Ceramah Master Cheng Yen: Membangun Tekad dan Ikrar Tanpa Penyesalan


Kemarin merupakan ultah ke-56 Tzu Chi. Mulai hari ini, kita memasuki tahun ke-57. Waktu terus bergulir. Berlalunya hari kemarin menandakan berlalunya 56 tahun Tzu Chi dan tahun yang baru dimulai hari ini. Hari ini adalah awal yang baru dan kita siap menyambut masa depan. Seiring berlalunya detik demi detik, mari kita meneruskan hal-hal bermakna hingga selamanya. Semoga setiap orang dapat memiliki tekad, ikrar, dan kekuatan untuk mempraktikkannya dari kehidupan ke kehidupan. Saya sendiri telah membangun ikrar seperti itu.

Saat mengenang kembali dan menginventarisasi kehidupan saya dari awal hingga sekarang, saya pun merasa tidak ada penyesalan pada kehidupan kali ini. Artinya, ikrar ini tidak ada kekurangan, layak untuk diteruskan di masa mendatang. Saya hendak bertekad untuk melakukan hal yang sama di masa mendatang.

Masa depan harus memiliki awal. Dengan berakhirnya tahun ke-56, berarti kita akan memasuki tahun ke-57. Demikianlah semangat Tzu Chi diteruskan dari generasi ke generasi. Karena itu, hendaklah kita menginventarisasi kehidupan masing-masing. Berhubung dapat menjalankan Tzu Chi, kita tidak memiliki penyesalan. Kita harus terus sungguh-sungguh membangun tekad dan ikrar.


Kemarin, ada perwakilan relawan dari Taipei dan Kaohsiung yang kembali ke Griya Jing Si untuk berbagi tentang pengalaman mereka di jalan Tzu Chi selama puluhan tahun ini. Mendengar kesaksian mereka, saya sangat bersukacita. Ada pula relawan di Amerika Serikat yang terhubung secara daring. Lewat telekonferensi, Stephen Huang memberikan doanya dengan memegang sepiring bakpao persik yang indah. Beliau berkata bahwa itulah persembahan bagi saya.

Saya pun berpesan kepadanya untuk menikmati makanan tersebut serta mengingatkannya akan banyaknya orang menderita di dunia. Ketika membayangkan bahwa saat ini kita bisa menjalani kehidupan yang tenteram serta menikmati beragam materi dan makanan lezat, saya sungguh merasa malu. Namun, begitulah manusia. Meskipun merasa malu, orang-orang tetap menghadapi kenyataan dan melanjutkan hidup mereka. Jadi, kita harus senantiasa mengingatkan diri sendiri akan hal ini.

Saat ini, sejumlah insan Tzu Chi dari beberapa negara sedang menjalankan misi di Polandia untuk menghimpun cinta kasih dan barang bantuan. Relawan kita yang telah tiba di Polandia juga berbagi pengalaman mereka. Saat mendengar dan menyaksikannya, saya merasa sangat bersyukur. Saya bersyukur kepada sekelompok relawan kita yang telah mengatasi berbagai rintangan di sana. Bahkan relawan kita dari Turki, Hu Guang-zhong beserta istrinya, juga telah tiba di Polandia.


Yang membuat saya lebih bersyukur ialah kita telah memiliki tiga atau empat relawan di Polandia. Salah satunya merupakan mantan staf Da Ai TV kita di Taiwan. Meskipun beliau telah menikah dengan seorang pria Polandia dan pindah ke sana, tetapi beliau tidak pernah meninggalkan Tzu Chi. Beliau juga menginspirasi suaminya untuk turut bersumbangsih.

Di Polandia, mereka telah memberikan dukungan besar pada Tzu Chi. Jadi, di Polandia, relawan setempat, relawan dari Jerman dan Turki, serta relawan muda dari Amerika Serikat telah berhimpun bersama. Saya pun meminta relawan dari AS untuk menulis sejarah Tzu Chi dan menjadi saksi sejarah bagi dunia. Di Polandia, mereka telah menyaksikan perang antara Rusia dan Ukraina serta kondisi kehidupan para pengungsi. Mereka pun telah mendokumentasikannya. Inilah yang disebut saksi sejarah zaman sekarang.

Pada tahun 2022 ini, relawan kita dari beberapa negara berhimpun di Polandia untuk membantu para pengungsi di sana. Mereka telah menjadi saksi sejarah. Berkat kemajuan teknologi saat ini, mereka dapat segera mengirimkan laporan berita ke sini dan Da Ai TV kita pun dapat segera menyiarkannya. Jadi, Bodhisatwa sekalian, Tzu Chi memiliki empat misi.


Kini, misi amal kita akan mulai mengerahkan cinta kasih di sana. Ada pula misi pendidikan. Meskipun kita tidak mendirikan sekolah di sana, tetapi dengan berhimpunnya relawan kita di sana, dunia internasional juga dapat menyaksikan bagaimana relawan kita bekerja sama dengan harmonis. Meskipun berasal dari negara yang berbeda-beda, tetapi tindakan dan gerak-gerik para relawan kita sungguh sangat tertib. Mereka mengenakan seragam Tzu Chi dengan rapi dan terlihat berwibawa.

Di Polandia juga ada perwakilan dari PBB dan organisasi amal lainnya dari berbagai negara. Ketika bertemu dengan relawan kita, mereka sangat bersukacita dan memuji Tzu Chi. Mereka merasa kagum karena ada organisasi amal seperti Tzu Chi di dunia. Jadi, saya sangat bersyukur.

Bodhisatwa dunia selalu sangat tulus. Ketulusan dan kebajikan dapat menampilkan keindahan. Asalkan kita memiliki hati yang tulus serta berhimpun bersama untuk melakukan kebajikan, dunia terindah akan terwujud.  

Membangun tekad dan ikrar tanpa penyesalan
Menginventarisasi masa lalu dan menyambut masa depan
Bodhisatwa dunia berhimpun untuk meringankan penderitaan
Cahaya cemerlang dari keindahan dan kebajikan menerangi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 27 April 2022
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -