Ceramah Master Cheng Yen: Membangun Ikrar Agung untuk Membimbing Semua Makhluk


Melihat para guru, saya teringat akan Proyek Harapan yang kita jalankan untuk membangun kembali 50 gedung sekolah di wilayah tengah Taiwan pascagempa tahun 1999. Meski tidak tahu bisa menggalang dana dari mana, tetapi saya tahu bahwa pendidikan yang tertunda akan membawa dampak besar bagi murid. Karena itu, kita menjalankan proyek pembangunan dengan cepat.

Daftar nama sekolah yang perlu segera dibangun kembali sangatlah panjang. Saya mencentang satu per satu nama sekolah yang ada dalam daftar tersebut. Wakil Ketua Wang dan Wakil Ketua Lin yang berdiri di belakang saya berkata, "Master, semua sekolah yang Master centang adalah sekolah besar." Saya menoleh dan berkata, "Jika kita tak memilih sekolah besar, lalu siapa lagi? Ada banyak sekolah yang membutuhkan bantuan."

Pendidikan anak-anak tidak bisa ditunda. Tidak peduli di pedesaan ataupun perkotaan, sekolah besar ataupun sekolah kecil, kita harus membantu agar anak-anak dapat kembali bersekolah secepat mungkin. Jadi, kita segera memulai proyek pembangunan. Kita segera menyebarkan informasi ini dan merekrut arsitek. Ada banyak arsitek yang menyampaikan pemikiran dan desain gedung sekolah mereka.


Selama beberapa waktu, saya tinggal di Taichung demi pelaksanaan Proyek Harapan. Dari desain di atas kertas, saya tidak bisa membayangkan besarnya gedung sekolah yang akan dibangun. Saya sangat bersyukur semua arsitek memenuhi permintaan saya untuk membuat maket sehingga saya dapat menggesernya untuk menyampaikan pemikiran saya tentang posisi gedung sekolah. Para arsitek sangat bersungguh hati dan terus melakukan pengubahan.

Kini, saat berkunjung ke wilayah tengah Taiwan, saya bisa melihat indahnya desain gedung sekolah yang dibangun kembali oleh Tzu Chi dari kejauhan. Tembok yang berlapis batu sikat membuat bangunan-bangunan itu tidak terlihat tua.

Selain itu, tembok berlapis batu sikat hendaklah terlindung di bawah atap. Saya selalu memeriksanya dengan sungguh-sungguh karena khawatir tembok akan kotor oleh debu yang menempel setelah turun hujan. Karena itulah, saya selalu berkata bahwa kita harus melindungi tembok dari air hujan agar kebersihannya terjaga. Inilah gedung-gedung sekolah yang kita bangun kembali setelah Gempa 921.

Selama ini, Tzu Chi telah membantu pembangunan banyak gedung sekolah di Taiwan. Yang terpenting, bangunan harus kukuh serta tahan gempa dan badai agar kita tidak perlu mengkhawatirkan bencana alam. Berhubung pendidikan akan terus berlanjut, saya berharap gedung-gedung sekolah ini dapat tetap kukuh.


Saya bersyukur kepada para insan Tzu Chi yang mendampingi saya maju selangkah demi selangkah dengan tulus untuk mendirikan bangunan yang begitu indah, kukuh, dan lengkap dengan berbagai fasilitas. Baik rumah sakit, gedung sekolah, maupun Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi yang kita bangun bagi korban bencana, semuanya sangat kukuh dan bisa ditempati dari generasi ke generasi.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, apakah bangunan yang kukuh ini akan hancur suatu hari nanti? Segala materi mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Karena adanya empat fase ini, maka kita harus semakin bersungguh hati untuk mendirikan bangunan yang lebih kukuh.

Belakangan ini, lewat siaran berita internasional, saya melihat bencana alam dan kerusakan di mana-mana. Inilah ketidakkekalan di dunia ini. Kita hendaklah memahami tujuan kita di dunia ini dengan bijaksana. Janganlah kita hidup di tengah delusi dan tersesat.

Terlahir di dunia ini, kita hendaklah bersumbangsih bagi umat manusia. Ikrar agung saya ialah berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Pada usia saya ini, saya berani berkata bahwa saya telah mewujudkannya. Jadi, saya merasa tenang dan tidak memiliki penyesalan.


Saya ingin berbagi dengan kalian semua bahwa dengan menggenggam waktu dan melangkah menuju arah tujuan kita, kita pasti bisa mewujudkan ikrar kita dan tidak akan ada penyesalan dalam hidup kita. Inilah Jalan Bodhisatwa.

Kita membangun ikrar agung untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Saya tidak berharap untuk mencapai pembebasan pribadi, hanya berharap dapat kembali ke dunia ini lagi karena hanya di alam manusialah kita dapat membimbing semua makhluk.

Untuk mengakhiri pandemi kali ini, satu-satunya cara ialah setiap orang bersatu hati, bermawas diri, dan berhati tulus. Pandemi ini mendatangkan pelajaran besar yang merupakan obat mujarab. Apa pelajaran besar ini?

Bervegetaris dan membina cinta kasih menyeluruh. Apa yang dimaksud dengan cinta kasih menyeluruh? Dengan cinta kasih menyeluruh ini, kita akan melindungi dan mengasihi semua makhluk. Jika kita tidak mengonsumsi daging, hewan tidak akan disembelih. Dengan mengasihi hewan, manusia dapat hidup berdampingan dengan hewan.    

Membangun ikrar agung untuk membimbing semua makhluk
Memahami ketidakkekalan dan tidak hidup di tengah delusi
Hidup tanpa penyesalan dengan giat mempraktikkan kebenaran
Mengasihi, melindungi, dan hidup berdampingan dengan semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 01 Oktober 2021
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -