Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan Jalan dengan Kemurahan Hati dan Cinta Kasih
“Bapak Liu berusia 56 tahun. Beliau divonis mengidap kanker nasofaring, tetapi tidak bisa menjalani operasi karena invasi ke tulang baji dan invasi ke limfa yang serius. Pertama-tama, Dokter Liang Shih-hsin dari departemen hematologi dan onkologi dengan sabar mengatur kemoterapi neoajuvan yang terbaru saat ini untuknya. Lalu, departemen kami mengatur dua kali radioterapi adaptif untuknya guna mengecilkan ukuran tumornya. Ditambah dengan termoterapi setiap minggunya, di luar dugaan kami, kami mendapati bahwa di tengah pengobatan, tumornya menyusut hingga sama sekali tidak terlihat. Jadi, beliau pulih dan terbebas dari efek samping pengobatannya dengan cepat,” kata Chen Liang-zheng Dokter spesialis onkologi radiasi.
Meski menghadapi penyakit serius yang sulit diobati, kita tetap berusaha untuk menyelamatkan nyawa pasien dengan cinta kasih. Sungguh, kita menggunakan cinta kasih untuk menyelamatkan kehidupan orang-orang. Kita melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Inilah tekad dan ikrar kita semua. Ini bukan demi mengejar prestasi ataupun keuntungan. Bagi kita, menyelamatkan kehidupan lebih penting.
“Di RS Tzu Chi Dalin, tim ECMO bekerja sama dengan UGD. Saat pasien yang dilarikan ke UGD mengalami henti jantung, tim ECMO akan segera dipanggil ke UGD untuk mengevaluasi apakah pasien tersebut dapat dipasangi mesin ECMO. Sebagian pasien di rumah sakit sekitar juga perlahan-lahan dirujuk ke rumah sakit kita. Begitu tiba, pasien dapat langsung dipasangi mesin ECMO. Lihatlah, dalam waktu kurang dari 10 menit, mesin ECMO sudah dapat membantu pasien,” kata Xu Yong-heng Dokter spesialis bedah kardiovaskular.
“Pada dasarnya, kita telah mencapai level pusat medis. Kerja sama tim medis kita sangat efisien. Tim ECMO dan bedah kardiovaskular kita dapat merawat penderita penyakit serius di wilayah sekitar Yunlin dan Chiayi serta wilayah lainnya. Tentu saja, ini tidak bisa dilakukan oleh satu dokter saja. Ini membutuhkan kerja sama dari setiap orang,” kata Xu Yong-heng.
Meski mesin ECMO sangatlah mahal, tetapi yang penting dapat menyelamatkan pasien. Nyawa manusia tidak ternilai harganya. Asalkan kita dapat menyelamatkan kehidupan dengan tulus, maka itu pantas dibeli. Setiap rumah sakit kita telah melakukannya. Setiap orang mempertahankan tekad dan ikrar untuk melindungi kehidupan dengan kesungguhan hati. Inilah yang dilakukan tenaga medis kita selama ini.
Para perawat kita pun demikian, bukan hanya para dokter. Tanpa perawat, para dokter juga tidak dapat melindungi kehidupan. Setelah dokter menjalankan operasi, perawatlah yang merawat pasien. Saya bersyukur kita telah menyelamatkan kehidupan demi kehidupan yang sangat berharga. Baik kaya maupun miskin, kita memandang semua pasien secara setara dan merawat mereka dengan cinta kasih. Tanpa cinta kasih, sulit untuk menyelamatkan kehidupan.
Kita bisa melihat kaki seorang pasien yang membengkak. Dengan kemajuan teknologi medis sekarang, mengapa kakinya dibiarkan membengkak sebesar itu? Karena dia tidak memiliki uang. Dia menderita akibat kekurangan dan penyakit. Kita tidak pernah menolak pasien. Asalkan pasien datang ke rumah sakit kita, maka kita akan mengerahkan segenap tenaga, keterampilan medis, dan cinta kasih kita untuk menyelamatkan mereka.
Kita bisa melihat bahwa pasien tadi telah ditangani dan kondisinya telah membaik. Meski dia masih menjalani pengobatan, tetapi kita bisa melihat bahwa pembengkakan kakinya telah mereda. Bagi pasien tersebut, para dokter dan perawat kita adalah penyelamat dalam hidupnya. Saya sungguh sangat tersentuh.
Lebih dari 30 tahun yang lalu, saat saya berkunjung ke sini, tempat ini masih merupakan kebun tebu. Berhubung saat itu wilayah Yunlin dan Chiayi sangat kekurangan fasilitas medis, maka Chang Po-ya, menteri kesehatan pada saat itu, berkunjung ke Hualien dan berharap Tzu Chi dapat mendirikan sebuah rumah sakit di Dalin. Saat itu, saya berkata bahwa saya tidak mampu melakukannya karena RS Tzu Chi Hualien baru selesai dibangun dan masih banyak hal yang harus dilakukan. Beliau berkata bahwa saya cukup membangun sebuah rumah sakit seperti RS Tzu Chi Hualien saja.
Saat itu, RS Tzu Chi Hualien berkapasitas 250 tempat tidur. Namun, saya merasa bahwa 250 tempat tidur tidaklah cukup di Dalin. Beliau meminta kita untuk mendirikan rumah sakit berkapasitas 250 tempat tidur, tetapi saya bersiteguh untuk mendirikan rumah sakit berkapasitas 500 tempat tidur. Jadi, meski saat itu beliau hanya meminta kita untuk membangun rumah sakit berkapasitas 250 tempat tidur, tetapi saya merasa bahwa kita membutuhkan ruang yang lebih besar. Keputusan saya tidaklah salah. Kini, RS Tzu Chi Dalin telah menjadi sebuah rumah sakit besar yang menyelamatkan kehidupan. Tentu saja, saya bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi.
Para dokter dan perawat merupakan penyelamat dalam hidup pasien, tetapi berkat kekuatan para insan Tzu Chi, barulah kita dapat membangun rumah sakit ini. Mereka telah menjalankan Tzu Chi dengan cinta kasih selama hampir 60 tahun. Selama lebih dari 50 tahun ini, pencapaian kita dan banyaknya insan Tzu Chi yang berhimpun telah memberi saya keberanian.
Ada para donatur dan relawan yang menjadi sandaran saya. Saat ada jalinan jodoh baik dan saya berkata bahwa saya ingin melakukan sesuatu, mereka tidak pernah berkata, "Master, lebih baik dipertimbangkan lagi." Tidak pernah demikian. Saat saya menyerukan sesuatu, mereka selalu langsung melakukannya. Kini, gedung-gedung tinggi telah dibangun satu per satu. Saat berada di sini, jika melihat ke luar dari kamar saya, saya bisa melihat matahari terbit di antara dua gedung asrama kita. Rumah sakit besar di Dalin yang didirikan di atas lahan bekas kebun tebu sungguh membawa kemanisan. Mengenang masa lalu, saya sungguh merasa sangat manis dan bagai bisa mencium aroma tebu.
Berhubung semua orang bekerja sama dengan harmonis, barulah kita dapat memperoleh berbagai pencapaian. Kata orang, keluarga yang harmonis akan sejahtera. Di sini, ada banyak keluarga kecil yang berhimpun menjadi satu keluarga besar. Di kawasan asrama kita, ada para dokter, perawat, dan anggota keluarga mereka. Kita merupakan sebuah keluarga besar. Keluarga kecil demi keluarga kecil berhimpun membentuk keluarga besar yang sangat indah. Singkat kata, setiap kali berkunjung ke Dalin, saya merasakan kehangatan dan kemanisan.
Membentangkan jalan dengan cinta kasih tanpa takut menghadapi kesulitan
Menjalankan tekad dengan welas asih agung yang merasa sepenanggungan
Mempertahankan tekad awal dan ikrar agung
Menjadi batu karang pelindung kehidupan dengan penuh cinta kasih
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 Agustus 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 04 Agustus 2023