Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat bagi Sesama dengan Hati Tertulus


Menghadapi pandemi Covid-19, kita hendaknya tersadarkan dan mengimbau orang-orang untuk memikirkan bagaimana kehidupan mereka sebelumnya. Mereka mungkin hidup di tengah delusi, berbuat sesuka hati mereka, dan mengonsumsi apa pun yang diinginkan tanpa memikirkan konsekuensinya. Ini karena manusia diliputi ketamakan, kebencian, kebodohan, dan kesombongan. Orang yang diliputi kesombongan merasa bahwa mereka pasti bisa mengalahkan alam.

Banyak orang yang berusaha untuk menghasilkan uang tanpa menyadari bahwa mereka meninggalkan banyak sampah dan limbah, bukan sumber daya alam yang berlimpah. Jadi, orang-orang terus mengakumulasi sampah dan menimbulkan pencemaran di lingkungan sekitar kita.

Saya sering berkata bahwa seiring waktu, kita dapat memupuk berkah yang tak terhingga, juga dapat mengakumulasi bencana yang tak terhingga. Jadi, ini bergantung pada pikiran kita. Dengan pikiran yang tercerahkan, kita dapat menciptakan berkah bagi dunia. Dengan pikiran yang penuh delusi, kita bisa membahayakan dunia ini. Sungguh, semuanya bergantung pada pikiran.


Memandang ke seluruh dunia, banyak orang yang menciptakan karma buruk dan masih terbuai oleh kenikmatan duniawi. Dibandingkan dengan mereka, orang yang telah tersadarkan serta berusaha untuk menyucikan hati manusia dan menciptakan berkah bagi dunia sangatlah sedikit.

Apa yang lebih berat, karma buruk atau berkah? Apakah berkah yang diciptakan lebih berat dari karma buruk yang diciptakan?

Orang yang berniat untuk membawa manfaat bagi orang lain jauh lebih sedikit daripada orang yang mengejar keuntungan pribadi. Namun, di Tzu Chi, kita selalu bisa melihat kisah yang menyentuh. Hal yang patut disyukuri juga sangat banyak.

Setiap hari, dari pukul 08.30 pagi, saya mengikuti rapat dengan tim medis kita. Melihat dan mendengar laporan singkat para kepala rumah sakit kita, saya sungguh terharu dan tidak tega. Perlu diketahui bahwa para dokter bagaikan Buddha hidup dan para perawat bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara yang merawat pasien dengan penuh cinta kasih.


Para tenaga medis sangat bersusah payah. Siang dan malam, mereka harus mengenakan alat pelindung diri yang lengkap. Itu sangat tidak nyaman karena tubuh mereka harus tertutup rapat. Lihatlah, mereka harus mengenakan dua hingga tiga lapis masker. Mereka juga harus menutup celah pakaian mereka dengan lakban dan mengenakan sarung sepatu plastik yang membuat orang semakin tidak nyaman. Tubuh mereka tertutup rapat dari ujung kepala hingga ujung kaki selama puluhan jam dan tidak leluasa bagi mereka untuk minum, makan, ataupun pergi ke kamar kecil. Namun, mereka menahan semua itu. Siapa yang bisa memahami dedikasi mereka? Sungguh, setiap warga masyarakat hendaknya menghormati para tenaga medis.

Saat timbul pandemi seperti ini di tengah masyarakat, keselamatan setiap orang bergantung pada tenaga medis, termasuk apoteker, teknisi laboratorium, dll. Peran petugas kebersihan pun sangat penting. Tanpa mereka, sulit untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus bersyukur atas kesungguhan hati dan sumbangsih setiap orang.

Pada saat seperti ini, kita bisa melihat semua orang tidak gentar bersumbangsih. Sesungguhnya, mereka bukan tidak merasa takut. Namun, mereka memiliki cinta kasih dan welas asih agung. Dengan cinta kasih dan welas asih agung, tenaga medis membangkitkan keberanian agung untuk menangani para pasien Covid-19. Bisakah kita tidak menghormati mereka? Bisakah kita tidak bersyukur kepada mereka?


Tenaga medis adalah pekerjaan yang sangat mulia. Sungguh, saya sangat bersyukur kepada para tenaga medis kita. Saya juga ingin mengingatkan para dokter dan perawat kita untuk meningkatkan kewaspadaan. Jangan mengira bahwa pandemi ini sudah hampir berlalu. Ia masih akan berlangsung beberapa waktu.

Kita harus tetap mewaspadai kemungkinan timbulnya gelombang berikutnya. Kita harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan berhati-hati melakukan upaya pencegahan. Kita bisa melihat berbagai negara yang tengah menghadapi Covid-19 varian baru yang lebih berbahaya. Jadi, setiap orang hendaknya memetik pelajaran besar dari pandemi ini.

Kita harus segera meningkatkan kewaspadaan dan bervegetaris. Kita harus membangun tekad agung untuk melindungi kehidupan semua makhluk. Dengan menciptakan berkah bagi semua makhluk, kita dapat menciptakan pahala besar. Dengan merawat dan melindungi semua makhluk, berarti kita mengembangkan cinta kasih universal dan menciptakan berkah secara luas.

Senantiasa rendah hati, waspada, dan membangkitkan kesadaran
Bermawas diri, berhati tulus, dan giat menciptakan berkah
Tenaga medis tidak gentar melawan pandemi
Membawa manfaat bagi sesama dengan hati tertulus

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 Juni 2021 
Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -