Ceramah Master Cheng Yen: Membalas Budi dengan Tulus
“Kami kehilangan segalanya termasuk rumah. Mereka
harus membongkar semuanya dan memindahkannya ke luar. Tidak ada perabot rumah
tangga, tidak ada alat elektronik, tidak ada apa pun,” kata Dumitioa Floras, seorang
korban bencana di Houston, Amerika Serikat.
“Melihat semua kenangan harus dibuang dan semua
kerusakan itu, dia sangat sedih. Saya tahu dia ingin memperbaiki rumah dan
pulang. Jadi, saya sangat berterima kasih atas semua bantuan kalian,” ujar Christene Garza, yang juga menjadi korban bencana.
Di Houston, kita membagikan bantuan di beberapa
tempat. Dengan ketulusan, insan Tzu Chi menjalin hubungan yang erat dengan
warga yang terkena bencana. Interaksi mereka penuh kehangatan. Insan Tzu Chi
telah berada di sana selama lebih dari sebulan. Meski insan Tzu Chi tidak
memberikan banyak barang bantuan, tetapi warga setempat telah membuka pintu hati
dan kembali tersenyum.
“Saya
sangat bersyukur kalian datang dan berusaha menolong kami. Saya sangat gembira.
Ini adalah air mata kebahagiaan, bukan air mata kesedihan,” kata Belinda Taylor, Istri pendeta.
“Saat
mereka merasa diabaikan, kita menjangkau komunitas mereka, lalu merangkul
mereka dan berkata, “Semua akan baik-baik saja, kami ada di sini,” kata Ge Ji Jue, relawan Tzu Chi.
Lihatlah, di tengah kondisi yang begitu sulit, mereka
bahkan bersedia mengambil celengan bambu. Mereka memahami semangat celengan
bambu. Mereka tahu bahwa tetes demi tetes cinta kasih bisa digunakan untuk
menolong sesama. Berhubung kini mereka telah menerima tetes demi tetes cinta
kasih dari banyak orang, mereka juga bersedia menjadi salah satu dari orang
yang bisa menolong sesama. Kita bisa melihat harapan dalam diri mereka.
Penyaluran bantuan di Miami juga telah berakhir.
Namun, kita masih akan menjalankan penyaluran bantuan lanjutan. Singkat kata, perjalanan
kita masih sangat panjang. Estafet cinta kasih harus terus dilanjutkan. Hanya
cinta kasihlah yang bisa mendatangkan harapan. Saya juga sangat bersyukur dan
tersentuh ada dua kota di Houston yang menetapkan satu bulan sebagai “Bulan Tzu
Chi”.
Ada pula kota yang menetapkan satu hari sebagai
“Hari Tzu Chi”. Ini sebagai wujud rasa
syukur dan balas budi mereka. Inilah cinta kasih dan rasa syukur. Di Meksiko, Relawan
Stephen Huang berkomunikasi dengan relawan lokal. Kemudian, dia mengusulkan
bahwa kita mungkin bisa membagikan uang elektronik, tidak perlu membagikan uang
tunai. Usul ini mungkin bisa dijalankan.
Kemarin, saya bertemu dengan Bapak Lin, pengusaha
Taiwan dari Meksiko. Dia kebetulan kembali ke Taiwan. Selain Bapak Lin, juga
ada Bapak Fang dari Houston. Bapak Fang berkata bahwa dia bisa mendukung
penyaluran bantuan di Houston. Bapak Lin dari Meksiko juga berkata demikian. Mereka
berdua memiliki koneksi dengan pemerintah dan masyarakat setempat. Dengan
adanya dukungan mereka, penyaluran bantuan kita akan lebih lancar. Saya sangat
bersyukur.
Saat suatu negara dilanda bencana besar seperti
Meksiko, sangat penting untuk memperhatikan satu sama lain dan menyebarkan
kekuatan cinta kasih. Kita harus menyebarkan kekuatan cinta kasih agar setiap
orang dapat membangkitkan rasa syukur. Kita harus tulus dalam memberikan
bantuan. Dalam membagikan bantuan, kita harus berpikir di posisi penerima
bantuan agar bisa memberikan bantuan yang paling mereka butuhkan.
Meski prosesnya lebih merepotkan, tetapi ini
lebih bermanfaat bagi penerima bantuan dan menunjukkan ketulusan sumbangsih kita.
Dengan membagikan bantuan secara langsung, kita mengungkapkan ketulusan kita. Semua
itu harus kita lakukan. Saya sungguh sangat bersyukur dan tersentuh.
Laporan yang saya terima kemarin membuat saya
semakin tersentuh. Dalam pertemuan pagi relawan dua hari lalu, saya mengulas
penyaluran bantuan di Meksiko. Lewat komputer atau telepon seluler, Stephen
menonton video itu. Kebetulan, hari itu Stephen bertemu dengan beberapa relawan
lokal. Dia pun mengajak mereka untuk menonton video tersebut. Perempuan yang
mengenakan baju merah ini bernama Tani. Menonton video itu, dia sangat
tersentuh.
Relawan yang lainnya adalah Lily. Dia merupakan
kekasih salah seorang staf kita, Matthew. Dia tinggal di Meksiko. Karena itu,
dia diajak untuk membantu. Dia juga menonton video tersebut. Mendengar saya
menyebut nama mereka dan mengajak orang-orang untuk menolong Meksiko, mereka
sangat tersentuh. Seperti inilah jalinan jodoh yang luar biasa dimulai di sana.
Relawan kita juga berusaha untuk menemui wali
kota setempat. Setelah berhari-hari, relawan kita akhirnya bisa menemuinya. Awalnya,
beliau menjaga jarak dengan kita, tetapi Stephen tidak menyerah. Dia
menunjukkan video tadi kepada setiap orang di sana. Wali kota ini terus
menangis. Kabarnya, beliau menangis selama dua menit. Beliau lalu berkata bahwa
tekanannya sangat besar.
Saat melihat bahwa saya yang berada di tempat yang begitu jauh mengkhawatirkan kondisi di sana dan terus mengajak orang-orang untuk memberikan bantuan, beliau tidak bisa menahan air mata. Emosi yang terus dipendamnya selama ini akhirnya meluap pada saat itu dan beliau pun menangis. Mendengar hal ini, saya sangat tidak tega. Wali kota itu berkata pada Stephen bahwa beliau berharap Tzu Chi dapat menolong warganya. Beliau juga bersedia bekerja sama dengan memberikan daftar nama orang-orang yang hidup kekurangan. Beliau bersedia membantu dalam hal ini.
Asalkan ada relawan yang membentangkan jalan menuju arah yang benar, maka kita akan terhubung dengan orang-orang yang membutuhkan. Warga setempat yang penuh cinta kasih juga turut membentangkan jalan. Jalan ini akan semakin lama semakin rata. Untuk menstabilkan kehidupan korban bencana untuk sementara waktu, memberikan barang bantuan saja tidaklah cukup. Kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk mencurahkan perhatian dan menenangkan hati orang-orang agar mereka dapat memulihkan sendi kehidupan dan bangkit kembali. Kita harus mengembangkan potensi kebajikan seperti ini.
Pembagian bantuan yang
penuh kehangatan membuka pintu hati korban bencana
Membalas budi dengan
penuh ketulusan
Memberikan bantuan dengan tulus dan berpikir di
posisi penerima bantuan
Mengembangkan
potensi kebajikan untuk membentangkan jalan cinta kasih
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Oktober 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina