Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk dengan Praktik Bodhisatwa


“Hingga kini, saya telah 33 tahun mengikuti langkah Master. Setelah mengikuti langkah Master, saya banyak berubah. Saya juga menjadi lebih tekun dan bersemangat berkat ajaran Master. Dengan berpegang pada ajaran Master, saya baru bisa mengatasi berbagai rintangan, seperti penyakit dan masalah rumah tangga saya. Namun, tidak ada satu pun yang bisa menjatuhkan saya karena saya selalu berpegang pada ajaran Master,”
kata Wu Zhao-feng relawan Tzu Chi Australia.

“Hampir setiap hari, saya bersungguh-sungguh menjalankan ajaran Master dan mengingatnya di dalam hati. Karena itu, saya sangat sukacita. Berkat Master, barulah saya bisa hidup hingga sekarang. Saya terus berkata pada diri sendiri bahwa masih ada misi yang harus saya jalankan. Saya harus menjaga kesehatan diri sendiri agar saya dapat terus menjalankan Tzu Chi. Saya tidak takut menghadapi rintangan apa pun karena dengan ajaran Master, saya dapat mengatasi semua rintangan. Jadi, saya sangat gembira,” pungkas Wu Zhao-feng.

“Selama enam tahun saya bekerja di RS Mater, lewat Kakak Zhao-feng, Suster Angela, dan Mater, saya mendapati jejak langkah Tzu Chi, seperti peralatan yang Tzu Chi belikan untuk kami, beasiswa yang Tzu Chi berikan pada kami, dan berbagai hal lainnya yang dilakukan oleh insan Tzu Chi bagi kami. Saat mengetahui semua ini, saya sungguh sangat bersyukur. Sebagai generasi muda yang bekerja di fasilitas kesehatan luar negeri, saya sangat berterima kasih kepada para relawan yang telah membentangkan jalan bagi saya. Semua orang tahu tentang kebaikan Tzu Chi,” kata Xie Pei-zhen Manajer senior RS Mater, Australia.

“Pada masa pandemi Covid-19, Kakak Zhao-feng dan relawan lainnya tidak tinggal diam. Setiap satu hingga dua bulan, mereka datang ke RS kami untuk menyosialisasikan vegetarisme dengan membagikan makanan vegetaris yang sangat lezat kepada para staf medis dan staf yayasan kami. Rekan kerja saya sering bertanya pada saya, ‘Kapan para relawan Tzu Chi akan datang lagi?’ Mereka menantikan kedatangan relawan setiap bulan dan berkata, ‘Bagaimana makanan vegetaris bisa selezat ini?’ Mereka juga sering bertanya, ‘Mengapa para relawan berbuat demikian?’ Saya berkata pada mereka bahwa ini adalah ajaran Master,” lanjut Xie Pei-zhen.

“Saya ingat Kakak Zhao-feng sering berkata bahwa saat menginjakkan kaki di luar negeri, hal pertama yang dipikirkannya ialah, ‘Apa yang bisa saya lakukan bagi negara ini?’ Lalu, mereka pun segera melakukan tindakan nyata. Jadi, insan Tzu Chi sungguh telah menyentuh hati warga setempat. Di rumah sakit kami, ada sebuah ruang rapat yang diberi nama ‘Tzu Chi’. Ruang rapat ini sering digunakan untuk menyambut tamu penting. Saat tamu kami datang, kami selalu berbagi dengan mereka tentang jalinan jodoh kami dengan Tzu Chi. Dahulu, Kakak Zhao-feng yang menanam benih ini. Lalu, ada banyak relawan lain yang bekerja keras untuk menyiram dan merawatnya. Karena itulah, generasi muda seperti saya serta warga setempat dapat menikmati berkah yang diciptakan oleh insan Tzu Chi,” pungkas Xie Pei-zhen.


Hendaklah kalian senantiasa mengingat ajaran saya. Saya sering berkata bahwa kita memiliki jalinan jodoh baik. Saya juga telah mengatakan dengan jelas bahwa sebagai insan Tzu Chi, kita menapaki sebuah jalan yang merupakan Jalan Bodhisatwa di dunia. Bodhisatwa pergi ke neraka juga demi menyelamatkan semua makhluk. Bodhisatwa Ksitigarbha bertekad untuk berjaga di gerbang neraka. Jadi, meski harus pergi ke neraka, kita tetap harus menapaki Jalan Bodhisatwa.

Tentu saja, kehidupan di surga sangat nyaman. Makhluk di surga hidup penuh kenikmatan dan memiliki usia panjang. Surga adalah tempat yang baik. Namun, jika seseorang telah menghabiskan berkahnya dan pernah menciptakan karma buruk di masa lampau, dia akan terjatuh dari surga. Jika pikirannya tersesat, kegelapan batinnya akan terus menumpuk. Jadi, terlahir di surga bukanlah jaminan.

