Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat Sesuai Kebutuhan


Insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki cinta dan kasih sayang yang sama. Jalinan kasih sayang ini tak berujung dan cinta kasih ini tak terbatas.

Belakangan ini, kita setiap hari memperhatikan dan mengkhawatirkan satu sama lain. Dalam telekonferensi dan rapat dalam jaringan, saya bisa melihat insan Tzu Chi di ribuan tempat. Berkat kemajuan teknologi sekarang, semua orang bisa terhubung kapan saja. Tidak peduli tengah malam ataupun dini hari, insan Tzu Chi bisa terhubung dalam jaringan untuk mendengar apa yang ingin saya sampaikan pada mereka.

Banyak orang di luar negeri yang mengkhawatirkan kondisi masyarakat Taiwan. Para insan Tzu Chi juga memperhatikan apa yang dilakukan Tzu Chi bagi masyarakat lewat Empat Misi Tzu Chi. Mendengar bahwa kita setiap hari membawa manfaat bagi masyarakat sesuai kebutuhan mereka, saya sangat bersyukur.

Saat ini, pandemi COVID-19 membuat semua orang sangat khawatir. Setiap hari, media massa mengimbau orang-orang untuk waspada. Ya, kita harus bermawas diri dan berhati tulus. Hanya takut dan cemas tiada gunanya. Kita harus bermawas diri. Kita harus menjaga pikiran dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, kita harus bervegetaris.


Kita harus menjaga perbuatan kita serta berhenti melukai dan membunuh hewan. Untuk berhenti membunuh hewan, kita harus mengendalikan nafsu makan. Jika tidak bisa mengendalikan nafsu makan, manusia akan mengonsumsi berbagai jenis hewan, seperti ikan dan udang. Semua itu merupakan makhluk hidup. Apakah kita harus mengonsumsi daging, baru bisa bertahan hidup dan sehat? Tidak.

Saya sering berkata bahwa hewan memiliki dunia mereka sendiri. Setiap jenis makhluk hidup di dunia ini mengandung bakteri baik dan jahat di dalam tubuh mereka. Jika kita bisa hidup berdampingan dengan semua makhluk, empat unsur alam akan selaras. Namun, saat salah satu unsur alam tidak selaras, bencana akan terjadi.

Jadi, saat pikiran manusia tidak selaras, fisik dan batin manusia juga bisa jatuh sakit. Saat unsur tubuh tidak selaras, seseorang akan jatuh sakit. Begitu pula dengan hewan. Setiap makhluk hidup memiliki bakteri di dalam tubuhnya. Dengan banyaknya jenis hewan yang dikonsumsi, bayangkanlah betapa banyaknya bakteri yang telah diserap oleh tubuh manusia.


Manusia harus memiliki nilai budaya humanis dan tata krama. Kita harus berbakti, berbuat baik, dan menerapkan tata krama. Inilah yang harus dilakukan oleh manusia. Berhubung memahami banyak hal, manusia disebut sebagai makhluk yang berakal budi. Namun, manusia telah menyimpang. Saat ketamakan, kebencian, dan kebodohan terbangkitkan, manusia pun menyimpang dan menimbulkan kekacauan.

Akibat kegelapan batin, manusia terus menciptakan karma buruk dengan mengonsumsi daging hewan. Karma buruk ini terus terakumulasi. Kini arwah hewan-hewan itu tengah menuntut balasan. Ini merupakan karma buruk kolektif semua makhluk. Bagaimana kita meredam pandemi yang menyerang bagai hantaman tsunami? Setiap orang hendaknya berikrar dengan tulus untuk bervegetaris dan mengasihi semua makhluk.

Kini kita hendaklah bersumbangsih karena ada banyak orang yang menderita dan kekurangan. Kita harus menenteramkan hati dan kehidupan orang-orang. Sejak tahun lalu, kita terus menyediakan alat pelindung diri bagi para pelindung masyarakat. Agar masyarakat harmonis, peranan mereka sangat dibutuhkan.

Selain memberikan layanan kesehatan, kita juga menjalankan misi amal untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Jadi, kita terus menyediakan alat pelindung diri bagi para pelindung masyarakat, seperti personel polisi dan petugas damkar.


Saat terjadi kekacauan atau bencana, dibutuhkan adanya polisi dan petugas damkar. Mereka sangat berdedikasi dan bersedia untuk memikul tanggung jawab. Inilah yang dilakukan oleh para personel polisi dan petugas damkar. Jadi, sejak tahun lalu, kita mencurahkan perhatian kepada para personel polisi dan petugas damkar. Dengan demikian, kita juga dapat membawa manfaat bagi masyarakat.

Menghadapi pandemi kali ini, mulai sekarang, kita harus bersungguh hati dan terus melangkah maju. Setiap orang hendaknya bersungguh hati mendengar dan mempraktikkan Dharma. Untuk meredam pandemi ini, kita harus waspada. Tiada cara lain lagi. Kita harus bermawas diri dan berhati tulus.

Kita harus tekun mendengar Dharma, meyakininya, dan mempraktikkannya. Jadi, kita harus menjalankan ikrar dengan keyakinan. Kita harus menuju arah yang benar. Inilah yang selalu saya serukan. Mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu.  

Bermawas diri, berhati tulus, dan berhenti membunuh untuk meredam pandemi
Berbakti, berbuat baik, dan melenyapkan kegelapan batin
Memikul tanggung jawab untuk menjaga ketenteraman masyarakat
Membawa manfaat bagi semua makhluk sesuai kebutuhan mereka

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 03 Juni 2021
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -