Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat Besar dengan Ikrar Agung, Sukacita, dan Keseimbangan Batin


“Karya penelitian Profesor Julia Huang memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Universitas Tzu Chi. Salah satunya mengenai Silent Mentor, yaitu penelitian tentang donor tubuh. Baru-baru ini, penelitian kami dipublikasikan di jurnal pendidikan kedokteran yang bernama Academic Medicine. Di seluruh dunia, ada sekitar 50 jurnal dalam kategori ini dan Academic Medicine menempati peringkat satu. Ini berarti jurnal ini memiliki dampak yang sangat tinggi,”
kata Xu Mu-zhu Wakil rektor kehormatan Universitas Tzu Chi.

“Beberapa donor tubuh yang merupakan relawan Tzu Chi atau pun bukan, mereka sungguh menyentuh semua orang. Mereka bersedia menyumbangkan tubuh mereka untuk pendidikan kedokteran, terutama bagi calon dokter dan para dokter. Bagi para dokter, berpartisipasi dalam simulasi bedah adalah hal penting dalam menumbuhkan semangat kemanusiaan dan membantu orang,” pungkas Xu Mu-zhu.

“Dalam buku ‘Agama dan Amal’ yang diterbitkan oleh Cambridge University Press, saya secara khusus menunjukkan bahwa ada model baru dalam misi amal keagamaan, yaitu ‘model Tzu Chi’. Dalam masyarakat Tionghoa, Tzu Chi telah membuat inovasi. Terlebih lagi, saya percaya bahwa ini adalah model yang sangat unik dalam sejarah agama Buddha masa kini. Bukan hanya melakukan modernisasi, Tzu Chi juga telah membentuk jaringan global dengan struktur universal dan memiliki kantor pusat,” kata Huang Qian-yu Profesor Universitas DePaul, Chicago, AS.

“Dalam agama Buddha, jarang terlihat ada sebuah jaringan global dengan kantor pusat yang memiliki konsistensi dalam melaksanakan misi amal. Saya berharap buku ini dapat membangkitkan lebih banyak diskusi dan pendapat orang lain. Saya memiliki pertanyaan dan ingin bertanya kepada Master. Menurut apa yang saya perhatikan, dalam donor tubuh, Master lebih menekankan konsep ‘kerelaan’ atau ‘keseimbangan batin daripada konsep ‘berdana’,” lanjut Huang Qian-yu.

“Saya harap saya memiliki kesempatan untuk mendengarkan penjelasan dari Master mengenai perbedaan antara 2 hal tersebut dan mengapa Master menekankan konsep ‘keseimbangan batin’ bagi Silent Mentor. Terima kasih, Master,” pungkas Huang Qian-yu.


Membahas tentang Silent Mentor, dengan semangat apa saya mengimbau hal ini? Dengan semangat mengubah sesuatu yang tidak berguna menjadi sangat berguna. Semangat berdana juga tercakup dalam keseimbangan batin.

Setelah seseorang meninggal dunia, dia dapat merelakan tubuhnya. Ketika seseorang sakit, kita harus berusaha untuk menolongnya. Jika seseorang telah meninggal dunia, ini adalah bagian dari hukum alam. Tubuh yang mereka tinggalkan akan dimakamkan atau dikremasi. Saya sering membahas konsep ini dengan semua orang. Karena itu, sungguh banyak insan Tzu Chi yang membangun tekad dan ikrar untuk menyumbangkan tubuh mereka.

Uang adalah sesuatu yang dapat mereka berikan selama masih hidup untuk membantu orang lain dan mewujudkan misi Tzu Chi, seperti misi kesehatan dan misi pendidikan. Apa pun yang ingin saya lakukan, mereka bersedia melakukannya. Ketika jatuh sakit, mereka tahu bahwa suatu hari mereka akan meninggal dan mereka sangat bersedia untuk menyumbangkan tubuh mereka ketika meninggal.

Mereka mengubah tubuh yang tidak lagi berguna menjadi sangat berguna bagi penelitian medis atau untuk membantu orang lain. Baik itu menyumbangkan organ maupun tubuh, mereka sangat bersedia dan rela. Saya sungguh bersyukur. Saya selalu teringat akan para Silent Mentor. Selama masih hidup, mereka selalu bersumbangsih dan melindungi Dharma. Ketika meninggal, mereka membantu mahasiswa kedokteran melalui tubuh mereka.

Ada seorang relawan berkata, "Ke depannya, kalian dapat membuat banyak kesalahan di tubuh saya, tetapi jangan membuat satu kesalahan pun di tubuh pasien." Kalimat ini juga adalah kalimat yang akan disampaikan dalam kelas anatomi kita. Jadi, saya sering mengatakan bahwa dalam ajaran Buddha, ini disebut dengan cinta kasih berkesadaran. Orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran adalah Bodhisatwa.


Menjadi makhluk awam atau Bodhisatwa, bergantung pada satu niat, yaitu niat untuk merelakan dengan batin yang seimbang dan memberi tanpa rasa takut. Tanpa rasa takut berarti berani. Para relawan adalah pemberani dalam hidup mereka.

Saya selalu memuji para Silent Mentor karena mereka adalah pemberani dalam hidup mereka. Ketika masih hidup, mereka telah menitipkan pesan dengan jelas untuk menyumbangkan tubuh mereka sehingga anak dan cucu mereka tidak ragu. Inilah arah Silent Mentor kita. Saya sungguh bersyukur atas banyak hal. Tzu Chi terwujud berkat cinta kasih banyak orang. Selama masih bisa, hendaknya kita menjalankannya. Jika sudah tidak memiliki cara, kita tidak dapat berbuat apa-apa.

Hendaklah kita meningkatkan pengetahuan dan pandangan yang benar. Saya sering mengatakan tentang jalinan jodoh. Ketika jalinan jodoh datang, kita harus menggenggamnya dengan baik. Inilah ketulusan dalam ajaran Buddha. Dalam memberi, kita tidak mengenal kata mundur. Kita semua memiliki tekad yang sama. Saya sering berkata bahwa saya sungguh penuh berkah.

Empat Misi Tzu Chi dimulai dari misi amal. Kita memiliki jalinan jodoh untuk menjalankan misi amal di seluruh dunia. Insan Tzu Chi sungguh tekun dan bersemangat dalam mempraktikkan kebajikan dan menyalurkan bantuan bencana. Di mana pun terjadi bencana besar, insan Tzu Chi yang berada dekat sana akan segera membawa bantuan atas nama Tzu Chi sebagai organisasi Buddhis dan menginspirasi orang-orang setempat.


Cinta kasih tengah berkembang di seluruh dunia. Semua dimungkinkan oleh jalinan jodoh. Jalinan jodoh ini didasari oleh hati yang tulus. Saya sering berbicara tentang seekor semut kecil yang berpacu dengan waktu. Banyak orang mungkin akan bertanya, Dharma apa yang terkandung di dalamnya? Ini mengajarkan kepada kita untuk tekun dan bersemangat.

Menit dan detik terus berlalu. Dalam sehari terdapat 86.400 detik. Detik berlalu dengan sangat cepat. Satu, dua, tiga detik terus berlalu. Ada 86.400 detik dalam sehari dan detik-detik berlalu dengan sangat cepat. Bagaikan semut yang mendaki Gunung Sumeru, jangan pernah meremehkan hal yang kecil. Janganlah kita meremehkan setiap detik dari 86.400 detik yang ada. Bagaikan semut, setiap hari selalu berusaha untuk mendaki gunung dan berpacu dengan waktu.

Saya selalu menyemangati diri saya dengan perumpamaan ini dan membagikannya kepada semua orang. Ketika saya mengatakan ini kepada para nenek dan ibu, mereka akan mendengarkannya. Ketika pulang, mereka akan memberi tahu anak dan cucu mereka untuk menghargai waktu seperti semut yang berpacu dengan waktu. Perumpamaan ini sangat sederhana. Ada banyak hal yang tidak saya ketahui.

Semua misi Tzu Chi membutuhkan orang. Dengan jumlah orang yang banyak, kita akan memiliki kekuatan yang besar. Kita sungguh bekerja bagi dunia. Kita membutuhkan kekuatan untuk bersumbangsih. Intinya, kita tidak boleh meremehkan kekuatan sekecil apa pun. 

Membawa manfaat besar dengan ikrar agung, sukacita, dan keseimbangan batin
Datang dan pergi dengan hati yang damai
Menggenggam jalinan jodoh untuk menginspirasi orang lain
Memiliki ketekunan, semangat, dan cinta kasih berkesadaran 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan Tanggal 13 April 2023
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -