setiap tetes air yang terkumpul dapat menjadi sungai atau laut, begitu juga dengan uang. Dimulai dari uang belanja yang disisihkan setiap hari ke dalam celengan bambu, 52 tahun kemudian Tzu Chi dapat melakukan kebajikan di seluruh dunia,” kata Li Hong-yao, relawan Tzu Chi.
Bodhisatwa datang ke dunia karena adanya penderitaan. Tidak peduli sejauh apa pun tempat itu, mereka akan berusaha untuk membantu. Intinya, setiap hari adalah hari yang bersejarah bagi Tzu Chi. Selama lebih dari 50 tahun, setiap hari kita telah melakukan banyak hal dan mengukir sejarah Tzu Chi. Bodhisatwa sekalian, kalian bisa membuka situs web Tzu Chi dan mengeklik "Sejarah Hari Ini". Kalian akan melihat banyak peristiwa dan kisah Tzu Chi yang terjadi di hari itu pada tahun-tahun sebelumnya. Jadi, setiap hari kita bisa melihat banyak kisah yang menyentuh di dalam sejarah Tzu Chi.
Ada banyak penderitaan di dunia, tetapi juga ada banyak kisah yang menyentuh. Di dunia, ada penderitaan juga ada kebahagiaan. Inilah kehidupan. Dalam Buddhisme, dunia ini disebut dunia yang makhluknya harus menahan derita. Meski menderita, kita tetap harus bertahan hidup di dunia. Meski banyak penderitaan, di dunia ini juga penuh cinta kasih karena Bodhisatwa tetap akan menjangkau semua makhluk yang menderita dan membawa kehangatan. Jadi, kita harus sangat menghargai dunia Bodhisatwa Tzu Chi ini.
Semoga relawan Tzu Chi setiap hari terus mewariskan ajaran Jing Si dan menyebarkan mazhab Tzu Chi. Dengan demikian, barulah kita bisa menggalang Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia bersumbangsih dalam mazhab Tzu Chi dan melatih diri sesuai ajaran Jing Si yang terus diwariskan. Saya sangat berterima kasih kepada para Bodhisatwa yang telah mewariskan ajaran Jing Si. Tanpa kalian, kita tak bisa menyebarkan mazhab Tzu Chi. Tanpa kalian, 4 Misi Tzu Chi tak mungkin berkembang. Saya sangat berterima kasih kepada kalian semua.
Saya juga sangat berusaha. Usia saya juga sudah lanjut. Kalian semua seharusnya mengetahuinya. Saya juga harus menggenggam waktu. Bodhisatwa sekalian, asalkan masih ada sedikit tenaga, saya akan bersumbangsih hingga napas terakhir. Kita harus menggenggam saat ini untuk memanfaatkan kehidupan kita dan jangan menunggu lagi. Sebenarnya, setiap hari ada banyak bencana yang terjadi di dunia, tetapi saya tidak sempat berbagi dengan kalian.
Singkat kata, Bodhisatwa sekalian, setiap menit ataupun detik kebijaksanaan kita terus bertumbuh, tetapi usia kehidupan kita terus berkurang hingga ajal menjemput. Karena itu, kita harus menggenggamnya dengan baik. Saya berterima kasih kepada kalian semua yang terus saling mendampingi, mendukung, dan memberi perhatian. Terima kasih.
Insan Tzu Chi membantu korban bencana di Amerika
Membalas budi dengan hati yang tulus
Mencatat sejarah Tzu Chi dan mewariskan ajaran Jing Si