Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Kehangatan di Seluruh Dunia

“Seorang pengungsi berkata bahwa pada saat mengungsi, dia tidak dapat membawa banyak barang. Menurutnya, pakaian musim dingin yang kita bagikan merupakan sebuah dukungan baginya untuk melanjutkan perjalanan dan sebuah penghiburan baginya,” kata Liang Xin-ling, relawan Tzu Chi Inggris.

“Saya sangat berterima kasih atas kedatangan dan cinta kasih Anda. Kalian membantu kami dengan membagikan pakaian ini. Saya berterima kasih kepada kalian,”kata Rolla, pengungsi Afganistan.

“Tahun lalu kalian juga memberikan saya pakaian dari material unggul. Saya mengenakannya setiap kali saat cuaca dingin. Saya sangat senang karena bahannya lembut. Saya merasa sangat puas atas bantuan kalian. Terima kasih banyak,” ujar Reza, pengungsi Iran.

Saya sering membahas Serbia. Sejujurnya, saya sangat mengkhawatirkan Serbia. Ada sekelompok pengungsi di sana. Mereka meninggalkan negara asal mereka dan mengungsi ke sana. Kini para insan Tzu Chi dari beberapa negara di Eropa bersama-sama menuju Serbia untuk menyalurkan bantuan.

“Saya ingin berterima kasih kepada Tzu Chi atas bantuan yang kalian berikan kepada kami. Hari ini Tzu Chi membagikan pakaian kepada kami semua. Saya juga ingin berterima kasih kepada Tzu Chi atas makanan yang kalian sediakan sejak 2016 hingga saat ini. Ini sangat penting bagi kami,” ujar Tonasevic Mihailo, Staf Komite Pengungsi.

Dalam jangka panjang, kita menyediakan makanan 2 kali sehari, memberi perhatian, penjagaan, dan kebutuhan bagi para pengungsi. Saat pergantian musim, baik musim dingin maupun panas, untuk menghadapi panas dan dinginnya Serbia, insan Tzu Chi akan membantu mereka dengan menyalurkan pakaian musim dingin atau pakaian musim panas. Selain membagikan pakaian, kita juga membagikan kebutuhan lainnya. Insan Tzu Chi selalu memperhatikan kehangatan mereka pada musim dingin.

 

Kita juga melihat cinta kasih insan Tzu Chi di Tiongkok. Pada musim dingin sebelum perayaan Tahun Baru Imlek, banyak pengusaha yang menyebarkan cinta kasih mereka.

“Saya bahkan tidak memiliki semua ini saat hari pernikahan. Saya sangat senang dan bahagia,” kata Ibu Huang, penerima bantuan.

“Kami menerima pemanas air, tempat tidur, meja teh, microwave, selimut, kebutuhan musim dingin, dan makanan,” kata anak Ibu Huang.

“Kami merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di hati saat kita merayakan Tahun Baru Imlek dengan penuh berkah, sedangkan ada orang yang kedinginan. Perasaan ini tidak nyaman,” kata Huang Ai-mei, relawan pengusaha.

“Dengan sedikit usaha dari setiap orang, kita dapat membuat sebuah keluarga bahagia. Kita juga akan merasa bahagia,” ujar Zhang Hai-wang, relawan pengusaha.

Saya merasakan kehangatan saat melihat ada orang yang begitu mulia membawa manfaat dengan welas asih bagi orang lain. Sebelum membantu, Bodhisatwa di sana melakukan survei terlebih dahulu. Melalui survei tersebut, mereka memahami kebutuhan penerima bantuan untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Mereka membantu memperbaiki bagian rumah yang rusak, seperti menambal tembok dan atap, membersihkan bagian rumah yang kotor, atau bahkan membangun ulang rumah atau atap yang rusak. Mereka juga membagikan kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan hidup lainnya.

Relawan dari beberapa daerah di Tiongkok bergerak bersama dengan cinta kasih dan kesungguhan. Melihat Bodhisatwa dunia melayani di masyarakat, saya merasa sangat terharu. Inilah yang kita lakukan pada akhir tahun.


Begitu juga di Hong Kong, banyak orang yang menyatukan tekad untuk menciptakan kebajikan. Walau dikenal sebagai “Mutiara Timur”, tetapi beberapa daerah pinggiran di Hong Kong juga mengalami kemiskinan. Mereka sulit untuk makan dan tinggal di rumah yang sempit. Mereka seperti hidup di sela-sela kota. Banyak orang yang hidup seperti itu.

“Dengan adanya pendampingan kalian, saya merasa tenang. Bagi kami, cinta kasih yang kalian berikan sangat mulia. Kalian menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia. Ini membuat hati saya  dipenuhi cinta kasih dan bahagia,” kata Bapak Huang yang tinggal sendirian dan telah berusia 65 tahun, dan matanya hampir tidak dapat melihat; relawan Tzu Chi melakukan kunjungan rutin untuk mencurahkan perhatian.

Insan Tzu Chi ada di berbagai daerah. Di mana pun, mereka selalu bersumbangsih dengan cinta kasih. Tentu saja, ada juga hal yang menghangatkan. Penerima bantuan yang selalu mendapat pendampingan Tzu Chi membawa kembali celengan bambu mereka. Anak-anak juga belajar untuk bersumbangsih dengan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih kecil juga dapat membantu orang yang menderita. Ini semua merupakan tetesan cinta kasih. Semuanya sangat mengagumkan.

Begitu juga dengan Malaysia. Tzu Chi mengadakan acara makan bersama di berbagai daerah di Malaysia. Para penerima bantuan, dari anak-anak hingga lansia, mengikuti perayaan Tahun Baru Imlek yang diadakan lebih awal.

“Kami menyambut penerima bantuan seperti menyambut keluarga yang pulang,” kata Sun Fu-lian, Relawan Tzu Chi.

“Hari ini saya menemani ibu saya makan bersama. Saya sangat bersyukur atas bantuan Tzu Chi,” kata Ibu Zhuang, penerima bantuan Tzu Chi.

“Saya sangat terharu karena Tzu Chi menganggap setiap orang sebagai keluarga. Perhatian mereka sangat hangat. Saya sangat senang dapat berkumpul bersama,” kata Ibu Li, penerima bantuan Tzu Chi.

Perayaan Tahun Baru Imlek sangat meriah dan penuh suasana tradisional. Melihat keadaan ini, saya merasakan kehangatan dan juga merasa terhibur. Di Taiwan, dari wilayah utara, tengah, hingga selatan, di berbagai kantor Tzu Chi, bahkan di posko daur ulang, kita menngadakan acara makan bersama yang penuh kehangatan.

 

“Saya sangat senang karena kita semua  dapat berkumpul untuk makan bersama. Saya mendoakan semoga di tahun 2020 ini semua orang sehat, tenteram, dan bahagia,” ujar Yan Bo-wen, CEO Misi Amal Yayasan Buddha Tzu Chi.

“Melalui pembelajaran seperti ini, kita dapat mengetahui bahwa kita harus rendah hati. Saya yakin saat kita berendah hati, batin kita akan semakin mantap,” kata Zhang Li-li, pengusaha.

“Semua orang terasa seperti keluarga yang pulang untuk berkumpul merayakan Tahun Baru Imlek,” kata Sun Fu-lian, relawan Tzu Chi.

“Anak saya juga dapat belajar untuk membantu orang lain setelah kita memiliki kemampuan di kemudian hari seperti para relawan Tzu Chi,” kata Bapak Kuai, penerima bantuan Tzu Chi.

Di tengah cuaca dingin menjelang Tahun Baru Imlek, insan Tzu Chi membawa kehangatan bagi banyak orang. Setiap tahunnya, selain sibuk mempersiapkan Tahun Baru Imlek, insan Tzu Chi memberikan kehangatan kepada lansia yang tinggal sendirian dan pasien dengan keterbatasan. Inilah yang pasti kita lakukan setiap tahun.

Waktu terus berlalu. Seiring berlalunya waktu, orang yang menderita di dunia semakin banyak. Setiap orang dari kita harus bertekad dan berikrar untuk membawa manfaat dengan welas asih bagi sesama. Dengan kekutan cinta kasih seperti ini, barulah kita dapat  menolong orang yang membutuhkan.

Membawa manfaat dengan welas asih dan bersumbangsih dengan cinta kasih
Membawa kehangatan kepada pasien dengan keterbatasan di tengah musim dingin
Mendampingi penerima bantuan dari tahun ke tahun
Merayakan Tahun Baru Imlek yang penuh kehangatan di berbagai daerah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Januari 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 24 Januari 2020
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -