Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Cinta Kasih dan Mempraktikkan Kebenaran

 

Saat melihat bencana, setiap orang hendaknya membangkitkan cinta kasih. Kita hendaknya menyadari peringatan dari alam dan segera membangkitkan cinta kasih.

Kita bisa melihat seorang anak laki-laki di AS. Orang tuanya ingin merayakan ulang tahunnya dan memberinya hadiah, tetapi anak ini menolak. Dia berkata kepada orang tuanya bahwa dia bermimpi dirinya mengantarkan pizza kepada para korban bencana di Louisiana. Karena itu, dia meminta orang tuanya untuk memberikan 100 loyang pizza kepada para korban bencana sebagai hadiah ulang tahunnya.

Pada usia sedini ini, dia sudah membangkitkan cinta kasih yang besar. Pemandangan ini sungguh penuh kehangatan. Jika anak-anak bisa melakukannya, apakah kita sebagai orang dewasa tidak bisa? Jadi, kita harus bersungguh-sungguh mengembangkan cinta kasih. Kita juga harus memperbaiki pola hidup kita. Kita harus sadar bahwa jika alam tidak tenteram, maka hidup manusia tidak akan tenteram. Kita harus mengembangkan kebijaksanaan.

Banyak orang yang berkata bahwa pada bulan 7 Imlek, pintu neraka akan terbuka. Saat pintu neraka terbuka, banyak hal yang tak boleh dilakukan. Karena itu, orang-orang tidak berani menjalani operasi dan tidak berani pergi ke rumah sakit. Semua itu hanyalah takhayul. Selama puluhan tahun ini, Tzu Chi berusaha selangkah demi selangkah menghilangkan kepercayaan terhadap takhayul. Kita berbagi keyakinan benar dengan orang-orang dan mengimbau mereka untuk tidak membakar kertas sembahyang dan tidak memberikan kurban persembahan.

Bulan 7 Imlek merupakan bulan penuh berkah. Sesungguhnya, makna dari upacara Ulambana adalah menyelamatkan semua makhluk. Untuk menyelamatkan semua makhluk, kita harus melapangkan hati dan mengasihi semua makhluk yang menderita. Ini bisa dilakukan setiap hari. Berbakti adalah sumber dari segala kebajikan. Untuk melakukan kebajikan, kita harus memulainya dari berbakti. Karena itu, pada bulan 7 Imlek, kita harus berterima kasih kepada orang tua.

Kita bisa melihat di Mozambik, pada bulan tujuh penuh berkah, relawan kita juga menggalakkan pola makan vegetaris. Mereka menjadikan sebidang tanah sebagai panggung untuk mempersembahkan sandiwara tentang keluarga vegetarian dan keluarga yang mengonsumsi makanan hewani. Seorang perempuan dari keluarga vegetarian yang biasanya sangat sehat bersilaturahmi ke rumah keluarga yang mengonsumsi makanan hewani. Setelah mengonsumsi makanan hewani di sana, dia pun keracunan. Perempuan yang biasanya bervegetaris sembuh dengan cepat, sedangkan yang biasanya mengonsumsi makanan hewani membutuhkan waktu berhari-hari. Dokter berkata padanya bahwa dia mengonsumsi terlalu banyak daging. Daging mudah membusuk. Berhubung mengonsumsi daging yang membusuk, dia pun keracunan.

Lihatlah, betapa bijaksananya mereka menyosialisasikan pola makan vegetaris. Di sana, mereka memiliki lahan untuk menanam sayuran. Mereka memanfaatkan sayuran yang mereka tanam untuk menyediakan makanan bagi 3.000 orang. Setiap orang menikmatinya dengan gembira. Demikianlah relawan di Afrika menggalakkan pola makan vegetaris.

Malaysia juga demikian. Seorang pengelola pemakaman tahu bahwa Tzu Chi terus melakukan sosialisasi. Dia juga pergi ke Jing Si Books & Café untuk mempelajari publikasi kita. Selama beberapa tahun ini, dia perlahan-lahan terinspirasi. Dia telah lima tahun memberikan persembahan dengan makanan vegetaris. Orang yang menentang praktiknya semakin sedikit, tetapi tetap ada. Karena itu, dia bekerja sama dengan insan Tzu Chi untuk mengimbau orang-orang memberikan persembahan kepada leluhur dengan makanan vegetaris. Mereka membagikan celengan bambu dan mengimbau orang-orang menyisihkan uang yang akan digunakan untuk membeli kertas sembahyang dan persembahan ke dalam celengan untuk berbuat baik.

Banyak orang yang telah menerima imbauan ini. Pada bulan 7 Imlek, insan Tzu Chi di Malaysia selalu mengimbau orang-orang bervegetaris dan tidak membakar kertas sembahyang di berbagai komunitas.

“Banyak orang yang beranggapan bahwa hewan tidak setara dengan manusia. Pandangan ini sudah tertanam dalam-dalam di dalam pikiran mereka. Dari sudut pandang ajaran Buddha, bervegetaris berarti melindungi kehidupan semua hewan. Jadi, sosialisasi yang dilakukan Tzu Chi sangat bermakna. Untuk menernakkan sapi, pohon-pohon ditebang. Peternakan juga menciptakan polusi udara karena hewan menghasilkan gas rumah kaca. Gas rumah kaca ini akan membuat temperatur Bumi semakin tinggi,” kata Li Jun-sheng salah  seorang warga di Malaysia.

“Saya akan lebih sering makan makanan vegetaris. Saya tak ingin melihat hamparan tanah yang hijau digunakan untuk mendirikan bangunan,” kata Nagamah seorang warga lainnya.

“Kita harus sering makan makanan vegetaris. Kalian telah membagikan kartu pada saya. Mulai besok, saya akan memberi tanda pada kartu itu. Pada hari saya bervegetaris, saya akan menandainya,” ujar Satiavani, seorang  penerima bantuan Tzu Chi.

Ini sungguh membuat orang tersentuh. Di Kantor Cabang Tzu Chi Kuala Lumpur dan Selangor, dalam waktu tiga hari, lebih dari 10.000 orang hadir untuk melantunkan Sutra Ksitigarbha. Relawan kita juga mengimbau mereka untuk bervegetaris. Ada banyak orang yang sangat tersentuh.

“Saya tahu bahwa membakar kertas sembahyang tidak baik. Setelah datang ke sini, saya semakin yakin. Saya akan menasihati teman dan tetangga saya agar tidak membakar kertas sembahyang lagi,” kata Chen Li-hua seorang warga.

Banyak orang yang akan mulai bervegetaris, berhenti membakar kertas sembahyang, dan memberi persembahan secara sederhana. Mereka tahu bahwa bulan 7 Imlek merupakan bulan bakti dan bulan penuh berkah. Mereka telah berpikiran terbuka dan tidak percaya lagi pada takhayul. Kita bisa melihat hal yang sama di Hong Kong dan Tiongkok.

“Dengan berpikiran baik setiap hari, maka setiap hari adalah hari baik. Daripada digunakan untuk membeli uang palsu, lebih baik uang asli digunakan untuk berbuat baik. Bukankah itu jauh lebih bermakna? Bulan 7 Imlek selalu disebut bulan setan. Berdasarkan tradisi, keluar rumah saja harus berhati-hati. Bulan 7 Imlek seperti sangat menakutkan. Namun, setelah datang ke sini, saya tahu bahwa membakar kertas sembahyang tidak ada gunanya. Lebih baik uang untuk membeli kertas sembahyang disumbangkan untuk melakukan hal yang lebih bermakna. Chen Zhao-hua, seorang warga.

“Yang paling menarik bagi saya adalah sandiwara tentang membakar kertas sembahyang untuk leluhur yang sangat tidak ramah lingkungan dan memboroskan uang. Hari ini saya mempelajari banyak hal. Saya tidak membakar kertas sembahyang dan menyisihkan uang ke dalam celengan bambu. Uang itu lebih baik digunakan untuk menolong orang lain,” kata Li Zhen seorang warga.

Banyak orang yang mulai perlahan-lahan melepaskan kepercayaan terhadap takhayul dan membangun keyakinan benar. Ini membuat saya merasa sangat gembira. Semua kesibukan dan kerja keras kita tidak sia-sia. Saya berterima kasih kepada para Bodhisatwa di berbagai negara yang sepenuh hati melakukan sosialisasi dan bertindak secara nyata untuk menjadi teladan.

Sungguh, hal yang saya syukuri sangatlah banyak. Saya juga sangat tersentuh. Orang yang terinspirasi oleh relawan kita sungguh tak terhingga. Ini sungguh menakjubkan. Asalkan bersedia mengubah pola pikir, maka menghilangkan kepercayaan terhadap takhayul bukanlah hal yang mustahil. Kita cukup membangkitkan kebijaksanaan dan keberanian untuk melakukan hal yang benar. Kita harus memiliki keyakinan seperti ini.

Seorang anak laki-laki menolak hadiah ulang tahun demi memberikan piza kepada korban bencana
Anak kecil memiliki cinta kasih yang besar

Mengimbau orang-orang bervegetaris dan membina cinta kasih

Menghilangkan kepercayaan terhadap takhayul serta senantiasa mawas diri dan tulus

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Agustus 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 2 September 2016

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -