Ceramah Master Cheng Yen: Membantu Orang yang Membutuhkan dengan Cinta Kasih

Lima tahun yang lalu, Filipina diterjang Topan Haiyan yang menyebabkan bangunan di beberapa kota dan kecamatan rata dengan tanah dalam sekejap, kerusakannya sangat parah. Ketika bencana itu dilaporkan, insan Tzu Chi pergi memberi perhatian dengan segera. Mereka bertekad untuk memberi bantuan dengan segenap hati dan tenaga di wilayah yang terkena dampak bencana.

Mereka menghimpun kekuatan semua orang untuk segera memberikan bantuan. Bagaimana relawan Tzu Chi membantu warga yang terdampak bencana? Dengan program bantuan lewat pemberian upah. Karena mereka yang selamat harus melanjutkan kehidupan, maka puing-puing dan sampah harus dibersihkan. Jadi, kita segera menyediakan makanan bagi mereka dan juga membagikan upah kepada mereka untuk menghimpun kekuatan orang-orang agar puing dan sampah bisa segera dibersihkan.

Alat berat juga harus diangkut dari luar dengan kapal. Banyak alat berat dari Manila, Cebu, dan kota-kota besar lainnya dikirim ke wilayah yang terdampak bencana. Dari tayangan, kita bisa melihat alat berat yang dipasangi bendera Tzu Chi, turun dari kapal besar satu per satu. Itu merupakan bagian dari sejarah Tzu Chi dan juga merupakan prestasi luar biasa dalam sejarah dunia. Ini sangat menggugah hati orang.


Orang dari berbagai tempat pergi ke sana untuk bersumbangsih dengan satu hati. Semua orang memiliki tekad yang sama untuk mendedikasikan diri di sana dan tidak mau ketinggalan. Mereka semua sangat antusias. Dedikasi setiap orang bisa membentuk kekuatan besar. Saya sangat tersentuh setelah melihatnya.

Bagi sekolah-sekolah yang runtuh, Tzu Chi membantu mereka untuk membangun banyak ruang kelas rakitan di Tacloban, Ormoc, dan Palo. Setelah Filipina dilanda topan, pada tahun itu kita segera membantu warga membangun rumah rakitan agar mereka bisa tinggal dengan aman. Pertama, menenangkan hati mereka. Kedua, menenteramkan raga mereka dengan memberi tempat tinggal yang aman. Ketiga, membuat mereka dapat menjalani kehidupan dengan tenang. Seperti inilah kita membantu mereka.

Lima tahun yang lalu merupakan masa yang paling sulit bagi mereka. Meski terasa singkat, 5 tahun telah berlalu. Kita tak pernah berhenti untuk memberi perhatian kepada mereka.

“Kami adalah anak-anak Kakek Guru.”

Kita bisa melihat bahwa anak-anak setempat hatinya begitu dekat dengan saya. Mereka berkata bahwa mereka adalah anak-anak saya. Mereka juga memeluk insan Tzu Chi. Kita juga bisa melihat bahwa lebih banyak anak-anak yang memeluk Wei-song. Sekelompok anak-anak itu diajarkan dengan sangat baik. Rambut setiap anak perempuan tak ada yang berantakan, semuanya terlihat sangat bersih dan diikat dengan rapi.


Selama 5 tahun ini, Wei-song dan Sheng-hang terus mendampingi mereka. Sekelompok anak-anak itu melihat insan Tzu Chi bagaikan saudara sendiri, bahkan lebih dekat daripada saudara. Ini sangat menakjubkan. Itulah yang dilakukan relawan Tzu Chi di Filipina. Saya mengira bahwa rumah rakitan dalam 2-3 tahun sudah akan rusak. Kini, 5 tahun sudah berlalu, tetapi setiap rumah rakitan masih berada dalam kondisi baik dan warga tinggal dengan aman dan damai. Mereka juga akan saling membantu.

Terlebih lagi, mereka juga membantu lansia yang hidup sebatang kara. Di antara lebih dari 6.000 penduduk di Ormoc, lebih dari 4.000 orang merupakan relawan. Sebagian besar kaum muda merupakan relawan. Mereka menjaga para lansia dalam jangka panjang dan membantu memandikan serta membersihkan rumah para lansia. Itu merupakan desa yang penuh kehangatan.

Selain itu, di Palo, Guo-ying dan keluarganya mengemban tanggung jawab atas pendampingan orang-orang di desa itu. Kehidupan orang-orang di desa ini menjadi lebih baik. Setiap pagi, warga desa akan diberi tahu lewat pengeras suara bahwa waktu untuk bersih-bersih sudah tiba. Kemudian, warga desa akan keluar rumah untuk bersama-sama membersihkan lingkungan. Mereka mengelola seluruh desa bagaikan rumah sendiri.

Insan Tzu Chi terus mewariskan keterampilan dan membimbing warga. Kini, mereka sudah bisa menanam dan memanen jamur. Jamur yang mereka tanam kualitasnya sangat baik. Relawan Tzu Chi juga mengajari mereka membuat roti. Beberapa warga telah menjadi tukang roti yang keterampilannya sangat baik. Seperti itulah insan Tzu Chi Filipina membantu orang-orang di sana selama 5 tahun ini. Jika ada tekad, tak ada hal yang sulit.

Tahun lalu, di sekitar Ormoc, tepatnya di Kananga, terjadi gempa yang menyebabkan beberapa bangunan runtuh. Sebelum relawan kita tiba di wilayah yang terdampak bencana untuk melakukan survei pascabencana, sekelompok relawan lokal dari Ormoc sudah bergerak untuk memberi bantuan. Sebagai relawan Tzu Chi, mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan. Jadi, mereka segera bergerak untuk pergi memberi perhatian.


Setelah mengetahui kerusakan bangunan sangat parah, mereka segera menyediakan makanan hangat bagi orang-orang yang terdampak bencana. Tahun lalu, kita mulai melakukan perencanaan untuk membangun rumah rakitan bagi orang-orang yang terdampak bencana. Akhir-akhir ini, mereka baru menempatinya. Relawan Tzu Chi pergi untuk merayakan kepindahan warga dan juga membagikan selimut kepada mereka. Sudah ada puluhan keluarga yang pindah ke sana.

Seorang pastor juga pergi memberkati rumah-rumah dengan air suci. Ternyata dalam keyakinan mereka juga ada upacara seperti ini. Saya sangat bersyukur bahwa para relawan dan orang-orang di sana yang berbeda agama dapat berinteraksi dengan harmonis dan saling menghormati. Desa kecil lainnya yang dibangun oleh Tzu Chi juga akan diresmikan. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih yang dikembangkan oleh relawan setempat.


Mengenang kembali Topan Haiyan yang telah membawa banyak kerusakan

Relawan berkumpul dengan antusias untuk membantu orang yang membutuhkan

Sesama warga saling membantu

Meneruskan cinta kasih selangkah demi selangkah

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 November 2018

Editor: Khusnul Kotimah

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -