Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk di Dunia


Saya sungguh sangat bersyukur atas lahirnya Buddha di dunia. Meskipun kita tidak hidup di era yang sama dengan Buddha, tetapi berkat kemajuan teknologi saat ini, kita dapat mempelajari sejarah dan kisah hidup Beliau serta bagaimana kehidupan masyarakat pada zaman itu. Baik miskin, kaya, sakit, maupun sehat, semuanya dapat kita bayangkan.

Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya sangat beruntung karena di zaman sekarang, saya dapat menemukan berbagai petunjuk sehingga saya bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup di zaman itu. Bisa membayangkan kehidupan zaman itu di zaman sekarang, saya sungguh merasa dipenuhi berkah.

Saat ini, kita melihat bagaimana para anggota Sangha di Vihara Chan Linji Huguo, Taipei melaksanakan upacara dengan khidmat dan tulus. Di saat yang sama, upacara juga dilaksanakan di Griya Jing Si. Ketika pintu aula terbuka, kita melihat bagaimana para Bodhisatwa berhimpun dalam kekhidmatan.

Upacara ini diadakan di Griya Jing Si. Ini membuat saya teringat akan pondok kayu kecil pada lebih dari 50 tahun yang lalu. Itu merupakan ladang pelatihan pribadi dan hanya saya sendiri yang melatih diri dan menyelami Sutra Bunga Teratai di dalamnya.


Sutra Bunga Teratai mengajarkan Jalan Bodhisatwa yang memberi manfaat dan menciptakan berkah bagi dunia. Sutra Bunga Teratai merupakan permata yang bermanfaat bagi semua orang. Setelah memastikan bahwa itulah jalan yang harus ditapaki, saya pun membangun tekad dan ikrar. Setelah keluar dari pondok kayu kecil itu, saya pun secara perlahan-lahan menapaki Jalan Bodhisatwa hingga sekarang. Ketika pintu aula terbuka, kita dapat menyaksikan sekelompok anggota Sangha yang sangat tertib.

Di alun-alun di depan aula, juga ada perwakilan dari empat badan misi Tzu Chi, seperti kepala RS Tzu Chi, rektor Universitas Tzu Chi, serta ketua dan wakil ketua badan misi kita, yang berhimpun bersama untuk memimpin para staf dalam upacara tersebut. Mereka sungguh sangat tertib. Meskipun di tengah pandemi Covid-19, kita tidak boleh tidak memperingati Hari Waisak karena Hari Waisak dapat membangkitkan ketulusan dan rasa mawas diri semua orang.

Tahun ini, insan Tzu Chi di 48 negara dan wilayah memperingati Hari Waisak secara bersamaan. Di Afrika, insan Tzu Chi mengikuti upacara pada dini hari. Kita melihat bahwa tidaklah mudah bagi insan Tzu Chi di sana untuk berhimpun bersama karena sarana transportasi yang kurang memadai. Mereka masing-masing berangkat dari berbagai tempat yang jauh, naik beberapa kendaraan yang berbeda, dan menempuh perjalanan yang jauh untuk berhimpun bersama.


Di Zimbabwe, ada sejumlah relawan yang beristirahat sejenak atau tidur di dalam peti kemas. Mereka bangun di tengah malam untuk mengikuti upacara yang terhubung dengan Griya Jing Si secara daring. Jadi, meskipun zona waktu berbeda, kita tetap bisa mengikuti upacara secara bersamaan.

Saat lonceng di Griya Jing Si berbunyi, suaranya seakan-akan mengelilingi seluruh cakrawala, bagai Dharma yang tersebar jauh dan luas. Dalam Upacara Pemandian Rupang Buddha, kita berjalan mengelilingi sebuah lingkaran. Ada yang berjalan ke arah timur, barat, selatan, ataupun utara. Segenap insan Tzu Chi di seluruh penjuru dunia mengelilingi lingkaran yang melambangkan kebenaran ini. Setiap agama mengajarkan kebenaran. Upacara Pemandian Rupang Buddha telah dilaksanakan di berbagai negara tahun ini.

Dalam keseharian, kita harus terus memupuk keyakinan. Meskipun berbeda agama, kita semua saling menghormati. Jadi, sejumlah biarawati, pastor, dan perwakilan dari agama lainnya juga turut berpartisipasi dalam Upacara Pemandian Rupang Buddha. Saya merasa semangat menghormati antarumat beragama ini sungguh sangat mulia.


Insan Tzu Chi juga sering mengunjungi gereja untuk berdoa bersama umat Katolik ataupun Kristen. Semangat menghormati keyakinan yang berbeda-beda ini sungguh sangat indah. Agama harus ada di dunia ini, tetapi agama ini haruslah agama yang mengajarkan keyakinan benar dan dapat membawa kedamaian bagi hati kita.

Di tengah pandemi Covid-19, saya terus mengingatkan semua orang bahwa satu-satunya obat mujarab untuk pandemi ini ialah pola makan vegetaris. Bervegetaris sangatlah penting. Karena itu, kita harus lebih banyak menyosialisasikan vegetarisme. Penyakit sering kali datang dari apa yang kita makan. Jadi, bervegetaris adalah cara terbaik dan terampuh untuk mencegah penularan virus. Itulah obat mujarab untuk pandemi.

Semoga insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat lebih sering menyosialisasikan vegetarisme serta membangkitkan cinta kasih dan niat baik untuk membantu yang membutuhkan. Semoga semua orang dapat saling mendorong untuk bervegetaris karena memiliki tubuh dan pikiran yang murni ialah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus.  

Menyelami Sutra Bunga Teratai serta membangun tekad dan ikrar
Memastikan arah yang benar untuk membuka mazhab Tzu Chi
Insan Tzu Chi dari sepuluh penjuru berhimpun bersama dalam Upacara Pemandian Rupang Buddha
Menenangkan hati manusia dengan meredam bencana dan wabah bersama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 12 Mei 2022
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -