Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat bagi Masyarakat Mendatangkan Kedamaian
Wabah COVID-19 menyebar ke seluruh dunia dan bisa menyerang siapa saja, baik kaya maupun miskin. Virus penyakit ini bisa menyebar ke mana saja.
“Dengan berkumpul itu akan menyebarkan penyakit dengan cepat menularnya. Makanya kita juga mengimbau, satu, masker dipakai. Karena saya lihat masyarakatnya agak sedikit berani tidak memakai masker,” kata Ricky Budiman relawan Tzu Chi.
“Jadi, juga transportasinya lancar dan saya lihat juga tempat kerja di sini juga luas, jadi kita juga jaga jarak disini juga lakukan,” kata Johan Kohar relawan Tzu Chi.
Para relawan kita mengingatkan orang-orang untuk tidak meremehkan penyebaran wabah.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan dan bersungguh-sungguh melindungi diri sendiri. Kita harus tahu bahwa baik kaya maupun miskin, semua orang bisa jatuh sakit. Manusia bisa merasakan penderitaan. Apa penderitaan terbesar dalam hidup ini? Di antara fase lahir dan mati, terdapat fase tua dan sakit.
Seiring berjalannya proses kehidupan, waktu juga terus berlalu. Meski bisa hidup tenteram seumur hidup, kita tetap akan mengalami fase tua dan sakit. Saat memasuki usia tua, tubuh akan melemah sehingga bisa jatuh sakit. Setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan dan bersungguh-sungguh melindungi diri sendiri. Sebagian besar dari kita telah mengalaminya. Ini disebut penderitaan. Penderitaan terbesar dalam hidup ini ialah penyakit. Inilah penderitaan terbesar dalam kehidupan.
Orang yang panjang umur pasti akan mengalami fase tua. Pada fase ini, tubuh akan melemah sehingga bisa jatuh sakit. Pada usia tua, banyak orang yang takut pada kematian. Sesuai hukum alam, pada akhirnya, semua orang akan meninggal dunia.
Terlahir di dunia ini, kematian adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Apakah kita takut pada kematian? Banyak orang yang takut pada kematian. Namun, apa gunanya merasa takut? Orang yang memahami kebenaran secara tuntas tahu bahwa untuk mengembangkan nilai kehidupan, mereka harus bersumbangsih bagi masyarakat.
“Saya sudah 14 tahun mengenal Tzu Chi,” kata salah seorang warga.
"Sudah lama sekali," kata salah seorang relawan Tzu Chi
“Saya tahu bahwa donasi saya akan digunakan untuk menolong orang yang mengalami kesulitan, seperti korban gempa bumi dan banjir,” imbuhnya
“Kita harus terus menjalin jodoh baik. Saya selalu menunjukkan Majalah Bulanan Tzu Chi padanya. Lewat interaksi selama ini, kami telah menjalin hubungan yang erat. Sesungguhnya, saya mengidap banyak penyakit. Saya pasti datang ke sini pada pagi hari. Dengan beraktivitas, kesehatan saya membaik. Banyak kegiatan daur ulang yang bisa dilakukan. Saya melakukan semuanya dan merasa gembira,” kata Chen Bi-yu relawan Tzu Chi.
“Setelah menjalankan Tzu Chi, saya belajar banyak hal yang sangat bermakna. Waktu tidak bisa diputar kembali. Usia kita terus bertambah dari tahun ke tahun. Lakukanlah yang harus dilakukan, jangan ditunda,” imbuhnya.
Kehidupan kita bernilai jika bisa bersumbangsih bagi dunia. Ini membuat hati kita sangat damai. Dengan menyelesaikan tugas kita hari ini, hati kita akan merasa damai. Pada malam hari, kita bisa tidur dengan tenang. Saat bangun keesokannya, kita bersyukur.
Tidur bagaikan kematian singkat dan bangun bagaikan terlahir kembali. Anggaplah hari ini sebagai kehidupan baru dan kemarin sebagai kehidupan lampau. Jadi, setiap hari bagaikan siklus lahir dan mati yang singkat. Kemarin bagaikan kehidupan lampau, hari ini bagaikan kehidupan sekarang, dan besok bagaikan kehidupan mendatang. Inilah siklus lahir dan mati yang singkat.
Satu hari bagaikan satu kehidupan. Kita harus bersungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk menjalani setiap hari dengan baik agar hati kita merasa damai dan bisa tidur nyenyak di malam hari. Saat bangun keesokan paginya, kita kembali memulai hari yang baru.
Kehidupan lampau adalah masa lalu yang panjang dan kemarin adalah masa lalu yang singkat. Yang lebih singkat dari itu ialah sejam yang lalu atau sedetik yang lalu. Kita sering melupakan sesuatu yang baru saja kita pikirkan. Masa lalu bisa panjang ataupun singkat. Tidak peduli masa lalu itu panjang atau singkat, kita harus menggenggam saat ini.
Kita harus menjaga pikiran dengan baik serta bertutur kata dan berbuat baik. Setiap detik yang digunakan untuk bertutur kata baik adalah detik yang baik. Jika kita bertutur kata dan berbuat baik kemarin, kita akan merasa tenang hari ini. Jadi, pada kehidupan ini dan hari ini, kita harus menggenggam waktu yang ada untuk menjalani kehidupan dan menunaikan kewajiban dengan baik. Dengan demikian, kita tidak akan merasa takut pada kematian.
Siklus lahir dan mati bagaikan hari yang terus berganti. Berlalunya kemarin bagaikan kematian dan datangnya hari ini bagaikan kelahiran. Jika sudah menyelesaikan tugas kita kemarin, hari ini kita akan merasa damai dan tenang serta bisa mengerjakan tugas hari ini.
Siklus lahir dan mati bagaikan hari demi hari yang terus berganti. Saat menjalani hari ini, kita juga menaruh harapan pada hari berikutnya. Kita harus menggenggam setiap momen. Jadi, di antara masa lalu, masa sekarang, dan masa depan, yang terpenting ialah menggenggam masa sekarang. Kita harus menggenggam waktu untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Jangan hanya memikirkan diri sendiri, pikirkanlah semua orang di seluruh dunia.
Orang-orang yang menderita di seluruh dunia merupakan keluarga kita yang hendaknya kita kasihi. Jika bisa berbuat demikian, kita tidak akan takut pada kematian ataupun merasa khawatir. Kita juga tidak perlu bersikap perhitungan untuk kepentingan diri sendiri. Sebaliknya, kita harus menjaga ketenteraman dunia. Untuk itu, kita harus sangat bersungguh hati.
Di antara fase lahir dan
mati, terdapat fase tua dan sakit
Memahami kebenaran secara
tuntas dan menyadari ketidakkekalan
Senantiasa tekun melatih
diri dan menjaga pikiran
Membawa manfaat bagi masyarakat mendatangkan kedamaian
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 20 Juni 2020