Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan Jalan dengan Ketulusan Kasih Sayang
“Awalnya, wanita ini tidak menyadari bahwa putranya
sudah meninggal dunia. Saat menyadarinya, dia tidak bisa berhenti menangis,”
kata seorang juru kamera.
“Setiap hari ada 20.000 hingga 25.000 orang yang
melarikan diri dan melintasi perbatasan menuju Bangladesh. Kami semula
memperkirakan jumlah pengungsi hanya sekitar 25.000 atau 35.000 orang. Namun,
kini telah meningkat hingga 400.000 orang, bahkan akan lebih banyak lagi,” ujar
David Muldrow
Beasley, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia.
“Kami memperkirakan ada 240.000 anak yang telah
datang ke Bangladesh. Di antara mereka, sekitar 36.000 anak yang berusia di
bawah satu tahun,” kata Marixie Mercado, juru bicara UNICEF.
Mereka yang mengungsi karena konflik sungguh
sangat menderita. Sesungguhnya, bagaimana mereka melewati hari-hari mereka? Melihat
kondisi mereka, saya sungguh tidak tega dan tidak berdaya. Mereka mengalami
penderitaan yang bertubi-tubi. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Ini
merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan.
Selain itu, ketidakselarasan unsur air juga
mengakibatkan banjir di berbagai wilayah. Penang, Malaysia juga dilanda banjir.
Pascabanjir, rumah warga penuh dengan lumpur. Lebih dari 200 insan Tzu Chi
bergerak untuk menolong warga kurang mampu.
“Kami
tidak bisa membersihkannya. Kalian baik sekali, membantu kami membersihkan
rumah. Saya sangat berterima kasih,” ungkap Qiu Mei-bao, korban banjir.
“Master
kalian baik sekali. Saya sangat gembira bisa mengenal Master sebaik ini,” ujar Qiu Mei-duan, korban
banjir.
Di Malaysia, terdapat relawan setempat yang bisa
segera bergerak untuk memberi penghiburan dan bantuan pascabencana. Jadi, dunia
ini sangat membutuhkan orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Changsha,
Hunan juga dilanda banjir besar pada bulan Juni dan Juli.
Kekuatan alam sangatlah besar. Namun, ada
sekelompok Bodhisatwa yang segera muncul untuk memberi bantuan. Penyaluran
bantuan bencana berlangsung lebih dari 20 hari. Selama itu, banyak relawan yang
meninggalkan pekerjaan mereka untuk sementara waktu. Relawan yang tidak bisa menempuh
jarak jauh atau turut memberikan bantuan dalam jangka panjang menawarkan diri
untuk membantu para relawan yang lebih muda merawat anak mereka yang masih
kecil.
Dengan demikian, relawan yang lebih muda bisa
berfokus menyalurkan bantuan tanpa kerisauan. Selama sekitar 20 hari itu, mereka
menyalurkan bantuan bencana dengan sepenuh hati dan tulus. Mereka penuh
kesabaran, cinta kasih, kesungguhan hati, dan ketulusan.
Kemarin, saya mendengar mereka membangun ikrar
agung. Mereka juga mendengar Dharma setiap hari. Setiap kata yang mereka
ucapkan mengandung Dharma yang saya babarkan setiap hari. Mereka mempraktikkan
Dharma secara nyata dengan tulus, damai, dan penuh sukacita. Mereka telah
mengatasi berbagai kesulitan tanpa terpengaruh oleh semua itu.
Mereka menjalankan ikrar lewat perbuatan,
ucapan, dan pikiran mereka. Semua itu menunjukkan Dharma. Saya sangat
tersentuh. Mereka semua merupakan Bodhisatwa dunia. Kita harus merekrut lebih
banyak Bodhisatwa. Dengan adanya Bodhisatwa dunia, masyarakat dan dunia ini baru
bisa harmonis, aman, dan tenteram.
Dengan ketulusan, setiap orang bisa mengasihi
sumber daya, menghargai berkah, dan mengurangi emisi karbon dalam kehidupan
sehari-hari. Jika ada banyak orang yang bisa mengurangi emisi karbon dan
mengasihi berkah, bukankah kelestarian lingkungan akan terjaga?
Menggalakkan pola makan vegetaris juga merupakan cara untuk menjaga kelestarian lingkungan. Inilah yang dilakukan para relawan kita. Saya sangat terhibur dan tersentuh melihatnya. Selain itu, telekonferensi dengan insan Tzu Chi AS pada hari Sabtu juga membuat saya sangat bersyukur dan terharu. Insan Tzu Chi telah menyalurkan bantuan bencana selama lebih dari 20 hari.
Di lokasi bencana, mereka melakukan survei dengan cermat dan sepenuh hati. Terlebih di komunitas keturunan Vietnam, terdapat kendala bahasa karena sebagian warga tidak bisa berbahasa Inggris. Di tengah kondisi seperti ini, warga mengalami berbagai kesulitan. Warga kurang mampu semakin tidak berdaya. Di sana, kekuatan cinta kasih insan Tzu Chi telah membawa manfaat bagi banyak orang.
Pada hari Sabtu, relawan kita berfokus dalam pembagian bantuan di Dickinson. Hari itu, mereka membagikan barang bantuan kepada lebih dari 2.000 keluarga yang paling membutuhkan bantuan. Wali kota dan polisi setempat memberikan dukungan besar dalam penyeleksian penerima bantuan. Dalam lebih dari 2.300 keluarga ini, terdapat lebih dari 8.000 orang.
Masih ada lebih dari 500 keluarga yang akan menerima bantuan. Jadi, ada 3.000 keluarga penerima bantuan. Sebagian polisi dan anggota tim penyelamat juga terkena dampak bencana. Meski dilanda bencana besar, mereka tetap mengutamakan tugas mereka untuk menyelamatkan orang-orang. Semangat mereka sungguh mengagumkan.
Bagi mereka yang terkena dampak bencana, kita juga memberikan bantuan. Kita harus melakukan hal yang harus dilakukan. Hingga kini, relawan kita terus bersumbangsih. Selama beberapa hari ini, relawan kita sangat bekerja keras. Mereka harus menempuh ratusan kilometer dan menghadapi cuaca yang tidak bersahabat.
Mengemban misi di tengah kondisi seperti ini sungguh sangat melelahkan. Mereka telah bekerja keras. Saat saya bertanya apakah mereka merasa lelah, mereka berkata bahwa mereka merasa lelah, tetapi juga sangat tersentuh. Yang sangat menyentuh adalah kisah tentang mobil pelayanan medis. Relawan kita berkemudi selama 3 hari 2 malam melintasi 4 negara bagian dari California ke Texas.
Berhubung sudah berusia belasan tahun, mobil ini sempat mogok di tengah malam. Lalu, kita harus bagaimana? Beruntung, ada orang yang membantu memperbaikinya. Yang lebih menyentuh adalah orang itu tidak meminta bayaran karena relawan kita bertujuan untuk memberikan bantuan. Meski tidak saling mengenal, tetapi setelah mengetahui misi mobil pelayanan medis kita, dia bersedia membantu tanpa pamrih.
Lihatlah, cinta kasih bisa menular. Singkat kata, kisah penuh cinta kasih dan kehangatan yang tulus di dunia tidak habis untuk diceritakan. Kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Cinta kasih merupakan permata terindah di dunia ini. Kita harus menemukan cara untuk terjun ke tengah masyarakat guna mengembangkan kekuatan cinta kasih.
Melihat ketulusan kasih
sayang pascabencana
Membentangkan jalan
cinta kasih dan menjalankan praktik damai dan sukacita
Mengemban misi untuk
membagikan bantuan tanpa takut bekerja keras
Membantu memperbaiki mobil pelayanan medis meski tidak saling mengenal
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina