Ceramah Master Cheng Yen: Membantu Orang Kurang Mampu sekaligus Membina Berkah dan Kebijaksanaan

”Di Guinea, karena menderita penyakit Ebola, orang-orang menganggap saya bagai binatang buas. Mereka mengusir saya. Sekarang saya sangat gembira karena menerima barang bantuan. Beberapa hari lalu, saya meminjam uang dari orang untuk membeli makanan bagi anak saya. Sekarang kami dapat memakan nasi,” kata seorang warga Sierra Leone, Mamie Lebbie.

”Saya merasa ini sangat bagus karena kami terus mencari bantuan seperti ini. Kami sungguh menderita. Karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak. Kami sangat bersyukur atas bantuan kalian,” kata Jessica Fatimata yang juga warga Sierra Leone.

”Relawan Tzu Chi dari seluruh dunia telah banyak membantu Sierra Leone, mengapa saya sebagai warga Sierra Leone malah tidak mengerahkan tenaga? Pada bulan Maret 2015, kami terlebih dahulu mengirimkan 10 peti kemas bahan pangan ke komunitas anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang terkena dampak Ebola,” kata Stephen T. Fomba, Relawan Tzu Chi.

Ceramah Master Cheng Yen

”Saat tidur di atas ranjang, saya merasa sangat gembira. Saya merasa sangat nyaman,” kata Mamie Lebbie. ”Apa yang ingin kamu lakukan setelah dewasa?,” tanya seorang relawan Tzu Chi kepada Abdul Salaam Kuame, anak penghuni panti asuhan.

“Setelah dewasa? Saya ingin membantu orang. Saya ingin membantu orang yang kekurangan dan menderita penyakit. Saya ingin membantu mereka,” jawab Abdul Salaam Kuame.

Relawan Tzu Chi pergi ke Sierra Leone untuk membagikan bantuan beras, pakaian, dan sepatu. Pembagian bantuan kali ini terdapat banyak kisah yang menyentuh hati. Kemarin, saya mengadakan rapat dengan relawan Tzu Chi dari Amerika Serikat, Pastor Peter Konteh dari Yayasan Caritas Freetown, dan Bapak Parra selaku CEO HIRF. Bapak Parra sangat gembira karena dapat bekerja sama dengan Tzu Chi. Karena itu, beliau secara khusus datang ke Taiwan.

HIRF berada di bawah naungan sebuah perusahaan di Amerika Serikat. Mereka juga aktif melakukan kegiatan amal. HIRF berencana untuk membangun sebuah pabrik cairan infus di Sierra Leone. Tahun lalu, saat direktur dan CEO HIRF datang ke Hualien, mereka memberi tahu saya bahwa mereka telah mulai mempersiapkan proyek ini.

Ceramah Master Cheng Yen

Kemarin saya bertanya, "Apakah proyeknya sudah mulai?" Mereka menjawab bahwa pembangunannya sudah akan dimulai. Saya juga mendengar bahwa dengan dibangunnya pabrik di sana, dapat menciptakan lapangan kerja  bagi orang yang membutuhkan pekerjaan di sana. Banyak warga di sana yang hidup kekurangan dan dalam penderitaan.

Salah seorang relawan Tzu Chi AS yang merupakan penanggung jawab proyek ini adalah Bapak Stephen. Dia adalah orang Sierra Leone. Kemarin, mereka berbagi bahwa orang yang paling menderita di sana adalah pasien yang sudah sembuh dari Ebola. Mereka kesulitan untuk bertahan hidup. Ada pula sekelompok anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal akibat Ebola. Kita terus mencari cara untuk membantu mereka.

Mereka juga bercerita tentang fasilitas medis di sana. Ada anak-anak sakit  yang tidur di atas lantai. Mereka juga mengunjungi instansi kesehatan milik pemerintah. Mereka menemukan beberapa mesin dialisis. Karena tak ada orang yang tahu cara menggunakannya, mesin-mesin itu sudah ditelantarkan dalam jangka waktu lama.

Saya berkata bahwa kita dapat mengutus orang untuk belajar teknik penggunaannya dan cara untuk merawat mesin itu. Bapak Stephen berkata bahwa mereka akan mengadakan kelas pelatihan dan pergi belajar. Dia juga berkata bahwa sumber daya air di sana juga sangat terbatas. Intinya, penderitaan di sana sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata.

Ceramah Master Cheng Yen

Melihat penderitaan orang-orang di dunia, kita harus mencari cara untuk membantu mereka. Banyak orang yang menunggu bantuan dari kita. Untuk menginspirasi warga setempat agar turut membangkitkan cinta kasih, relawan kita menyosialisasikan semangat celengan bambu. Mereka ingin warga setempat paham bahwa meski hidup kekurangan, mereka juga dapat menciptakan berkah. Himpunan donasi dari warga kurang mampu juga dapat digunakan untuk membantu orang lain. Para warga setempat sangat terinspirasi. Mereka juga berharap dapat mendukung semangat celengan bambu.

Tahun ini, kita telah membagikan 200 ton beras di sana. Para penerima bantuan sangat berterima kasih. Relawan kita juga membawa nasi instan dan menyiapkannya untuk mereka. Setiap orang sangat gembira. Rapat kemarin berlangsung selama beberapa jam. Saat mendengar mereka bercerita tentang kondisi di Sierra Leone, di dalam hati saya berpikir bahwa kita sungguh harus sangat bersyukur. Jika setiap orang dapat berdonasi sedikit, maka itu akan membawa manfaat besar bagi orang yang membutuhkan.

Kita juga melihat para murid di Vietnam. Saat datang untuk menerima bantuan dana pendidikan, mereka juga membawa celengan bambu mereka. Mereka mengganti celengan bambu mereka yang sudah terisi dengan celengan bambu kosong. Kita mengajarkan anak-anak untuk senantiasa bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Ini juga merupakan salah satu metode pendidikan.

Saya sungguh tersentuh. Pendidikan penuh cinta kasih ini bukan mengajarkan mereka berdonasi berapa banyak, melainkan kita ingin membimbing anak-anak untuk menyisihkan uang guna membantu sesama. Pendidikan seperti ini sungguh penuh cinta kasih. Kekuatan cinta kasih sungguh membuat orang tersentuh.

Kita juga melihat staf RS Fuding menjangkau wilayah terpencil. Saya sungguh berterima kasih. Kita juga melihat seorang lansia yang menderita tumor pada bagian wajah. Akhirnya, tumor yang dideritanya berhasil diangkat setelah belasan tahun. Bapak tua itu sangat gembira. Para staf medis RS Fuding dan relawan Tzu Chi menjalin hubungan yang akrab. Mereka selalu bersama relawan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih.

”Anda gunakan handuk hangat untuk mengompres luka. Dengan begitu, pipi Anda tidak akan kaku. Lukanya sudah hampir sembuh,” kata Zheng Erting Relawan Tzu Chi kepada Kakek Yu.”Tanpa bantuan mereka, tumor saya tidak akan bisa terangkat. Saya tidak punya uang, bagaimana bisa mengangkat tumor?,” kata Kakek Yu.

”Setelah tumornya terangkat, bebannya juga bagai ikut terangkat. Saya turut bergembira untuknya,” kata Zheng Erting, Relawan Tzu Chi.

Saya sangat terharu melihat cinta kasih dan semangat budaya humanis di RS Fuding. Relawan Tzu Chi bekerja sama dengan para dokter untuk membantu banyak lansia di wilayah terpencil. Orang-orang yang menerima bantuan juga sangat gembira. Mereka adalah kepala departemen di rumah sakit. Para dokter hebat datang mengobati Anda, tahu? (Tahu).

”Dia tidak pernah tersenyum sejak jatuh sakit. Melihat kalian datang, dia sangat gembira. Saat saya memberi tahu mereka tentang pengobatan gratis, para warga merasa takut. Mereka berpikir kami berbohong,” kata Nenek Yang Chunqiao, seorang Warga.

Hari ini mereka semua terlihat gembira. Saya berharap baksos kesehatan ini dapat terus diadakan. Tak peduli pengobatan gratis, curahan perhatian, penyuluhan kesehatan, dan lain-lain, semua kontribusi penuh cinta kasih itu dapat membawa sukacita bagi banyak orang. Saya berharap semua orang dapat saling membantu dengan penuh cinta kasihtanpa membeda-bedakan. Dengan demikian, di tengah cuaca dingin sekali pun, kita tetap dapat merasakan kehangatan.

Memberi bantuan bagi orang-orang yang hidup kekurangan

Bekerja sama dengan sukacita untuk menenangkan raga orang kurang mampu

Menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membina berkah dan kebijaksanaan

Menjangkau wilayah terpencil untuk memberikan pengobatan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Desember 2016

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -