Ceramah Master Cheng Yen: Memberi Bantuan Bencana dan Meneguhkan Tekad
Di Amerika Serikat, kebakaran hutan sudah menghanguskan hutan yang sangat luas dan merambat hingga permukiman warga. Meski belum ada korban jiwa, tetapi api menyebar dengan cepat sehingga saat mengungsi, warga tidak sempat membawa apa-apa. Tempat tinggal mereka terbakar habis. Mereka sungguh sangat menderita. Insan Tzu Chi di Amerika Serikat selama belasan hari terus memperhatikan situasi di sana. Setelah api dipadamkan dan suatu daerah dinyatakan aman untuk dimasuki, insan Tzu Chi masuk ke sana untuk memberi perhatian serta menenangkan hati orang-orang.
Di dunia ini, di negara maju sekali pun juga ada orang yang menderita. Kebakaran hutan ini telah menyebabkan penderitaan baru serta menambah penderitaan yang sudah lama terakumulasi. Kebakaran hutan merambat ke daerah permukiman. Baik orang kaya maupun miskin, sama-sama terkena bencana. Kehidupan benar-benar tidaklah kekal.
Kita bisa melihat Laos. Dua hari yang lalu, insan Tzu Chi melalui Thailand masuk ke Laos untuk mengunjungi pejabat pemerintah setempat serta memberi tahu mereka bahwa kita bisa memberikan bantuan dan mencari tahu apa yang dibutuhkan di lokasi bencana. Pemerintah setempat mengizinkan kita pergi melakukan survei pascabencana. Saat ini, orang-orang yang tinggal di wilayah yang terkena bencana, semuanya sudah dievakuasi ke luar.
Namun, sekolah-sekolah tidak dapat menampung begitu banyak orang sehingga sebagian orang hanya bisa tinggal di tenda yang didirikan di pinggir jalan. Selama beberapa hari ini, terus turun hujan deras pada siang hari. Kedua sisi jalan lebih rendah. Begitu turun hujan, pasti akan tergenang air. Tanah pasti akan becek dan berlumpur. Setelah pergi melihat situasi di sana, para relawan memberi tahu pemerintah setempat bahwa kita bisa menyediakan tempat tidur lipat.
Dengan adanya tempat tidur lipat, para korban bencana tak perlu takut tanah yang becek lagi. Jadi, sekarang kita perlu menyurvei berapa banyak orang yang tinggal di tenda yang membutuhkan tempat tidur lipat. Inilah bantuan yang dijalankan saat ini di Laos. Pejabat pemerintah setempat sangat tersentuh dan sangat bekerja sama dengan kita. Inilah yang sedang kita lakukan di sana. Lihatlah, begitu banyak orang yang menderita di dunia ini.Kita bisa melihat di Filipina juga terjadi banjir.
“Air datang dengan sangat cepat. Saat kami keluar, air sudah mencapai lantai 2 dan kami hanya membawa beberapa helai pakaian tanpa membawa makanan,” kata Angelika, korban bencana.
“Dalam 30 hari, ini sudah merupakan banjir yang ketiga kali. Namun, ini yang terparah. Diperlukan perencanaan jangka panjang. Malam ini mungkin kami tidak dapat membagikan barang kebutuhan sehari-hari dengan lancar. Kami berencana untuk membagikan roti terlebih dahulu,” ujar Cai Sheng-hang, relawan Tzu Chi.
Setiap hari kita melihat banyak orang yang menderita di dunia. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Di banyak negara, bulan Juli adalah musim panas dan musim topan. Cuacanya sering kali tidak stabil. Terkadang sangat panas dan kering; terkadang datang badai dan hujan deras. Setiap hari kita harus bersyukur. Meski kita merasa cuaca sangat panas dan suhu udara terus meningkat, kita masih bisa menjalani kehidupan.
Kekeringan telah melanda banyak tempat di dunia dan mengancam kehidupan di tempat itu. Sehamparan tanah yang luas di Australia dan Amerika Selatan telah menjadi kering dan retak. Saudara sekalian, kita harus menghargai air karena ketika dilanda kekeringan, sulit bagi kita untuk bertahan hidup, terlebih lagi bagi hewan-hewan.
Bisa hidup dengan tenteram setiap hari, kita harus selalu bersyukur dan meningkatkan kewaspadaan kita. Kita bersyukur karena kita dapat aman dan tenteram; kita harus waspada karena kehidupan tidaklah kekal. Kehidupan tidaklah kekal. Kita harus benar-benar waspada terhadap bencana yang bisa datang kapan saja. Satu-satunya cara adalah kita harus berhati-hati dengan ucapan dan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus senantiasa tulus, baik dalam bertutur kata maupun bertindak. Kita harus memiliki rasa syukur. Kita juga bisa melihat Tzu Chi mendapat penghargaan besar. Saya sungguh sangat bersyukur mendapat penghargaan ini. Namun, penghargaan ini seharusnya bukan milik saya sendiri, melainkan milik seluruh insan Tzu Chi. Saya tidak berani mengklaim ini adalah jasa saya sendiri. Namun, saya sangat bersyukur karena penghargaan ini merupakan sebuah dorongan bagi kita untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Jadi, kita harus lebih bersemangat karena ini menandakan bahwa selama lebih dari setengah abad ini arah kita sudah benar.
Kita semua bersumbangsih dengan cinta kasih dan tanpa pamrih, hanya berharap masyarakat damai, tenteram, dan harmonis. Saya berharap semua orang lebih giat membuka jalan dan membentangkan jalan yang lebih rata agar orang-orang dapat berjalan masuk ke dalam jalan agung ini.
Kebakaran hutan telah merambat ke daerah permukiman
Warga yang tinggal di tenda sulit merasa tenang
Mawas diri, tulus, dan selalu bersyukur
Penghargaan meneguhkan tekad untuk membentangkan jalan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Agustus 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie