Ceramah Master Cheng Yen: Membasahi Ladang Batin dengan Dharma untuk Menjauhkan Bencana
Sungguh, ketidakkekalan adalah kebenaran yang kerap terlihat
di dunia ini. Buddha berkata bahwa dunia ini bagaikan rumah yang tengah
terbakar. Kini kata-kata Buddha telah terjadi. Apa yang menjadi penyebabnya? Semuanya
berawal dari manusia. Akumulasi dari aktivitas sehari-hari manusia membawa
pengaruh bagi alam. Meski pengaruh dari setiap aktivitas kita amat kecil, tetapi
setelah terakumulasi, akan membawa pengaruh besar.
Kita harus berpikir dengan cermat dan menyadari konsekuensi
dari tindakan kita. Kita harus tahu bahwa zaman dan dunia ini telah jatuh
sakit. Bagaimana mengobatinya? Dengan Dharma yang menakjubkan. Buddha terus
menyemangati orang-orang untuk membabarkan Sutra dan mewariskan Dharma. Jika
Dharma tidak diwariskan, maka kelak, dunia ini akan berada dalam kondisi
darurat. Saya terus mengulas tentang hal ini.
Saya semakin merasa bahwa dunia ini membutuhkan Dharma karena hati manusia masih dipenuhi noda batin dan kekeruhan, seperti keakuan dan kemelekatan. Sesungguhnya, panjang usia setiap orang berbeda dan tidak ada satu orang pun yang bisa mengendalikannya. Kita harus tahu bahwa kita bisa mengembangkan nilai hidup dan memperdalam makna kehidupan kita dengan mengubah pandangan hidup kita.
Kita bukan hidup untuk diri sendiri, melainkan untuk semua makhluk, terlebih makhluk yang menderita. Dengan menjalani hidup seperti ini, kita telah mengembangkan nilai hidup kita. Untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk, kita harus melakukan pengamatan, lalu bersumbangsih dengan hati nurani dan potensi kebajikan kita. Kita bisa melakukannya karena memahami bahwa kehidupan kita dan semua makhluk adalah satu kesatuan. Kita telah mengubah pandangan hidup kita.
Buddha mengajari kita bahwa di dunia ini terdapat berbagai jenis makhluk hidup. Salah satunya adalah hewan. Manusia adalah makhluk yang bisa bergerak. Sama seperti manusia, hewan juga bisa bergerak. Buddha bertujuan membimbing semua makhluk. Tujuan-Nya sangat jelas. Buddha bukan hanya membimbing manusia, melainkan semua makhluk. Buddha membangkitkan cinta kasih manusia untuk melindungi semua makhluk.
Kita harus tahu bahwa setiap jenis makhluk hidup memiliki nilai dan habitat masing-masing. Kita hendaknya menghormati dan menghargai mereka serta melindungi habitat mereka. Jika kita bisa melindungi habitat dan kehidupan hewan, maka secara alami, kita bisa mengasihi dan melindungi manusia. Dengan pola pikir seperti ini, bukankah kita bisa bersumbangsih bagi manusia dengan cinta kasih dan kebajikan?
Sutra Bunga Teratai mengatakan bahwa berkah manusia awam sangat sedikit. Berkah mereka sedikit karena enggan bersumbangsih. Pahala mereka kecil karena tidak menghargai potensi kebajikan. Manusia awam menghabiskan hidup mereka untuk mengejar kesuksesan, keuntungan, dan ketenaran. Mereka menyia-nyiakan hidup dan potensi kebajikan mereka. Mereka terus menciptakan karma buruk akibat rasa benci dan dendam.
Kekuatan baik dan buruk terus tarik-menarik. Mereka bahkan tidak memahami pikiran diri sendiri. Adakalanya, hati nurani mereka terbangkitkan dan mereka berbuat baik. Namun, terkadang hati nurani mereka terlelap demi mengejar ketenaran dan keuntungan pribadi. Kegelapan batin membuat mereka tersesat sehingga menimbulkan konflik dengan sesama. Inilah manusia awam. Namun, kita meneladani Buddha untuk menjadi makhluk berkesadaran.
Kita hidup bersama semua makhluk dan sesama manusia dengan damai. Kita harus mengembangkan potensi kebajikan kita untuk bersumbangsih bagi semua makhluk dengan cinta kasih universal. Kini, kita sungguh harus melapangkan hati untuk menerima Dharma agar inti sari Dharma dapat membasahi ladang batin kita. Isi bab Perumpamaan Tanaman Obat mengatakan bahwa Dharma bagaikan air. Hanya Dharma yang bisa membasahi ladang batin kita yang kering.
Kini, ada wilayah yang mengalami krisis air, sedangkan wilayah lainnya dilanda banjir. Ini menunjukkan ketidakselarasan kondisi iklim dan empat unsur alam. Ini berawal dari ketidakselarasan pikiran manusia. Kita harus menenangkan pikiran kita agar hati kita dapat jernih kembali dan berpikiran benar. Kita tidak boleh tidak bertanggung jawab. Dari kehidupan ke kehidupan, kita terus menciptakan karma buruk serta mengakumulasi noda dan kegelapan batin.
Kini, kita menghadapi buah dari karma buruk kolektif semua makhluk. Menghadapi begitu banyak penyakit di zaman dan dunia ini, kita sungguh sangat prihatin. Bagaimana menggunakan Dharma yang menakjubkan untuk membimbing orang-orang zaman sekarang berinteraksi secara positif? Bagaimana memperhatikan dunia?
Saya dengan tulus berharap setiap orang bisa bertindak secara nyata untuk menyelaraskan pikiran manusia serta menciptakan masyarakat yang tenteram dan terbebas dari bencana. Partisipasi setiap orang dibutuhkan. Kita harus percaya bahwa asalkan ada tekad, maka tiada hal yang sulit. Banyak hal yang bisa terwujud dengan adanya tekad dan cinta kasih.
Dunia yang tidak
tenteram bagaikan rumah yang tengah terbakar
Mengobati penyakit
zaman dan dunia ini dengan Dharma yang menakjubkan
Melakukan pengamatan
demi melenyapkan penderitaan semua makhluk
Membasahi ladang batin dengan Dharma untuk menjauhkan bencana
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Oktober 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina