Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Kebajikan dan Cinta Kasih yang Tulus
“Inilah kegiatan baksos kesehatan yang kami adakan. Mereka adalah pasien berkebutuhan khusus yang menderita gangguan pendengaran. Orang-orang yang memakai rompi adalah relawan penerjemah dari suatu organisasi. Setiap kali, ada 20 hingga 30 orang yang datang untuk bersumbangsih bersama-sama. Para dokter dari TIMA dan relawan telah bekerja sama untuk membantu orang-orang yang membutuhkan,” kata Lin Wang Shu-hui relawan Tzu Chi.
“Ayah saya memberikan banyak buku yang ditulis oleh Master kepada saya. Beliau menyemangati saya agar lebih banyak berpartisipasi. Istri saya, Huang Xin-xian, juga menyemangati saya dan mengatakan, ‘Memeriksa pasien adalah tanggung jawabmu. Meski sedang sangat sibuk, kamu tetap harus meluangkan waktu untuk membantu para pasien yang tidak bisa datang memeriksakan dirinya’," kata Chen Chao-yuan Dokter TIMA.
Kita melihat semua orang sangat tekun dan bersemangat, terutama para anggota TIMA. Mereka mengingat kembali hal-hal yang telah dilakukan dan menginventarisasi kehidupan. Belakangan ini, saya selau mengatakan kepada insan Tzu Chi untuk menginventarisasi kehidupan dan mengingat hal-hal yang telah dilakukan. Saya juga tidak berhenti mengimbau semua orang untuk menjaga diri sendiri terlebih dahulu sehingga kita bisa merawat orang lain. Inilah semangat cinta kasih.
Kita harus mengasihi diri sendiri dan orang lain. Hanya dengan mengasihi diri sendiri, kita baru bisa membawa ketenteraman dan kedamaian bagi semua orang. Saya berharap insan Tzu Chi selalu mengingat hal ini. Ada banyak hal yang patut disyukuri. Jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan. Kita hendaknya menggenggam waktu untuk bersumbangsih dengan cinta kasih dan tidak hanya menunggu.
Sekarang, para Tzu Ching juga hadir di sini. Mereka mengingatkan saya akan satu hal yang sungguh menghangatkan hati. Pada dua puluh hingga tiga puluh tahun yang lalu, para Tzu Ching bersemangat dalam mengikuti kamp musim panas dan musim dingin yang kita adakan setiap tahunnya. Berkat bimbingan dan perhatian dari para anggota komite Tzu Chi dan Tzu Cheng, kita telah membina banyak relawan muda saat itu.
Dua puluh hingga tiga puluh tahun kemudian, saya sering mendengarkan cerita yang dibagikan para relawan kita dan mereka berkata, "Master, dahulu saya adalah Tzu Ching." Saya melihat mereka dari kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang. Banyak dari mereka yang telah menjadi orang tua. Tiga puluh tahun lebih telah berlalu. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat dahulu, kita hendaknya menghargai dan merasa puas atas kondisi masyarakat sekarang. Kita juga harus menciptakan berkah.
Ketika memandang ke seluruh dunia, kita melihat banyak penderitaan di dunia. Di Taiwan saja, saya sangat khawatir dengan kondisi para lansia. Saya berharap dalam beberapa hari ini, insan Tzu Chi dapat menjangkau para lansia yang menjadi tetangga kita atau yang berada di komunitas untuk mencurahkan perhatian kepada mereka.
Bodhisatwa sekalian, dari lubuk hati terdalam, saya telah menganggap kalian sebagai Boshisattva. Setiap orang adalah Bodhisatwa dan memiliki hakikat kebuddhaan. Namun, kita sudah tersesat terlalu lama. Berkat adanya jalinan jodoh baiik, kita dapat melangkah kembali di Jalan Bodhisatwa. Jadi, kita semua hendaknya meneguhkan tekad pelatihan kita dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Di mana pun terdengar suara penderitan, kita hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pertolongan. Inilah cara kita mewujudkan ikrar sebagai Bodhisatwa. Selamanya, kita berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tak terbatas jumlahnya.
Di mana ada penderitaan, kita harus segera memberikan pertolongan. Tentu saja, kita harus mengutamakan keselamatan diri sendiri terlebih dahulu. Dengan segera memberikan pertolongan ketika mendengar suara penderitaan, inilah keteladanan Bodhisatwa yang harus kita pelajari di dunia ini. Ini juga menjadi titik awal bagi kita. Mari kita semua bersumbangsih dengan cinta kasih.
“Saya akan menceritakan bagaimana perasaan saya. Saya merasa para kepala sekolah dan guru sama seperti para anggota Sangha yang meyebarkan Dharma dan membimbing semua makhluk. Kami juga membimbing banyak murid. Daripada satu orang yang mengambil 100 langkah, lebih baik 100 orang bersama-sama mengambil 1 langkah. Seperti saat kita melatih murid-murid, ketika komandan memberi perintah kepada 100 orang untuk maju satu langkah, itu berarti ada 100 langkah yang diambil. Jadi, persatuan adalah kekuatan,” kata Liu Jia-fa Kepala Pusat Promosi Universitas Kepolisian Pusat.
Saya benar-benar bersyukur. Saya berharap para guru dapat memahami bahwa dibutuhkan banyak orang untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Ketika seribu orang mengambil satu langkah, itu berarti ada seribu langkah yang diambil secara bersamaan. Setiap orang hanya perlu mengambil satu langkah. Jika ada seribu orang, berarti ada seribu langkah yang diambil. Jadi, makin banyak orang, kekuatan yang terhimpun juga makin besar.
Banyak hal yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan. Namun, kita tidak boleh meremehkan atau mengabaikan tugas apa pun yang tampak sepele. Meski ini hanya sebuah pemikiran yang sederhana, kita juga harus membagikannya kepada anak-anak kita.
Belakangan ini, saya sering mengatakan bahwa ketika cahaya yang redup dikumpulkan, akan menghasilkan cahaya yang terang. Jadi, kita harus mendidik anak-anak sejak usia dini. Meski mereka masih berusia dini, tetapi setiap kalimat yang mereka ucapkan sangat murni dan dapat membangkitkan cinta kasih orang-orang.
“Saya sangat berterima kasih kepada para relawan yang telah menggalakkan mobil edukasi pelestarian lingkungan demi melibatkan anak-anak dan para lansia di komunitas dalam aksi pelestarian lingkungan,” kata Huang Su-fu Kepala SD Shoushan.
“Mobil pelestarian lingkungan merupakan alat bantu edukasi berteknologi tinggi. Para murid dapat melihat bagaimana botol plastik diolah menjadi benang. Setelah diolah menjadi benang, dapat digunakan untuk membuat pakaian dan pulpen. Ini adalah alat bantu edukasi yang baik. Melalui kendaraan ini, mereka dapat memperoleh banyak pengetahuan. Hari itu, saya melakukan telekonferensi dengan teman-teman di luar negeri dan mengirimkan gambar kepada mereka. Mereka sangat terkejut dengan kualitas alat bantu edukasi di sekolah-sekolah Taiwan,” kata Xu Zhi-hao Kepala SD Nanshih.
“Sesungguhnya, mobil edukasi pelestarian lingkungan adalah ide saya. Saya mengajukan ide ini lebih dari dua tahun yang lalu. Berhubung Master juga menyerukan pendidikan pelestarian lingkungan, kami berharap dapat menggunakan metode ini untuk menyebarkan pendidikan pelestarian lingkungan ke setiap desa dan sekolah,” kata Yan Bo-wen Ketua badan misi amal Tzu Chi.
Kita menjalankan pelestarian lingkungan dengan sungguh-sungguh dan telah menyebarkan semangat ini lewat mobil edukasi. Ini adalah contoh dari menggunakan cara sederhana untuk menjelaskan prinsip kebenaran yang dalam. Jadi, harapan kita terletak pada pendidikan dan bagaimana anak-anak dapat bertindak nyata.
Tadi, kita telah mendengar bahwa ketika seribu orang mengambil satu langkah, berarti ada seribu langkah yang diambil secara bersamaan. Jadi, makin banyak orang, kekuatannya makin besar. Dengan kekuatan yang terhimpun ini, kita harus mempraktikkan kebenaran dan kebajikan serta menghindari penyimpangan sekecil apa pun.
Contohnya, sebuah kapal di laut lepas. Ketika angin dan ombak besar datang, yang paling penting ialah tetap tenang, sungguh-sungguh mengerahkan kekuatan ke arah yang benar, dan tidak gegabah. Intinya, kita harus membangkitkan pikiran benar yang tulus. Dengan memiliki keyakinan agama, kita hendaknya yakin terhadap pentingnya pikiran benar dan ketulusan. Kita harus memiliki cinta kasih dan kebajikan.
Memandang ke seluruh dunia dan melihat banyak penderitaan
Segera bersumbangsih dengan semangat Bodhisatwa
Membimbing tunas muda untuk mempraktikkan kebajikan dan cinta kasih
Menghimpun cahaya yang redup dengan penuh ketulusan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 30 Desember 2023