Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Harapan dan Melindungi Tanah Kelahiran Buddha


Di Nepal, tanah kelahiran Buddha, kini masih ada lebih dari 20 relawan yang bersumbangsih secara bergilir. Bagaimana kita memperbaiki kehidupan warga kurang mampu di sana? Kita mulai menjangkau desa-desa dan sekolah-sekolah untuk menginspirasi kepala sekolah. Kita juga mengadakan kelas bagi guru setempat dan mengajak mereka untuk bergabung dalam Asosiasi Guru Tzu Chi. Para guru menunjukkan tata krama dan ketertiban sebagai teladan. Dengan demikian, anak-anak akan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.

Para guru juga meminta anak-anak untuk tertib sehingga anak-anak juga mengalami kemajuan. Anak-anak juga diajari untuk menjaga kebersihan. Anak-anak diajari untuk mencuci tangan, makan dengan sendok, dan memegang mangkuk. Edukasi seperti ini membuat anak-anak sangat sukacita. Mereka belajar dengan gembira dan dapat memperbaiki tata krama diri sendiri. Tata krama dalam kehidupan sehari-hari diajarkan satu per satu. Inilah yang dilakukan oleh relawan kita di sana.

Kita juga menjangkau pedesaan untuk menginspirasi para ibu rumah tangga. Kita mengumpulkan mereka dan mengadakan kelas untuk mengajarkan keterampilan pada mereka. Dengan demikian, mereka dapat menghasilkan produk untuk dijual, seperti pakaian perempuan. Kita mengajari mereka menjahit. Bagaimana dengan anak-anak? Para insan Tzu Chi juga membimbing mereka yang tidak bersekolah untuk mengenyam pendidikan.

Setelah tiba di sana, insan Tzu Chi mulai bersumbangsih dan melakukan perencanaan. Berhubung berencana untuk menyalurkan bantuan jangka panjang, para relawan kita telah mempersiapkan mental untuk melakukan estafet secara berkelompok. Melihat ini, saya merasa penuh harapan. Kita pasti bisa membangkitkan kekayaan batin warga kurang mampu di Nepal. Meski tetap kekurangan secara materi, mereka bisa memiliki batin yang kaya.


Lihatlah, untuk mengungkapkan rasa hormat dan syukur terhadap guru, para murid mempersembahkan teh. Kita juga membimbing para guru untuk menerima persembahan teh dari murid-murid dengan penuh tata krama. Para insan Tzu Chi sungguh menjadi guru yang tak diundang di mana-mana. Bukan para guru setempat yang mengundang insan Tzu Chi untuk mengadakan kelas bagi mereka, melainkan kita yang berinisiatif melakukannya. Kita berinisiatif mengundang para kepala sekolah dan berbagi dengan mereka bagaimana kita mendidik anak-anak.

Selain membalas budi guru, anak-anak juga harus membalas budi orang tua. Jadi, orang tua murid juga diundang ke sekolah. Setelah mereka duduk, anak mereka membasuh kaki mereka dan mempersembahkan teh. Insan Tzu Chi juga mengadakan pertandingan olahraga di sekolah dan mengundang para orang tua murid untuk berpartisipasi bersama anak mereka. Meski mengadakan kegiatan seperti ini di sana membutuhkan kerja keras, tetapi relawan kita sangat gembira dan sukacita. Ini disebut sukacita dalam Dharma. Kita juga menginspirasi relawan lokal.

Para kepala sekolah dan guru juga diajak untuk bersumbangsih sebagai relawan. Baik warga desa, guru, maupun murid, semuanya disemangati untuk menjadi relawan. Di India, relawan kita juga berbagi tentang kisah celengan bambu dan membagikan celengan bambu kepada setiap keluarga. Celengan bambu yang dibagikan di sana adalah celengan bambu yang dibuat sendiri. Mereka menebang bambu untuk membuat celengan bambu.


Di sana, insan Tzu Chi sangatlah sibuk. Mereka bahkan mengajak warga setempat untuk membantu. Mereka bahagia di tengah kesibukan mereka. Singkat kata, Buddha datang ke dunia untuk membimbing semua makhluk dengan berbagai metode. Insan Tzu Chi juga menggunakan berbagai metode untuk membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Melihat mereka sukacita, saya juga sangat sukacita. Namun, yang paling membuat saya tidak sampai hati ialah cuaca yang sangat panas dan tempat tinggal yang sangat bobrok. Namun, saya kembali teringat bahwa para relawan kita bersumbangsih di sana tanpa diundang dan melakukannya dengan gembira.

Insan Tzu Chi Malaysia dan Singapura menyebarkan ajaran Tzu Chi di sana. Ajaran Tzu Chi berlandaskan semangat dan filosofi ajaran Buddha. Kita mempraktikkannya untuk bersumbangsih bagi dunia dengan cinta kasih dan tanpa pamrih. Kita mengasihi para guru, murid, dan warga desa dengan membimbing mereka. Kita berbagi metode pengajaran dengan para guru dan mengajari para ibu rumah tangga keterampilan agar mereka dapat mencari nafkah. Demikianlah kita membimbing mereka.

Singkat kata, saya sangat bersyukur kepada para relawan Tzu Chi Singapura dan Malaysia yang melakukan hal yang tidak dapat saya lakukan dan menjangkau tempat yang tidak bisa saya jangkau. Mereka telah mewakili saya menjangkau tempat-tempat itu untuk bersumbangsih dan menginspirasi warga setempat. Saya merasa tenang dan bersyukur.


Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa yang menggenggam jalinan jodoh baik untuk bersumbangsih. Terima kasih. Rasa syukur saya tidak habis untuk diungkapkan. Sungguh, inilah Jalan Bodhisatwa di dunia. Semua orang menapaki Jalan Bodhisatwa yang lapang dengan tekun dan bersemangat. Kini, para relawan kita tengah berusaha untuk membentangkan jalan yang lebih rata agar dapat ditapaki oleh banyak orang. Para relawan kita juga telah menemukan cara untuk bersumbangsih di pedesaan.

Kita juga melihat para relawan kita menggali sumur. Saat orang-orang memompa air dan airnya mengalir keluar, semua orang merasakan sukacita dan kesejukan. Saya turut bersukacita untuk mereka. Kita bisa melihat bahwa saat tangan orang-orang bersentuhan dengan air, mereka merasakan kesejukan dan sukacita.

Insan Tzu Chi yang penuh cinta kasih sungguh patut dihormati. Mereka merupakan Bodhisatwa hidup yang sesungguhnya. Saya bersyukur dan mendoakan mereka. Mulai sekarang, makin besar harapan bagi pedesaan untuk terbebas dari kemiskinan.   

Tulus melindungi tanah kelahiran Buddha
Tekun dan bersemangat menjalankan praktik Bodhisatwa
Mengajarkan tata krama dan prinsip kebenaran di sekolah
Mengentaskan kemiskinan dan membawa harapan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 16 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 18 Juni 2023
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -