Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan Jalan Bodhisatwa dengan Mempraktikkan Sutra

Selama beberapa hari ini, relawan dari 17 negara dan wilayah mengikuti kamp pelatihan relawan dokumentasi. Mereka sungguh mengagumkan. Saya sering memuji relawan luar negeri. Hari ini, saya juga akan memuji relawan Taiwan.

Relawan dokumentasi di Taiwan mendedikasikan diri dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih selama bertahun-tahun. Tiada satu pun kegiatan atau acara yang dilewatkan oleh relawan dokumentasi. Terkadang, mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk merekam sebuah kisah yang menyentuh karena tidak bisa diselesaikan dalam sekali. Sebagian orang tidak terbiasa di depan kamera. Para relawan dokumentasi kita harus membuat mereka merasa nyaman seakan-akan tidak ada kamera di sekitar mereka.

Jadi, kita menyiarkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Untuk mempelajari keterampilan seperti ini, dibutuhkan waktu yang panjang. Mereka bukan hanya harus meluangkan waktu, juga harus mempersiapkan kamera dan perlengkapan lainnya.  Mereka juga harus mempersiapkan perlengkapan di rumah untuk melakukan pengeditan hingga menjadi sebuah video yang komplet.

Ini bukanlah tugas yang mudah, tetapi mereka bisa melakukannya. Dalam berbagai kamp pelatihan belakangan ini, relawan dokumentasi kita juga melakukan dokumentasi dan mengukir sejarah Tzu Chi. Biasanya, saya jarang menyemangati dan memuji relawan di Taiwan. Hari ini, saya akan menggunakan kesempatan ini untuk memuji mereka.

Mereka sungguh pantas dipuji. Saya sangat bersyukur pada mereka yang mengeluarkan uang dan tenaga serta meluangkan waktu untuk mendampingi relawan Tzu Chi ke wilayah pegunungan dan pedesaan. Tanpa mereka, kita tidak akan bisa menjadi saksi sejarah zaman sekarang serta mengukir sejarah bagi dunia dan Tzu Chi.

Sejarah Tzu Chi diukir oleh para relawan dokumentasi yang memiliki tekad pelatihan yang teguh. Relawan dokumentasi senior kita juga berada di sini sekarang, Relawan Huang Jin-yi. Dia dan istrinya telah merekam perjalanan saya selama 30 tahun lebih. Selama lebih dari 30 tahun ini, mereka dengan sepenuh hati mendokumentasi perjalanan saya dan penyaluran bantuan internasional Tzu Chi. Hingga kini, mereka telah menghasilkan lebih dari 100.000 kaset video. Kini, saat membutuhkan video tentang sejarah Tzu Chi, penyaluran bantuan internasional, tentang sejarah Tzu Chi, dan perjalanan saya, semuanya bisa ditemukan dalam lebih dari 100.000 kaset video yang mereka hasilkan. Mereka berdua merupakan teladan nyata.

Singkat kata, ini pasti karena saya menjalin jodoh baik dengan mereka di kehidupan lampau. Sungguh, entah kapan jalinan jodoh baik ini terbentuk. Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus membangun tekad. Mendengar beberapa relawan berbagi pengalaman, saya sungguh sangat tersentuh.

“Setelah mengikuti kamp ini, saya merasa bahwa kata “benar” di antara “benar, bajik, indah” penuh kekuatan. Kita bisa mengembangkan kekuatan di dalam kebenaran. Untuk menemukan keindahan, kita harus menggunakan kekuatan kebajikan. Jadi, meski “benar, bajik, indah” hanyalah tiga kata yang sederhana, tetapi ia telah mengubah jalan hidup saya. Saya merasa bahwa kata-kata ini memberi saya kekuatan untuk maju,” ujar Hu Yong-xiong, relawan dokumentasi Malaysia.

Relawan yang berbagi ini merupakan seorang pengusaha di Malaysia. Setelah mengikuti kamp pengusaha, dia sangat tersentuh. Setelah pulang ke Malaysia, dia mulai bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Dia membangun tekad dan ikrar untuk mengajak hampir 20 anggota keluarganya bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Dia juga terus berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang dia temui. Potensinya sangat besar.

Jadi, setiap orang memiliki potensi terpendam. Kita harus membangkitkan potensi terpendam kita. Bodhisatwa sekalian, kita harus mempraktikkan Enam Paramita untuk membimbing semua makhluk. Ini bukan slogan. Hidup di zaman modern, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk menjalin jodoh baik dengan banyak orang.

Dalam kamp pelatihan kali ini, para relawan dari Eropa juga memberi tahu saya bahwa mereka memanfaatkan telekonferensi. Relawan di beberapa Negara mengikuti kegiatan bedah buku dan mendengar Dharma lewat telekonferensi sehingga bisa saling berdiskusi dan berbagi pemahaman mereka. Meski tersebar di negara yang berbeda-beda di Eropa, tetapi semua relawan bisa bersatu hati.

Dengan hati yang lapang dan pikiran yang murni, mereka bisa menjalin jodoh baik dan menyerap Dharma. Semua orang saling berbagi pemahaman yang mereka peroleh setelah mendengar Dharma. Mereka membuka mata hati sehingga bisa memahami satu sama lain, menyerap Dharma ke dalam hati, dan mempraktikkannya dalam keseharian. Mereka saling berbagi pemahaman yang mereka peroleh. Orang lain bisa mengetahui pandangan kita, kita juga bisa mengetahui pandangan orang lain.

Dengan saling berbagi pengalaman dalam mendengar Dharma dan mempraktikkan Enam Paramita, mereka bisa saling menyemangati. Jadi, kita semua bisa memanfaatkan teknologi modern untuk menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berhubung sudah memiliki arah tujuan yang jelas, kita sebagai Bodhisatwa dunia harus membuka jalan di dalam hutan. Sutra menunjukkan jalan. Manusialah yang harus membuka jalan.

Bodhisatwa sekalian, kita harus membuka jalan dan membimbing masyarakat untuk turut membentangkan jalan dan menapakinya. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Dengan demikian, jalan yang penuh rintangan akan menjadi jalan yang mulus. Mempraktikkan Sutra dalam keseharian, inilah harapan saya terhadap kalian semua.

“Master yang terhormat dan terkasih, kami akan mengingat ajaran Master di dalam hati. Kami bertekad menjadi relawan dokumentasi untuk mendokumentasi kisah-kisah penuh cinta kasih berkesadaran di dunia ini. Kami akan menjadi teladan dan mempraktikkan Enam Paramita di Jalan Bodhisatwa,” kata Hu Yong-xiong, relawan dokumentasi Malaysia.

Mendokumentasi semua kegiatan Tzu Chi untuk meninggalkan sejarah

Relawan dokumentasi menjadi teladan dan mengukir sejarah Tzu Chi

Mempraktikkan Enam Paramita untuk membimbing semua makhluk

Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan mempraktikkan Sutra dalam keseharian

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juni 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 Juni 2017

 

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -