Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Pandangan Benar untuk Membersihkan Kekeruhan

Lima kekeruhan meliputi kekeruhan usia, kekeruhan makhluk hidup, kekeruhan pandangan, kekeruhan noda batin, dan kekeruhan kalpa. Kini adalah masa kekeruhan kalpa. Kondisi masa kini telah membahayakan kehidupan manusia. Sepertinya mara bahaya terjadi di mana-mana. Kehidupan semua orang berada dalam keadaan bahaya.

Lihatlah wabah koronavirus. Seperti yang kita ketahui, wabah ini telah membuat semua orang di dunia internasional panik. Koronavirus merupakan virus baru. Di dalam Sutra Buddha dikatakan bahwa kekeringan parah dapat berlangsung 7 tahun dan wabah penyakit dapat berlangsung 7 bulan. Saya tidak tahu wabah kali ini akan berlangsung berapa lama.

Membahas mengenai wabah koronavirus, meski kita merasa sangat ketakutan, kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan. Kita harus rajin mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga kebersihan lingkungan. Lakukanlah segala upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Pada masa kekeruhan kalpa seperti ini, noda batin manusia sangat tebal sehingga menyebabkan banyak bencana yang terjadi terus-menerus. Ini membuat kita khawatir. Apa yang harus kita lakukan? Tentu, kita harus melakukan segala upaya. Akibat karma kolektif semua makhluk yang mengakumulasi banyak kekeruhan dan karma buruk, terciptalah lima kekeruhan dan tiga bencana. Dengan begitu, bencana terjadi terus-menerus.

 

Berbagai bencana terjadi akibat kekeruhan. Untuk meredamnya, kita harus menyucikan hati manusia dengan aliran jernih. Tzu Chi merupakan ladang pelatihan  cinta kasih dan welas asih. Saya berharap aliran jernih yang penuh cinta kasih dan welas asih ini dapat mengaliri hati setiap orang sehingga semua orang dapat mengurangi noda batin dan melenyapkan pandangan menyimpang.

Pandangan menyimpang harus diluruskan. Dalam hubungan antarsesama, kita harus saling mengasihi dan menghormati kehidupan semua makhluk. Dengan begitu, semoga bencana di dunia pada saat ini dapat berkurang. Pada masa awal saya mendirikan Tzu Chi, saya membangun ladang pelatihan cinta kasih dan welas asih. Cinta kasih berarti membawa kebahgiaan.

Pada era saat ini, kita tahu bahwa manusia memiliki banyak noda batin. Jadi, kita harus membangkitkan welas asih semua orang agar semua orang dapat menyadari dan menghargai berkah. Ini harus dipraktikkan di tengah masyarakat lewat interaksi antarsesama sehingga pandangan benar, keharmonisan, dan rasa hormat terhadap kehidupan tercipta.

Pikirkanlah, bukankah ladang pelatihan ini merupakan cara untuk menyucikan hati di tengah dunia yang dipenuhi lima kekeruhan? Untuk mengatasi kekeruhan, dibutuhkan aliran jernih yang mengencerkannya sehingga bencana dapat diredam. Karena itu, saya harap  semua orang dapat menghargai Tzu Chi dan semakin memahami kebenaran dalam menjalankannya.

 

Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus bertobat terlebih dahulu. Jadi, untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus mengikis karma buruk terlebih dahulu. Saya terus menyosialisasikan pola hidup vegetaris. Bervegetaris berarti menghormati kehidupan. Kita harus tahu bahwa malapetaka keluar dari mulut, sedangkan penyakit masuk lewat mulut.

Bagaimana penyakit masuk lewat mulut? Ini berasal dari makanan kita, terutama daging hewan. Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Seluruh hewan ingin hidup dan takut mati. Hewan juga terdiri atas darah dan daging. Mereka juga memiliki kehidupan yang berharga. Namun, karena ketamakan akan cita rasa makanan, manusia memakan daging hewan.

Pada zaman Buddha hidup, meski Beliau hidup  dengan mengumpulkan dana makanan, tetapi Beliau tetap mengimbau orang-orang untuk menghargai kehidupan. Jadi, Beliau memberi tahu kita bahwa semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Beliau juga memberi tahu kita tentang enam alam kelahiran kembali yang tiada henti. Mungkin saja, kita juga akan terlahir di dunia para hewan, yakni alam binatang. Karena itu, hewan dan manusia pada hakikatnya sama, hanya rupanya yang berbeda.


Mari kita bervegetaris. Kita juga menjaga sila untuk tidak membunuh. Mari kita bervegetaris dan tidak membunuh hewan. Mari kita bervegetaris dan berdoa dengan tulus. Cita rasa makanan hanya terasa di mulut. Setelah ditelan, makanan akan dicerna dan menjadi zat kotor. Belum lagi, pada tubuh hewan, dari kulit dan bulu di luar hingga organ dalam tubuhnya, terdapat banyak sekali virus dan bakteri.

Jadi, dengan kebijaksanaan, kita tahu bahwa sebenarnya kita makan hanya demi bertahan hidup dan menjaga kesehatan. Dengan tidak membunuh hewan dan bervegetaris, kita tetap bisa kenyang dan dapat menunjukkan cinta kasih. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Ini adalah kebijaksanaan. Jika seseorang berkata, "Saya bervegetaris sehari sekali saja karena jika tiga kali saya menderita," maka inilah kebodohan.

Kebodohan ini dapat mengarahkan kita untuk melakukan karma buruk yang tidak masuk akal. Jadi, karma kolektif semua makhluk tercipta dari akumulasi karma buruk yang tidak masuk akal. Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus bersungguh-sungguh.

Bencana kerap terjadi akibat lima kekeruhan
Kebodohan dapat menyebabkan makhluk hidup tersakiti
Melenyapkan kekeruhan dengan aliran jernih
Berpandangan benar dan saling mengasihi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Februari 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 11 Februari 2020
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -