Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat bagi Tanah Kelahiran Buddha dan Memutar Roda Dharma
“Kami sangat bersyukur meski kami menghadapi berbagai tantangan di Nepal dan India, tetapi dapat kembali ke tanah kelahiran Buddha, ini juga merupakan berkah bagi kami. Master juga mengatakan bahwa memperbaiki kehidupan harus dimulai dari Pendidikan,” kata Chen Ji-min Relawan Tzu Chi.
“Sebagai murid Master, setiap kali Master mengingatkan untuk memperbaiki kehidupan orang-orang, kami merasa bahwa itu adalah misi yang berat. Misi ini makin berat dari waktu ke waktu. Bagaimana menjelaskannya, ya? Contohnya, Master berkata bahwa untuk memperbaiki kehidupan warga Nepal, kita harus menjalankan misi pendidikan di sana. Meski terdengar sangat mudah, tetapi saat kami berjalan di garis depan dan berusaha untuk memperbaiki kehidupan di sana, seperti yang sering Master katakan, itu sungguh tidak mudah,” kata Su Qi-feng relawan Tzu Chi.
“Kami menghadapi berbagai tantangan. Bagaimana agar kami dapat benar-benar memperbaiki kehidupan warga setempat? Benih terpenting ialah para kepala sekolah karena kepala sekolahlah yang memimpin tim pengajar. Asalkan para kepala sekolah setuju dengan prinsip pendidikan Master dan metode pengajaran Kata Renungan Jing Si, maka para guru dan murid pun akan demikian,” pungkas Su Qi-feng.
Saya terus memikirkan bagaimana agar saya bisa membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Kalian telah memikul tekad dan ikrar saya di pundak kalian. Saya mengatakannya dengan pelan dan kalian mendengarkannya dengan sepenuh hati serta maju selangkah demi selangkah dengan mantap untuk membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Sungguh, saya harus membalas kebaikan kalian di kehidupan mendatang.
Saya sungguh sangat bersyukur pada kalian. Memperbaiki kehidupan warga di tanah kelahiran Buddha tidak bisa terwujud dalam waktu singkat. Ini membutuhkan upaya jangka panjang. Kini, kita telah memulai upaya ini. Kita harus membangun tekad dan ikrar agung.
Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha lahir di Nepal. Di sanalah Beliau melatih diri, mencapai pencerahan, dan membabarkan Dharma sehingga kini kita dapat mengetahui bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Jadi, kita telah memahami bahwa hati semua makhluk sama dengan hati Buddha. Kita harus meneladan hati dan ikrar Buddha. Kita harus bersama-sama menapaki Jalan Bodhisattva, bukan hanya dalam jangka pendek atau kehidupan ini saja, melainkan dari kehidupan ke kehidupan.
Kalian telah bekerja keras untuk menjangkau tanah kelahiran Buddha. Kali ini, kalian pergi ke sana untuk memperbaiki kondisi kehidupan dan pendidikan setempat. Kalian melakukannya sekaligus. Ini bagaikan memutar roda Dharma. Saya sangat bersyukur.
Kita pasti telah berikrar dari kehidupan ke kehidupan untuk memutar roda Dharma. Sejak membangun tekad dan ikrar pada lebih dari 50 tahun lalu, saya mengenal Buddha. Saya bukan sekadar mengenal nama Buddha, melainkan membangkitkan ikrar yang mendalam dari lubuk hati untuk meneladan Buddha. Saya membangkitkan ikrar yang mendalam untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Jalan ini harus ditapaki oleh banyak orang.
Di kehidupan ini, sebagai generasi pertama insan Tzu Chi, kita membentangkan jalan sambil membabarkan Dharma demi manfaat semua makhluk. Saya terus membabarkan Dharma dan kalian terus membentangkan jalan. Di Nepal, kalian dapat menggandeng tangan dan menginspirasi warga setempat. Saya sangat bersyukur kepada kalian yang menggantikan saya pergi ke sana. Ini membuat saya merasa sangat tenang.
“Master berkata bahwa membina insan berbakat tidak boleh ditunda dan kami selalu mengingatnya di dalam hati. Bulan Desember lalu, kami mengadakan satu kali pelatihan relawan. Pada tanggal 8 April, kami kembali mengadakan pelatihan relawan. Para relawan ini terus bersumbangsih di Tzu Chi dan sangat berharap dapat mengenakan seragam relawan Tzu Chi. Untuk membentangkan jalan di sana, kita tetap membutuhkan bantuan warga setempat. Master berkata bahwa jika tidak bersungguh hati, kita tidak akan bisa membentangkan jalan yang rata,” kata Chen Ji-min relawan Tzu Chi.
Menapaki jalan ini sungguh sangat sulit. Namun, asalkan ada tekad, maka tidak ada yang sulit. Bagai membentangkan jalan dengan batu-batu di atas tanah berlumpur, jika kita tidak bersungguh hati, batu-batu itu malah akan menghalangi jalan kita.
Tadi saya telah mengatakan bahwa asalkan bersungguh hati, maka sesulit apa pun, batu-batu pun bisa digunakan untuk membentangkan sebuah jalan yang benar-benar lapang. Kalian telah membentangkan jalan dengan batu-batu di atas tanah berlumpur agar bisa menapaki jalan itu tanpa membuat kaki kalian terperangkap dalam lumpur. Jalan tersebut bagaikan Jalan Bodhisattva yang lapang dan murni tanpa noda. Dari kehidupan ke kehidupan, kita dapat menapaki jalan ini tanpa kesulitan apa pun. Kita tidak terperangkap dalam lumpur. Inilah nilai kehidupan kita.
Hakikat kebuddhaan adalah hakikat yang murni. Yang paling tidak mudah ialah setelah berbagai kehidupan, kita bisa terlahir di era yang sama. Kita hidup di dunia yang sama pada era yang sama. Kita hendaknya memiliki kesepahaman untuk menjalankan misi di Nepal.
Ajaran saya bisa tersebar ke Nepal berkat kalian. Saya telah membentangkan jalan dengan semangat Buddha. Kita membuat cetak biru dan membentangkan jalan bersama. Sesungguhnya, saya hanya membuat cetak biru. Kalianlah yang membentangkan jalan secara nyata, bahkan telah membentangkannya hingga tanah kelahiran Buddha.
Kalian menjangkau tanah kelahiran Buddha untuk membawa manfaat bagi warga setempat. Berhubung telah familier dengan jalan ini, kalian harus berikrar untuk meneruskan perjalanan ini. Kalian telah mengenal para kepala sekolah, guru, dan murid di sana. Kalian telah berinteraksi dengan mereka dan melihat kepolosan anak-anak setempat.
Harapan anak-anak terletak pada pendidikan. Siapa yang dapat membawa harapan bagi mereka? Kalian, para insan Tzu Chi. Jika kalian bertekad, barulah kehidupan mereka bisa diperbaiki. Jika kita menyerah di tengah jalan, mereka akan kembali terpuruk. Jika kita hanya membentangkan jalan dengan batu hingga setengah jalan, mereka tetap harus menempuh jalan berlumpur. Karena itu, saya sangat bersyukur kepada kalian.
Saya berharap kalian yang memiliki jalinan jodoh dan kemampuan untuk menjangkau Nepal dapat meneruskan perjalanan ini dan ada makin banyak orang yang mendukung kalian. Saya juga berharap kita dapat memantapkan langkah kita di Nepal. Asalkan ada tekad dan ikrar, kita pasti bisa membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Jadi, kita harus membangun tekad dan ikrar agung. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa) Jagalah kesehatan kalian agar kalian dapat menjalankan misi di sana dalam jangka panjang.
Mewarisi tekad Guru untuk membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha
Menjalankan ikrar Bodhisattva dengan langkah yang mantap
Memahami jalan agung dan membentangkan jalan Bersama
Senantiasa memutar roda Dharma dan menciptakan lingkaran kebajikan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto, Felicia
Ditayangkan Tanggal 30 April 2023