Jika seseorang hanya berbuat baik tanpa mendalami Dharma, dia juga mudah tersesat. Saat jalinan jodoh matang, dia mungkin berbuat baik bersama orang-orang. Namun, tanpa mendengar Dharma, dia tidak tahu bahwa manusia harus melatih diri dan jalan mana yang harus ditempuh. Ada jalan bagi Bodhisatwa, ada jalan bagi makhluk awam, ada pula jalan bagi makhluk alam rendah. Jadi, kita harus memahami ketiga jalan ini dengan jelas. Intinya, kita harus memahami Dharma.

Dengan memahami Dharma, kita tidak akan menyimpang hingga jauh tersesat. Jadi, kita harus lebih sering mendengar Dharma sekaligus menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan satu kaki saja, kita tidak bisa berjalan jauh. Kita membutuhkan dua kaki. Jika hanya berjalan sendirian, sulit untuk maju. Karena itu, sebaiknya berjalan berdua. Namun, dua orang tidak bisa berjalan dengan cepat. Karena itu, sebaiknya berjalan bertiga. Namun, kekuatan tiga orang tetap sangat kecil. Karena itu, dibutuhkan sekumpulan orang.


Jika semua orang bersedia membangkitkan tekad, jumlah relawan kita akan makin bertambah. Dahulu, saat dua relawan bertekad untuk menginspirasi 5 atau 10 relawan, saya memuji bahwa mereka sangat hebat. Jika masing-masing dari 10 relawan ini dapat menginspirasi 10 relawan lagi, maka jumlah relawan kita akan menjadi seratus, lalu menjadi seribu orang.

Kita mengatakan bahwa Bodhisatwa Avalokitesvara memiliki seribu lengan dan seribu mata. Sulit untuk melakukan sesuatu sendirian karena kekuatan satu orang sangat kecil. Dengan adanya 500 orang atau lebih, kita bagaikan memiliki seribu lengan dan mata. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus menggalang Bodhisatwa dunia.

Saat ini, kita memang dipenuhi berkah dan memiliki kesempatan untuk menciptakan berkah. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh melatih diri. Apa yang harus kita latih? Kita harus melatih tabiat dan pikiran kita ke arah yang baik. Berpikirlah ke arah yang baik dan jadilah orang yang baik. Kita dapat memanfaatkan berbagai kondisi luar untuk melatih kondisi batin kita. Kesadaran pikiran termasuk dalam enam kesadaran. Enam kesadaran mencakup mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran.

Kini, saat saya memberikan ceramah, kalian menggunakan kesadaran pikiran untuk menyerap ajaran saya. Saat saya menyebut kata "indah", apakah pemandangan terindah yang muncul di benak kalian? Pemandangan terindah mungkin telah muncul dalam benak kalian. Saat saya menyebut kata "jelek", yang muncul dalam benak setiap orang juga berbeda-beda. Namun, setiap orang menggunakan kesadaran pikiran untuk menyerap segala sesuatu di sekeliling mereka.


Suara saya berbicara akan berlalu seiring usainya ucapan saya. Namun, ucapan saya akan tersimpan dalam kesadaran pikiran kalian. Kalian akan ingat apa yang saya katakan saat kalian kembali ke Griya Jing Si pada tanggal dan bulan tertentu. Setelah mendengar ceramah saya dan kembali bertemu di lain waktu, kalian mungkin akan membahas apa yang saya katakan saat itu. Kalian juga dapat membagikannya kepada orang lain. Demikianlah kita melatih diri di dunia ini.

Kita mengikuti tutur kata baik orang baik dan menyimpannya dalam kesadaran pikiran kita. Jika diliputi pikiran pengganggu, berarti kita memiliki pikiran buruk. Jika demikian, saat seseorang mengajak kita bermain saham, kita mungkin akan tenggelam dalam permainan saham. Jika kita membentuk tabiat buruk ini, setiap bangun tidur, kita akan berpikir untuk memeriksa pasar saham, berjudi, dan sebagainya. Jadi, kita mengikuti orang baik, menapaki jalan yang baik, dan berbuat baik. Dengan melakukan banyak kebajikan, kita pun menjadi bagian dari kelompok Bodhisatwa.

Sekelompok orang baik ini bertujuan untuk membantu orang-orang. Ini disebut membawa manfaat bagi semua makhluk. Orang yang membawa manfaat bagi semua makhluk disebut Bodhisatwa. Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, bagaimana hendaknya kita melatih diri? Kita harus menjalankan praktik Bodhisatwa. Kita harus melatih diri menjadi Bodhisatwa. 

Mendengar Dharma dan tekun menapaki Jalan Bodhisatwa
Para relawan yang memiliki kesatuan tekad bagai memiliki seribu lengan dan mata
Berpikir ke arah yang baik dan memperbaiki tabiat buruk
Membawa manfaat bagi semua makhluk dengan bersungguh-sungguh melatih diri

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan Tanggal 10 April 2023
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -