Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat bagi Dunia dengan Cinta Kasih Tanpa Pamrih

“Tiga kali dalam tiga tahun. Pertama kali, kami sangat sulit menerimanya. Kedua kali, kami tidak ada di rumah karena baru 11 bulan berlalu dan rumah kami masih diperbaiki. Kami baru akan pindah kembali sekitar satu atau dua bulan lagi. Sekarang tergenang banjir lagi,” kata Duffey, warga Texas.

Inilah kondisi bencana di Houston, AS. Kemarin, saya berkata bahwa di wilayah yang diterjang badai, warga merasa sangat takut. Kemarin, kita melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi di Amerika Serikat untuk memahami kondisi setempat. Kita juga mendengar bagaimana insan Tzu Chi mencurahkan perhatian pada saudara se-Dharma.

Di Houston, juga ada insan Tzu Chi yang rumahnya tergenang banjir. Insan Tzu Chi membantu satu sama lain. Pusat penampungan di Texas perlu menyiapkan selimut dan barang kebutuhan lainnya. Setelah pemerintah setempat menghubungi, relawan kita segera bergerak untuk mengirimkan barang bantuan.

“Para relawan memuatkan selimut ke dalam truk. Nanti kita akan pergi ke pusat penampungan dan meletakkan selimut di atas tempat tidur. Jadi, hari ini kita harus sangat bekerja keras. Kita harus berusaha memberi penghiburan kepada mereka agar mereka bisa merasakan kenyamanan dan kehangatan di sini,” tutur Ji Cheng, Ketua Pelaksana Tzu Chi Dallas.

doc tzu chi

Sungguh, di saat seperti ini, insan Tzu Chi harus memperhatikan saudara se-Dharma sekaligus bersumbangsih bagi orang-orang. Sebelum para korban bencana tiba, relawan kita meletakkan selimut di setiap tempat tidur. Saat korban bencana tiba di tempat penampungan, mereka bisa tinggal di sana dengan tenang. Inilah kekuatan cinta kasih dan kesatuan tekad.

Di saat seperti ini, semua orang harus bergerak. Relawan yang selamat dari bencana sangat bersyukur dan berinisiatif untuk membantu tanpa diundang. Semakin banyak relawan yang bergerak untuk membantu, maka semakin besar kekuatan yang terhimpun. Melihat orang yang aman dan selamat bersumbangsih bagi korban bencana untuk menenangkan hati mereka, saya sangat tersentuh. Dengan menonton dan mendengar siaran berita serta laporan dari para relawan kita, kita bisa mengetahui banyak hal.

Setiap hari, saya merasa khawatir, prihatin, dan terharu. Sungguh, unsur tanah, air, api, dan angin, semuanya tidak selaras. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan karena kondisi alam telah berubah. Suhu udara terus meningkat sehingga terjadi pemanasan global.

Tahun 2014, kami mendapati bahwa muncul retakan di paparan es. Kini paparan es telah pecah membentuk gunung es raksasa dan hanyut di Laut Weddell.

doc tzu chi

Semenanjung tempat paparan es Larsen C berada mengalami perubahan besar belakangan ini karena suhu udara di sana meningkat lebih cepat dibanding wilayah lainnya di Antartika.

Kami mendapati bahwa es di Samudra Arktik juga mencair di musim dingin. Ini sangat mengejutkan secara sains. Di musim dingin, tidak ada sinar matahari yang bisa mencairkan es. Ini mengindikasikan bahwa suhu di samudra terlalu tinggi sehingga es di Samudra Arktik terus mencair meski di musim dingin.

Tahun lalu, tempat ini masih diselimuti lapisan es. Tahun ini, semuanya mencair, bahkan es di M’Clintock Channel pun sudah tiada.

Gunung es yang terpecah dari paparan es terus mencair, tetapi manusia tetap tidak tersadarkan. Sebagian orang bahkan berpikir untuk membuka jalur pelayaran baru di sana. Perubahan iklim sudah begitu ekstrem, tetapi manusia tetap memikirkan keuntungan. Mereka menginginkan jalur pelayaran baru untuk memudahkan perdagangan. Ini sungguh mengkhawatirkan.

doc tzu chi

 Alam mengalami kerusakan dan es terus mencair akibat perbuatan manusia. Manusia sungguh sangat pintar, tetapi kepintaran ini hanya digunakan untuk menguntungkan diri sendiri tanpa memedulikan kondisi alam.

Ini sangat mengkhawatirkan. Terjadi di negara mana pun, bencana akan mendatangkan penderitaan dan kerugian besar. Kini Texas, Amerika Serikat sungguh mengalami kerugian besar. Bagaimana cara menolong mereka? Jika manusia masih tidak sadar, maka bencana alam akan semakin kerap terjadi dan penderitaan di dunia akan semakin banyak.

 Ini sungguh memprihatinkan. Singkat kata, jangan meremehkan sebersit niat. Dengan sebersit niat untuk membawa ketenteraman bagi dunia, kita bisa mengurangi nafsu keinginan untuk mengejar keuntungan. Jika niat seperti ini dimiliki oleh orang yang berpengaruh, maka akan membawa manfaat bagi manusia.

Jika kita tidak menyerap ajaran kebajikan, kita hanya akan mengejar keuntungan dan mementingkan diri sendiri. Jika manusia tidak memedulikan sesama, ini akan sangat berbahaya. Singkat kata, kita harus membimbing orang-orang untuk bersumbangsih bagi sesama dengan perasaan senasib dan sepenanggungan serta melindungi Bumi dan kehidupan dengan cinta kasih.

Jika bisa demikian, kita bisa meredam perubahan iklim yang ekstrem. Karena itu, kita harus mawas diri dan tulus. Kekuatan satu orang memang sangat kecil, tetapi dengan melakukannya bersama, kita bisa membawa pengaruh besar.

Kita bisa melihat relawan di Malaysia yang mengubah pola pikir mereka. Saya sangat gemar memancing ikan. Suami saya berkata, “Ayo, pulang.” Saya berkata, “Masih pagi, tidak perlu pulang secepat ini.” Kami terobsesi. Saya membeli sebuah perahu dan bermalam di Pulau Ketam.

Saya hanya makan roti. Yang saya pikirkan hanya memancing ikan. Saya sangat menyesal saat memikirkannya. Saya berusaha mengimbau donatur kami untuk mengurangi konsumsi daging dan memperbanyak konsumsi sayuran. Saya bersiteguh untuk tidak makan daging. Saya memberi tahu teman saya, “Tolong, kelak jangan mengajak saya makan daging lagi.”

Mereka melakukan daur ulang dan bervegetaris hingga menginspirasi keluarga dan orang-orang di sekitar mereka. Perubahan selalu dimulai dari segelintir orang. Singkat kata, kita bukan tidak memiliki kekuatan, melainkan tidak percaya diri untuk bertindak secara nyata. Jadi, kita harus lebih bekerja keras. Saya berharap kita bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk memperhatikan Bumi dan semua makhluk, termasuk sesama manusia.

Insan Tzu Chi di seluruh Amerika Serikat bergerak dengan kesatuan tekad
Bersama-sama memberikan bantuan sebagai guru tak diundang
Bersumbangsih dengan perasaan senasib dan sepenanggungan

Membangun keyakinan untuk menyebarluaskan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 September 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 September 2017

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -