Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Hati Buddha dan Mempraktikkan Dharma


Di bulan Mei, Tzu Chi mengadakan upacara pemandian rupang Buddha di berbagai tempat. Sesungguhnya, Buddha datang ke dunia pada tanggal delapan bulan empat penanggalan bulan. Pada tahun 1999, Pemerintah Taiwan menetapkan hari Minggu ke-2 di bulan Mei setiap tahunnya sebagai Hari Waisak. Ini bertepatan dengan Hari Ibu Internasional.

Kebetulan, ulang tahun Tzu Chi yang jatuh pada bulan 3 penanggalan bulan juga berdekatan dengan hari tersebut pada tahun itu. Jadi, Hari Tzu Chi Sedunia, Hari Ibu Internasional, dan Hari Waisak diperingati secara bersamaan. Pada hari itu, kita dapat melihat peringatan Hari Waisak di Balai Peringatan Chiang Kai-shek yang begitu agung.

Hampir 400 guru Dharma menghadiri upacara dengan membentuk barisan yang sangat rapi, indah, dan penuh ketulusan. Mereka sungguh menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Relawan dan para dokter juga berbaris dengan sangat rapi. Relawan dalam pelatihan dan pengenalan yang mengenakan seragam abu-abu dan putih juga terlihat sangat jelas dan berbaris di posisi yang telah ditentukan. Mereka semua berada di sana sejak sore hari. Ketika langit sudah gelap dan lampu-lampu dinyalakan, tempat ini terlihat sungguh agung dan indah.


Kita juga dapat melihat lukisan Yang Maha Sadar Di Alam Semesta yang begitu besar akan digantungkan. Lihatlah, demi menggantungkan lukisan besar ini, anggota Tzu Cheng memanjat hingga ke atas gerbang Balai Peringatan Chiang Kai-shek yang tingginya mencapai 5 lantai. Mereka harus memanjat perancah agar bisa naik lebih tinggi dari gerbang untuk memasang tali yang erat di sana dan menggantungkan lukisan dengan baik.

Untuk menggantungkan lukisan Buddha, diperlukan latihan berkali-kali. Mereka berlatih cara menarik tali agar lukisan tersebut dapat muncul dari bawah dengan lurus hingga tergantung dengan sangat agung. Sungguh, saya melihat bagaimana para Bodhisatwa bekerja sama dengan penuh rasa hormat untuk perlahan-lahan menarik lukisan Buddha ke atas.

Saat lukisan Buddha digantungkan di sana, pikiran para peserta upacara pun terpusatkan dan semua pikiran bercabang berubah menjadi rasa hormat. Ketika mereka mendongakkan kepala, hati Buddha mereka pun terbangkitkan. Karena itulah, mereka dapat berbaris dengan rapi. Begitulah lingkungan dapat menginspirasi banyak orang. Ini adalah metode. Kita menggunakan lingkungan untuk menginspirasi banyak orang. Semua orang berhimpun bersama di tempat itu bagaikan Bodhisatwa dunia. Ini berkat ketulusan hati semua orang.


Saya sering mengatakan bahwa pikiran adalah pelopor segalanya. Kedamaian, kehangatan, dan keagungan dapat tercipta karena semuanya berhimpun dan menyatukan hati. Oleh karena itu, hendaklah kita berdoa bersama dengan hati yang tulus agar ketulusan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Sungguh, kita semua dapat menjadi Buddha dan Bodhisatwa. Semua orang yang berpartisipasi bagaikan Buddha dari segala penjuru karena telah membangkitkan hakikat kebuddhaan secara bersamaan.

Pada hari yang sama, insan Tzu Chi di seluruh dunia memperingati Hari Waisak. Insan Tzu Chi di Kanada juga mengadakan upacara pemandian rupang Buddha pada hari yang sama. Terlebih lagi, semuanya datang dengan ketulusan. Meski berbeda-beda agama, semuanya memperingati Hari Waisak pada hari yang sama. Ini menunjukkan bahwa perdamaian dunia dapat diwujudkan dengan sikap saling menghormati tanpa memandang perbedaan agama. Dunia seperti ini sungguh harmonis.

Saya berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi yang telah menyebarkan Dharma ke seluruh dunia. Keindahan Dharma terlihat dari himpunan ketulusan semua orang. Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, dan banyak negara lainnya juga memperingati Hari Waisak. Dharma sejati telah tersebar ke seluruh dunia. Asalkan Buddha dan Dharma ada dalam hati setiap orang, maka dunia akan penuh dengan Buddha dan semua orang dapat mendengar Dharma di mana pun. Inilah keindahan. Saya bersyukur kerja sama semua orang telah menciptakan keindahan.


Bodhisatwa sekalian, kita dapat mencapai kebuddhaan di dunia ini. Namun, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa agar kita memiliki jalinan jodoh dan kesempatan untuk mencapai kebuddhaan. Saya mendoakan semuanya dengan tulus. Semoga kalian dapat senantiasa membangkitkan Buddha dalam hati kalian. Tidak hanya di Hari Waisak, melainkan setiap hari.

Jika kita selalu mengikuti langkah Buddha serta bersungguh hati meneladan tindakan dan pikiran para Buddha dan Bodhisatwa, dunia ini akan dipenuhi dengan hati Buddha. Saya mendoakan semuanya dengan tulus semoga kalian dapat menciptakan berkah bagi dunia dan memperoleh pahala yang tak terhingga. Terima kasih. 

Seluruh dunia memperingati Hari Waisak dengan penuh keagungan
Berdoa bagi keharmonisan dunia tanpa membeda-bedakan agama
Pikiran menyatu dengan lingkungan dan bisa melihat sifat hakiki diri sendiri
Berjalan di dalam Dharma untuk menciptakan berkah bagi dunia    

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 23 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 25 Mei 2023
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -