Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Welas Asih dan Menyadari Ketidakkekalan


Hendaklah kita semua selalu memperhatikan peristiwa dunia dan membantu semua orang di dunia. Kita tidak perlu membeda-bedakan agama dan kebangsaan. Kita semua adalah manusia. Selama di dunia ini ada manusia, di mana pun terjadi bencana, kesulitan, penderitaan, dan rasa sakit, saya percaya semua orang dapat membangkitkan cinta kasih. Menggalang dana bukan hanya soal uang, melainkan cinta kasih. Menggalang dan membangkitkan cinta kasih adalah pendidikan yang menyeluruh. Inilah yang harus diajarkan kepada semua manusia.

Ketika berada dalam situasi kehidupan yang damai, orang-orang melupakan cinta kasih yang manusiawi. Kehidupan yang bahagia membuat orang-orang terus mencari kenikmatan dan membuat nafsu keinginan akan terus bertumbuh tanpa henti. Oleh karena itu, terkadang saya mengatakan bahwa sekaranglah saatnya bagi pelajaran besar, yaitu kita harus membangunkan hati semua orang agar semuanya tersadarkan bahwa kehidupan ini tidak kekal.

Orang yang dapat membantu orang lain adalah orang yang paling bahagia. Mungkin kita ingat dengan gempa 21 September 1999 yang terjadi di Taiwan Tengah. Gempa ini telah membawa kesedihan bagi semua warga Taiwan. Jadi, bencana gempa Turki kali ini juga adalah kondisi darurat dan Tzu Chi telah bergerak.


Hendaklah kita berusaha sebaik mungkin bagi mereka yang memiliki jalinan jodoh dengan kita. Tentu saja, pada bencana kali ini, insan Tzu Chi telah membawa cinta kasih dan terjun ke jalan untuk menggalang dana. Insan Tzu Chi membagikan kepada semua orang ajaran tentang ketidakkekalan hidup. Ketika semua orang membangkitkan cinta kasih, batin mereka akan merasakan ketenangan. Tidak peduli agama apa pun, semuanya mengajarkan tentang ketulusan.

Semua agama memiliki keyakinan masing-masing dan mengajarkan untuk berdoa dengan tulus. Saya sering mengatakan bahwa ketulusan adalah obat paling mujarab untuk menyelamatkan Bumi. Dasar dari setiap agama ialah ketulusan. Hendaklah kita meningkatkan kekuatan cinta kasih semua orang. Hanya dengan cinta kasih, barulah kita dapat menciptakan berkah bagi dunia.

Menciptakan berkah bagi dunia berarti membawa energi. Energi ini disebut energi berkah. Ketika semua orang menciptakan berkah, akan tercipta suasana yang harmonis. Ketika kita semua bersumbangsih dengan cinta kasih dan menenangkan hati semua orang, ini disebut cinta kasih tanpa pamrih karena kita tidak meminta apa pun, kecuali keselamatan dunia. Inilah hal yang dapat kita lakukan.

Di mana pun bencana terjadi, kita harus segera bergerak membawa bantuan. Insan Tzu Chi selalu memendam rasa syukur dan rasa sepenanggungan ketika bersumbangsih tanpa pamrih. Cinta kasih yang tidak membeda-bedakan harus dilatih dalam kondisi seperti ini. Bencana gempa kali ini juga mengingatkan kita bahwa dunia ini penuh dengan bencana.


Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Sifat Buddha ialah tersadarkan. Setiap orang pada dasarnya memiliki sifat ini. Oleh karena itu, hendaklah kita semua bersumbangsih dengan ketulusan hati. Di saat inilah, orang baik dapat memberikan bantuan. Mereka mungkin tidak tahu di mana dapat menciptakan berkah dan menyumbangkan uang. Ketika kita mengadakan penggalangan dana di jalan, bagi mereka yang ingin berdonasi tetapi tidak memiliki jalinan jodoh, sekarang mereka dapat memiliki jalinan jodoh untuk mengulurkan cinta kasih mereka. Inilah berkah.

Ketika tetes demi tetes berkah dihimpun, himpunan ini akan menjadi berkah bagi masyarakat. Tidak peduli apa pun agama kita, hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh untuk menciptakan berkah bagi dunia. Saya sungguh bersyukur memiliki jallinan jodoh dengan semuanya.

Insan Tzu Chi selalu bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan. Insan Tzu Chi memiliki keyakinan dan ikrar. Mereka memiliki keyakinan terhadap hal-hal yang ingin saya lakukan sehingga ketika saya memanggil mereka, mereka semua akan merespons dengan baik. Dengan memiliki keyakinan, selain mengeluarkan uang, mereka juga sangat bersedia mengeluarkan tenaga. Hendaklah kita memelihara cinta kasih itu.

Ketika kita berbicara tentang perasaan cinta kasih, yang kita maksud bukanlah cinta antara pria dan wanita. Cinta kasih yang sesungguhnya ialah cinta kasih agung yang dilandasi ketulusan hati. Kita dapat menggunakan cinta kasih untuk merasakan penderitaan semua makhluk. Hendaklah kita membangkitkan cinta kasih yang berkesadaran. Dalam ajaran Buddha, ini disebut dengan cinta kasih berkesadaran. Makhluk dengan cinta kasih berkesadaran disebut Bodhisatwa. Hendaklah semua orang berusaha sebaik mungkin untuk memunculkan semangat kerohanian kita.


Umat Buddha memiliki cinta kasih berkesadaran; umat beragama lain juga memiliki semangat misi. Agama apa pun, semuanya memiliki semangat misi. Tentu saja, dalam membantu orang lain, kita tidak mungkin tidak merasakan tekanan. Kita justru membantu orang lain karena mereka tengah kesulitan. Ketika mereka dalam kesulitan dan kita ingin membantu mereka, ini pasti bukan hal yang mudah bagi kita karena harus turut menanggung penderitaan.

Hendaklah kita turut merasakan penderitaan orang lain. Melihat orang kesakitan, kita merasa sedih. Inilah rasa senasib sepenanggungan. Inilah cinta kasih berkesadaran seorang Bodhisatwa, yakni dapat merasakan penderitaan dan rasa sakit orang lain. Perasaan itu sungguh menyiksa.

Ketika dapat membantu orang lain meringankan penderitaan itu, kita akan dipenuhi dengan sukacita Dharma. Inilah prinsip kebenaran yang saling berhubungan. Saya merasa sungguh bersyukur. Begitu pula dengan mereka yang bersumbangsih. Ketika mampu bersumbangsih, hati mereka akan merasa bahagia. Inilah yang disebut dengan dipenuhi sukacita Dharma.   

Membangkitkan kebajikan dengan menggalang cinta kasih
Membangkitkan welas asih dan menyadari ketidakkekalan
Ketulusan dan rasa syukur adalah obat paling mujarab
Menghimpun jalinan jodoh berkah dengan cinta kasih berkesadaran 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 30 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 02 Mei 2023
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -