Ceramah Master Cheng Yen: Membangun Ikrar Agung Untuk Menapaki Jalan Bodhisatwa


“Saya memutuskan untuk mengikuti pelatihan relawan setelah diajak oleh seorang relawan untuk mengunjungi penerima bantuan yang kondisi kehidupannya sangat sulit. Ketika dia melihat kami, matanya dipenuhi binar harapan. Master sering mengingatkan kita untuk turut merasakan penderitaan orang lain bagaikan penderitaan kita sendiri. Jadi, saat itu, saya berusaha semaksimal mungkin untuk membantunya. Kehidupan tidaklah kekal, tetapi saya telah mengembangkan nilai kehidupan. Dapat bersumbangsih untuk menolong orang lain merupakan sebuah berkah yang luar biasa,”
kata Chong Lee Hui relawan Tzu Chi.

Lihatlah betapa teguh tekadnya dalam menjalankan misi Tzu Chi. Bahasa Mandarin "tekad" adalah "zhi". Selama dua hari ini, saya berbagi dengan para staf kita bahwa aksara Mandarin "zhi" dari kata "zhi gong" (relawan) merupakan gabungan dari dua aksara, yaitu aksara "xin" (hati) dengan aksara "shi" di atasnya. "Shi" ini sering digunakan dalam sapaan bagi orang-orang terhormat, seperti nona dan tuan. Jadi, gabungan aksara "shi" dan "xin" akan membentuk aksara "zhi". Ini menunjukkan pemikiran dan karakter yang mulia. Kita harus bertekad untuk bersumbangsih sebagai relawan dan bersedia bergabung dalam barisan relawan.

Aksara "shi" di bagian atas aksara "zhi" merujuk pada orang-orang yang terhormat. Dengan ditambahkannya aksara "xin", terbentuklah "zhi" dari kata "zhi gong" yang berarti relawan. Para relawan sungguh mulia karena mereka bersumbangsih tanpa pamrih. Inilah yang disebut relawan.

“Anak saya yang paling kecil telah berusia 7 tahun. Sekarang, mereka bisa menjaga satu sama lain. Ketika saya menjalankan Tzu Chi, mereka semua sangat patuh karena mereka tahu bahwa Tzu Chi pernah membantu kami dan saya membantu sesama yang membutuhkan. Setelah dilantik dan kembali ke Mozambik, saya akan membantu para ibu tunggal lainnya. Saya akan berbagi pengalaman dan memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan. Selama kita memiliki harapan dan bersedia bersumbangsih, hidup kita akan menjadi lebih baik,” kata Maria relawan Tzu Chi Mozambik.


Lihatlah para relawan kita yang mengatasi kesulitan untuk bersumbangsih tanpa takut bekerja keras. Bagaimana mungkin saya tidak terharu? Bagaimana mungkin saya tidak menghargai para relawan? Jadi, saya sangat bersyukur kepada mereka. Tentu saja, saya juga sangat bersyukur kepada relawan senior kita yang telah membina warga setempat dengan cinta kasih selama bertahun-tahun. Lihatlah bagaimana mereka membimbing dan mendampingi warga setempat dalam jangka panjang. Betapa tulusnya relawan senior kita.

Contohnya, salah satu relawan kita, Bapak Tino Chu. Beliau bersumbangsih di Zimbabwe selama bertahun-tahun. Ketika warga setempat mengalami kekeringan, beliau membantu menggali sumur untuk mereka. Satu sumur dapat memenuhi kebutuhan air untuk satu desa. Beliau telah menggali hampir 500 sumur dan beliau masih terus melakukannya karena air merupakan sumber kehidupan. Tanpa air, tanaman tidak dapat bertumbuh dan kita tidak bisa bertahan hidup. Jadi, dengan kebijaksanaannya, beliau terus bersumbangsih dengan menggali sumur.

Kalian semua tahu bahwa ketika saya mendirikan Tzu Chi, saya berkata bahwa saya ingin menjadi seorang penggali sumur yang membimbing orang-orang untuk terus menggali hingga menemukan mata air sehingga airnya memancar keluar. Inilah harapan saya ketika mendirikan Tzu Chi. Saya berharap dapat menginspirasi orang-orang untuk menggali sumur di dalam hati mereka.

Lihatlah betapa banyaknya warga Zimbabwe yang telah dibantu oleh seorang relawan Tzu Chi. Jadi, kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung dengan Tzu Chi. Dengan menggali sumur untuk warga setempat dan merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia untuk bersumbangsih bersama kita, kita dapat perlahan-lahan mengubah kehidupan warga setempat dan menginspirasi mereka untuk bersumbangsih.


“Berapa genggam beras yang Anda sisihkan setiap harinya?”
tanya relawan Tzu Chi.

“Satu genggam,” jawab Gaina Manjhi penerima bantuan Tzu Chi.

“Apakah Anda tahu apa kegunaan beras ini?” tanya relawan Tzu Chi.

“Untuk membantu orang-orang yang membutuhkan,” pungkas Gaina Manjhi.

Awalnya, dia adalah seorang pengemis yang menunggu para turis dan pengunjung kuil memberikan koin padanya. Dia hanya duduk di atas tanah untuk meminta uang. Namun, sekarang, dia telah berubah dari seorang pengemis menjadi seorang yang memberi. Dia dengan tekun bersumbangsih sebagai relawan dan menyalurkan cinta kasih kepada sesama.

Dahulu, dia selalu mengarahkan telapak tangannya ke atas dan memasang raut wajah sedih untuk meminta uang. Kini, dia membalikkan telapak tangannya dan selalu tersenyum. Dia membuka kedua telapak tangannya seperti setangkai bunga teratai yang tidak ternoda dan mekar dengan indah serta menunjukkan senyuman di wajahnya. Dalam waktu singkat, dia berubah menjadi seseorang yang memberi dengan hati yang lapang dan senyum di wajahnya. Inilah transformasi dalam kehidupan. Singkat kata, Bodhisatwa sekalian, harap kalian menyerap cerita ini ke dalam hati dan membagikannya kepada sesama.


Setiap hari, saya selalu khawatir dengan kerusakan yang terjadi di Bumi. Ini sungguh menyedihkan. Kita harus lebih bersungguh hati dan berikrar untuk melindungi Bumi. Inilah kebijaksanaan. Kita harus membangkitkan hati Bodhisatwa. Orang-orang yang memiliki kebijaksanaan dan bersumbangsih secara nyata tanpa mengharapkan imbalan apa pun adalah Bodhisatwa. Bodhisatwa yang menapaki jalan agung disebut Mahasatwa. Para Mahasatwa membangun ikrar dan tekad agung serta mengerahkan segenap kekuatan untuk menjalankannya. Inilah yang disebut Mahasatwa. Maha berarti agung. Mahasatwa adalah para Bodhisatwa agung yang telah menjalankan ikrar agung. Mereka juga disebut MahaBodhisatwa. Mahabodhi berarti kesadaran agung.

Kita harus berikrar untuk menapaki jalan Bodhi yang lapang, lurus, dan mudah ditapaki. Kita hendaknya berikrar untuk terus membentangkan jalan yang lapang dan lurus ini. Dengan terus membentangkan jalan ini, orang yang turut menapaki jalan ini di belakang kita akan makin banyak. Jadi, kita harus merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia.

Saya sungguh bersyukur makin banyak orang yang bergabung bersama kita. Rasa syukur saya tak habis diungkapkan. Intinya, harap kalian semua membangun ikrar dan tekad agung dan bersumbangsih secara nyata untuk menciptakan berkah bagi dunia. Harap kalian semua juga lebih bersungguh hati dan bijaksana dalam melakukan segala hal. Inilah cara mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih.   

Para relawan mengatasi kesulitan demi bersumbangsih bagi dunia
Bertekad menjadi seorang penggali sumur yang mencari mata air
Gerakan tangan menyerupai bunga teratai yang murni dan tidak ternoda
Menjalankan ikrar di jalan yang lapang dan lurus secara estafet   

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 29 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 01 Juli 2023
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -