Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan dan Menapaki Jalan Bodhisatwa

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Berlalunya waktu juga mengurangi usia kehidupan kita. Ini merupakan perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan tanpa kita sadari. Demikianlah waktu berlalu.

Tubuh kita mengalami metabolisme dan sel-sel lama digantikan oleh sel-sel baru. Setiap femtosekon, sel di dalam tubuh kita terus berganti tanpa henti. Pergantian ini tidak pernah terputus satu femtosekon pun. Segala sesuatu di alam semesta mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Sulit untuk mencegah perubahan di Bumi ini.

Temperatur Bumi terus meningkat karena udara dan atmosfer Bumi terus mengalami pencemaran. Karena itulah, Buddha berkata bahwa dunia ini dipenuhi Lima Kekeruhan, yakni kekeruhan makhluk hidup, kekeruhan usia, kekeruhan noda batin, dll.

Ketamakan manusia telah menimbulkan kekeruhan noda batin yang membuat orang-orang terus memproduksi barang-barang, bertikai, merusak Bumi, dan menghasilkan banyak sampah.

Tiga puluh tahun yang lalu, saya mulai mengimbau orang-orang untuk mengasihi barang karena tidak rela melihat sumber daya alam disia-siakan. Kita hendaknya mengasihi barang agar dapat menggunakannya dalam jangka panjang. Kita harus melindungi barang dan mengembangkan fungsinya. Begitu pula dengan manusia.


Saya bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi yang menggalakkan konsep-konsep pelestarian lingkungan sehingga ada semakin banyak relawan daur ulang yang bersumbangsih. Dengan bijaksana, insan Tzu Chi bertindak secara nyata setelah sepaham dan sepakat. Kita tahu bahwa Bumi telah terluka. Setelah memahami barang-barang apa yang bisa didaur ulang, kita mengumpulkan dan memilahnya. Kita semua sepaham, sepakat, dan bertindak secara nyata untuk melakukan pemilahan. Setelah sepaham dan sepakat, kita mengembangkan kebijaksanaan untuk mengubah barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.

Barang-barang itu bisa didaur ulang dengan berbagai cara hingga bisa digunakan kembali dalam kehidupan sehari-hari kita. Inilah kebijaksanaan. Sampah bukanlah sampah jika bisa didaur ulang. Kita harus berusaha untuk mengubah barang-barang itu menjadi barang yang berguna. Begitu pula dengan manusia.

Setiap orang memiliki pola hidup, pandangan, dan tabiat masing-masing. Konflik antarmanusia, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pergolakan masyarakat, dan berbagai kekacauan lainnya, bisa timbul akibat sebersit pikiran.

Orang-orang cenderung merasa bahwa diri sendiri benar. Orang lain selalu salah dan diri sendiri selalu benar. Kita hanya berpikir di posisi kita dan mementingkan keuntungan diri sendiri tanpa berpikir untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Demikianlah diri kita sebelumnya. Ajaran Buddha bertujuan untuk menyucikan hati manusia.


Saat melakukan perjalanan, saya setiap hari mendengar ceramah saya yang sebelumnya. Setiap malam, saya menonton program Lentera Kehidupan dan Sanubari Teduh. Program Lentera Kehidupan menunjukkan bagaimana orang-orang keluar dari kesesatan dan memasuki jalan kesadaran.

Program ini menunjukkan penderitaan di dunia dan membimbing orang-orang menghapus noda batin serta memperbaiki sikap dan perilaku mereka yang tidak baik di masa lalu. Saat mendengar kisah orang-orang yang memperbaiki kehidupan mereka, saya sangat terhibur. Dengan mendengar sedikit ceramah saya atau membaca sepenggal artikel, mereka bisa mengubah pola pikir mereka. Ini membuat saya sangat terhibur.

Dalam perjalanan kali ini, saya terus mendengar tentang relawan kita yang bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini membuat saya merasa bahwa praktik Bodhisatwa yang diajarkan Buddha telah dijalankan oleh insan Tzu Chi pada abad ini.

Kita bersyukur kepada Buddha yang datang ke dunia ini untuk menunjukkan kebenaran. Setelah tersadarkan, kita berusaha untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa. Setelah membentangkan jalan ini, kita berusaha untuk meratakannya agar kelak orang-orang bisa menapakinya dengan mantap. Saya sangat bersyukur pada kalian. Tanpa dukungan kalian, bagaimana ini bisa terwujud? Jadi, saya bersyukur pada kalian.


Perbuatan kita tak luput dari Empat Kebenaran Mulia, 12 Sebab Musabab yang Saling Bergantungan, dan Enam Paramita. Kalian telah secara langsung menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik dan memperoleh pencapaian darinya. Janganlah kalian berkata, “Master, saya telah mendengar Dharma dan dilantik menjadi relawan. Saya juga sering berbuat baik. Mengapa kondisi keluarga saya seperti ini?”

Saya ingin bertanya pada kalian, apakah saya berbuat baik? (Ya) Saya juga berbuat baik. Meski tidak bersumbangsih secara langsung, tetapi saya telah mewariskan ajaran Buddha pada semua orang. Namun, saya menderita penyakit sejak muda dan hingga kini, saya belum terbebas dari penyakit. Kini, saya harus kembali berkata bahwa usia tua dan penyakit merupakan hukum alam. Jadi, saya ingin memberi tahu kalian bahwa tiada seorang pun yang bisa hidup abadi.

Di dunia ini juga tidak ada materi yang bisa bertahan selamanya. Meski demikian, kita harus memanfaatkannya dengan baik. Kita juga harus memanfaatkan tubuh dan kehidupan kita yang berharga. Membiarkan waktu berlalu sia-sia berarti menyia-nyiakan kehidupan. Dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan kehidupan kita, tak akan ada penyesalan di dalam hati kita.

Segala sesuatu di alam semesta terus mengalami perubahan
Bersumbangsih tanpa pamrih dan menghapus kegelapan batin
Memanfaatkan tubuh sebagai media pelatihan
Membentangkan dan menapaki Jalan Bodhisatwa yang rata dan lapang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Januari 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 05 Januari 2020

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -